Mau belajar menulis novel 2025-2026?
Buka mentoring menulis novel, baik umum, asistensi sinopsis, dan privat.
Langsung Whatsapp 081212707424 untuk info lebih lanjut.
4 Panduan Lengkap Beda Kata Depan dan Imbuhan
Kalau mau di media sosial, kadang ada post protes, “Kok bisa sih, nulis DIJUAL, tapi DI JUAL?”, dll
Nah, kapan sih kita tahu mana kata yang dipisah, mana yang digabung?
Di postingan kali ini, Shirei mau kasih 4 Panduan Lengkap Beda Kata Depan dan Imbuhan , jadi teman-temang nggak usah khawatir salah lagi. Aamiin
Kata Depan vs Imbuhan: Bedanya Mana? (EYD / PUEBI)
Bahasa Indonesia sering terlihat sederhana, tapi ada jebakan kecil yang suka bikin kita salah ketik atau salah eja. Salah satunya: menulis kata di / ke / dari / se / ber / di- sebagai kata terpisah atau imbuhan melekat. Kesalahan paling umum: menulis dimana (salah) atau di mana (benar), dijual (benar) atau di jual (salah). Artikel ini menjelaskan aturan secara praktis menurut EYD lengkap dengan contoh dan trik cepat supaya nggak salah lagi. Shirei nggak akan bahas secara asal kata, ya. Langsung ke penggunaan sehari-hari dalam tulisan saja.
Apa beda kata depan dan imbuhan?
Sebelum ke contoh, kenali dulu perbedaan fungsi:
- Kata depan (preposisi) seperti di, ke, dari, pada adalah kata yang menunjukkan hubungan tempat, waktu, arah, dan sebab. Mereka berdiri sendiri dan diikuti oleh kata benda atau frasa nominal. Contoh: di rumah, ke sekolah, dari kantor, pada hari Senin.
- Imbuhan (awalan/prefiks, sufiks, sisipan) adalah unsur kata yang melekat pada kata dasar untuk membentuk kata baru (kata kerja, kata benda, kata sifat).
Contoh imbuhan: di- (kata dasar), ke- (kata dasar), se- (kata dasar), ber-, pe-.
Contoh: dijual, kekuasaan, seorang, bersenang.
Intinya: kalau fungsinya menandai tempat/waktu/arah → pisah. Kalau fungsinya membentuk kata kerja pasif/nomina/adjektiva → melekat.
Kasus “di” dan “ke” yang sering bikin salah
“di” sebagai kata depan (terpisah)
di + kata benda menunjukkan lokasi/posisi, jadi tulis terpisah.
- Contoh:
- Buku itu ada di meja.
- Kami bertemu di depan toko.
Kalimat uji: Kalau kamu bisa bertanya “Di mana?” tentang lokasi itu, berarti di adalah kata depan dan harus terpisah.
“di-” sebagai imbuhan pasif (melekat)
di- yang melekat membentuk kata kerja pasif. Maka melekat pada kata dasar tanpa spasi.
- Contoh:
- Buku itu dijual oleh toko.
- Surat itu ditandatangani oleh kepala sekolah.
Kalimat uji: Jika kata itu menjawab pertanyaan “apa yang dilakukan?” atau bisa ditambahkan kata oleh (seseorang) → kemungkinan besar itu imbuhan di- dan harus dilekatkan.
Di mana vs Dimana — Dijual vs di Jual
Di mana (benar) — Dimana (salah)
- Di mana adalah frasa tanya (kata tanya + kata depan). Menurut kaidah, ditulis terpisah: di mana.
- Contoh: Di mana jilbab biruku? → benar
- Dimana (menyatu) bukan bentuk baku. Hindari menulis ‘dmn’ atau ‘dimana’ dalam tulisan formal.
Dijual (benar) — di Jual (salah)
- Dijual (satu kata) berarti menjadi kata kerja pasif: barang itu dijual (oleh seseorang/oleh toko).
- Contoh: Ibu dijual? (bukan konteks yang biasa, tapi kata kerja pasif)
- di jual terpisah akan terlihat keliru bila maksudnya sebagai kata kerja pasif→ dijual.
“Ke” dan “dari”
- Ke sebagai kata depan (tujuan) ditulis terpisah: ke sekolah, ke pasar.
- Ke– sebagai imbuhan dapat melekat pada kata untuk membentuk kata lain, misalnya kebahagiaan (bentuk pembentukan kata). Kalau fungsinya prefiks pembentukan nomina → melekat.
