Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI

Mentoring teori kepenulisan, Asistensi Sinopsis lengkap, Edit Naskah, dan Mentoring Menulis Privat 2024-2025

Untuk info langsung WHATSAPP 0812-12-707-424 atau klik DI SINI

Dapatkan Informasi Postingan Terbaru Follow Tips Menulis Novel Gratis on WordPress.com

Hal yang sering ditanyakan dan salah dalam menulis novel adalah cara penulis kata hubung. Di Tips menulis novel gratis kali ini, Shirei mau membahas soal Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI.

Kalau mau simple, inilah jenis kata hubung menurut PUEBI yang dirangkum oleh ahlinya bahasa Indonesia, Pak Ivan Lanin.

jenis kata hubung konjungsi PUEBI
Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI

1. Kata Hubung Setara / Koordinatif

Ada dua kalimat setara, lalu diberi kata hubung. Harus diingat bahwa kata hubung koordinatif TIDAK BOLEH ditaruh di depan.

Contoh :

? Saya pergi dan dia pulang.

? Kau pilih aku atau dia?

? Meski aku mencintaimu, tapi kau tidak.

? Aku akan mengilang, sedangkan rasa ini akan tetap ada.

[Why contohnya nganu semua?] Ahahaha

2. Kata Hubung Bertingkat / Subordinatif

Kalau mau menghubungan kalimat bertingkat, kata hubung subordinatiflah jawabannya. Dia menghubungkan dua kalimat yang saling berkelanjutan. BOLEH ditaruh di awal kalimat.

Konjungsi bertingkat / subordinatif meliputi:

Hubungan Konjungsi
Pengandaian seandainya, sekiranya, andaikan
Syarat bila, asalkan, kalau, jika
Waktu sebelum, sesudah, sejak, setelah, sementara, ketika, sehingga, sambil, selama
Tujuan supaya, agar
Cara dengan
Penjelasan bahwa
Pemiripan seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,
Sebab oleh karena, karena, sebab
Konsesif sekalipun, meskipun, biarpun, walaupun


Contoh :

Seandainya waktu bisa diputar, aku tak akan pergi.

BACA JUGA :  Tips Naskah Wattpad Bisa Terbit Mayor, Indie, atau Self Publish 2021

? Aku akan di sini asalkan kau setia.

Sesudah hari itu, aku akan membuang duka.

? Aku akan belajar melupakanmu agar hatiku tak lagi membeku.

Sekalipun aku tahu kau berbohong, aku tetap berharap kau akan menyesal.

[ya Tuhan, kenapa contoh-contohku hari ini begini kabeh?]

3. Kata Hubung Berpasangan / Korelatif

Ini kata hubung yang terdiri dari dua kata yang berfungssi menggabungkan dua fakta dalam satu kalimat.

  • Baik … maupun …
  • Jangankan … pun …
  • Bukan hanya … melainkan …
  • Entah … entah …
  • Sedemikian rupa … sehingga …
  • Tidak hanya … tetapi (juga) …

Contoh :

Baik aku maupun dia merasa berduka.

Bukan hanya kematian melainkan perpisahan mampu menorehkan luka.

3. Kata Hubung Antarkalimat

Suatu kalimat dapat dihubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan konjungsi antar kalimat. Konjungsi antarkalimat meliputi:

No. Konjungsi Makna
1. dengan demikian, akibatnya konsekuensi atau akibat
2. sebaliknya, berbeda dengan kebalikan
3. kemudian, selanjutnya, setelah itu keadaan setelahnya
4. sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya keadaan sebenarnya
5. malahan, bahkan, tak hanya itu keadaan sebelumnya
6. akan tetapi, sayangnya, namun mempertentangkan keadaan sebelumnya
7. biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian kesediaan
BACA JUGA :  Tips Merevisi Novel yang Baik


Contoh :

? Dia memang sering meledekmu. Sebenarnya, dia menyukaimu.

4. Konjungsi Antar Paragraf

Analog dengan dua jenis konjungsi di atas, konjungsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering digunakan adalah terlebih lagi … , disamping … , oleh karena itu … , berdasarkan … , jadi … .

Contoh:

Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi, sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.

Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.

Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit menjadi susah untuk dievakuasi.

Konjungsi Berdasarkan Fungsi

Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Berikut adalah jenis jenis konjungsi berdasarkan fungsi:

No. Konjungsi Contoh
1. aditif dan, serta, lagipula
2. pertentangan tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun
3. disjungtif maupun, baik … baik … , entah … entah … , atau … atau …
4. waktu setara : sebelumnya, setelahnya; bertingkat :ketika, bila, sampai, demi, sementara, semenjak, tatkala, seraya
5. final supaya, agar, untuk
6. sebab karena, sebab, karena itu, sebab itu
7. akibat sehingga, akibatnya, sampai
8. syarat asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau
9. tak bersyarat walaupun, biarpun, meskipun
10. perbandingan seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-akan, sebagaimana
11. korelatif tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, semakin…semakin, baik…maupun
12. penegas yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya
13. penjelas bahwa
14. pembenaran walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun
15. urutan lalu, kemudian, mula-mula, pertama
16. pembatasan kecuali, asalkan, selain
17. penanda terutama, umpama, paling utama
18. situasi padahal, sedangkan, sambil
BACA JUGA :  Cara Bikin Premis Novel yang Konsisten

Semoga Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI ini membantu, ya!

[disadur dari github IvanLanin dan dosenbahasa]

14 thoughts on “Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI”

  1. Saran dari saya,setiap kalimat maupun contoh seharusnya diberikan artikel penguat maupun referensi sehingga banyak adik-adik diluar sana yang bisa terbantu dengan kata-kata yang mungkin kurang jelas,mungkin itu saja masukan dari saya

    Reply
    • sebenernya ini web untuk remajaa ke atas. Khusus yg dipakai untuk kepenulisan novel. Namun, makasih masukannya

      Reply
  2. Wah banyak sekali ya kata konjungsi ini, saya baru memakainya sedikit dan banyak salahnya hehe, makasih ya mba shirei

    Reply
  3. Saya tak pernah terpikir untuk menulis topik bahasan gini. Berat, ha ha. Cenderung lebih suka mengulas fenomena berbahasa atau keterangan suatu kata.
    Bahasan kayak gini harus lebih sering ada karena penulis ‘kan mesti bertanggung jawab dengan tulisannya, entah dia penulis atau cuma orang yang suka nulis. Tiada bedanya! Jangan sampai menyesatkan pembaca.
    Oh ya, sekadar tambahan koreksi, maaf, ada kata yang salah di-nya, mesti disatukan untuk di samping dan diminta. Kebalik, tuh, masa disamping dan di minta. He he. Semangat, Teh.

    Reply

Leave a Comment

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.