- Dari biasanya kata depan (asal), jadi terpisah: dari rumah, dari sekolah.
- Tidak ada bentuk imbuhan dari- yang umum, jadi hampir selalu terpisah.
Imbuhan lain yang sering keliru: “se-”, “pe-”, “ber-”, “ter-”
“se-” (ser- / satu) — melekat
- se- sebagai awalan yang berarti ‘satu’ atau ‘pada tingkat tertentu’ biasanya melekat pada kata: seorang, sebuah, seribu, sehari.
- Contoh salah yang sering muncul: se orang (salah) → yang benar: seorang.
H3: “pe-” / “ber-” / “ter-” — melekat
- Imbuhan pembentuk kata kerja atau nomina: penulis, berlari, tertawa — semuanya melekat.
- Jangan pisahkan: pe nisah (salah), ber lari (salah).
4 Tes praktis cepat untuk menentukan: dipisah atau dilekatkan?
Jika masih ragu, pakai beberapa tes praktis ini:
Tes 1 : Fungsi tatabahasa
- Jika di / ke / dari menunjukkan lokasi/asal/tujuan, maka terpisah. (di rumah, ke sana, dari Jakarta)
- Jika di- adalah tanda pasif (membentuk kata kerja), maka melekat. (dibaca, dilihat, ditulis)
Tes 2 : Bisa diberi kata “oleh”?
- Jika bentuk yang dimaksud cocok ditambahi oleh (seseorang) → itu biasanya pasif → melekat.
- Contoh: Surat itu ditandatangani oleh kepala sekolah → ditandatangani (melekat).
Tes 3 : Apakah setelah “di/ke/dari” mengikuti kata kerja atau kata benda?
- di + kata benda → kemungkinan kata depan (pisah).
- di meja (meja = benda) → di pisah.
- di- + kata kerja dasar → imbuhan (melekat).
- dimaafkan (maaf = kata dasar berfungsi verbal) → di- melekat.
Tes 4 : Bisa diganti imbuhan me-
- dijual = menjual. -> gabung
- di kamar = mengamar -> pisah [ karena bukan pasif aktif lagi]
Daftar kesalahan umum & koreksinya
Salah (biasa muncul) | Benar |
---|---|
dimana | di mana |
kemana | ke mana |
di jual | dijual (benar) |
di jual (ditulis terpisah, maksud pasif) | dijual |
se orang | seorang |
ber lari | berlari |
dirumah | di rumah |
kerumah | ke rumah |
Tips praktis untuk penulis & editor
- Buat checklist singkat: setiap kali melihat di/ke/dari/se/ber/pe, tanyakan fungsi kata itu. Kalau lokasi → pisah. Kalau pembentukan kata → lekat.
- Gunakan find-replace di teks panjang untuk menemukan pola umum (mis. “ dimana” atau “kemana”) lalu periksa satu per satu.
- Baca keras-keras: kadang telinga lebih cepat menangkap keganjilan: “Aku di rumah” terdengar benar, “Aku dirumah” terdengar salah.
- Pasang catatan EYD di monitor atau buku panduan kecil: aturan ini sering terlupa saat terburu-buru.
- Gunakan kamus dan pengecek bahasa: meskipun tidak sempurna, alat bantu bisa menandai kesalahan umum.
Terakhir, jangan lupakan gambar ini. Wakakakak ini gambar yang selalu Shirei pakai untuk ngajarin soal
4 Panduan Lengkap Beda Kata Depan dan Imbuhan
Kebayang, kan?
Menulis rapi soal pemakaian kata depan dan imbuhan bukan soal formalitas semata. Ini soal kejelasan komunikasi. Satu spasi yang benar bisa mengubah fungsi kata—dari menunjukkan lokasi menjadi membentuk kata kerja pasif—dan itu mempengaruhi makna kalimat.
Kalau kita latih kebiasaan bertanya: Apakah ini menunjukkan tempat/arah/asal? atau Apakah ini membentuk kata kerja pasif atau kata turunan? , kita akan semakin jarang menulis dimana atau di jual yang sebenarnya keliru.
Semoga panduan ini membantu. Coba terapkan cheat-sheet di bawah setiap kali menulis.
Kalau teman-teman ada pertanyaan, boleh tulis di kolom komentar. Atau misal mau belajar menulis, Shirei juga open kelas menulis, yaaaaaa