Pertanyaan paling sering menyoal Prolog dan epilog adalah gimana cara membuatnya? Namun, ada baiknya kita memahami dulu apa sih prolog dan epilog itu sebelum bergerak ke cara membuatnya.
Menurut KBBI kita tercinta, inilah pengertian mereka :
pro·log n pembukaan (sandiwara, musik, pidato, dsb); (kata) pendahuluan; peristiwa pendahuluan:sandiwara dibuka dng — yg diucapkan oleh pemeran utama
epi·log /épilog/ n Sas 1 bagian penutup pd karya sastra, yg fungsinya menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang aktor pd akhir cerita; 2 pidato singkat pd akhir drama yg memuat komentar tt apa yg dilakonkan; 3 peristiwa terakhir yg menyelesaikan peristiwa induk
Nah, setelah mengetahui pengertian prolog dan epilog, maka inilah :
Tutorial Membuat Prolog dan Epilog Novel
Berikut salah satu contoh prolog novel SciFi-Action-family Shirei berjudul Blood Beyond the Blue Gate [Boleh kalau ada yang mau sara judul baru] Wahahaha
Pendek kan? Nggak perlu ribet kok. Panjang boleh, pendek pun nggak masalah.
Terus Prolog Wajib nggak sih?
Enggak.
Trus kenapa prolog dibuat?
Kata Mad Dog sih, “Biar gereget!” Hehehe
Prolog buat Shirei seperti pemancing rasa penasaran buat yang baca. Namun, nggak semua cerita membutuhkan pemancing.
Trus apa yang harus ada dalan prolog?
Prolog enggak musti ngambil dari potongan adegan di bab tengah secara persis. Bisa gubahan atau bahkan justru enggak ada sama sekali di bab-bab lain. Buat Shirei, prolog bisa dikatakan sebagai kunci cerita kita. Sesuatu yang membuat cerita kita bergerak.
Jika bab satu tidak cukup kuat untuk menarik pembaca bertahan untuk membaca, makaa prolog diperlukan.
Sebaliknya, jika sejak awal bab satu diluncurkan, sudaha cukup menahan pembaaca untuk terus membaca, maka prolog tak dibutuhkan.
Sekali lagi, ini hanya cara Shirei membuat prolog. Bukan sesuatu ilmu yang saklek. Teman-teman bisa mengubah dan mengadaptasinya sesuka hati.
Lalu epilog?
Penutup cerita
Haruskah ada epilog?
Tidak. Boleh ada prolog tanpa epilog. Namun, tidak boleh ada epilog tanpa prolog.
Kenapa? Bukankah ada buka yang pakai prolog, tapi nggak ada epilog.
Mungkin Shirei mantan pemrogram kali, ya. Sudah sejak awal prinsip Shirei adalah “Sesuatu yang dibuka harus ditutup”. Jika memang ada garis MULAI, kenapa tidak ada garis FINISH?
Sekali lagi, nggak ada aturan saklek soal ini. Silakan aja mau gimana.
Cara bikin Prolog gimana?
1. Cari konflik yg bisa bikin pembaca kepo
2. Sebaiknya tulis dalam 500 kata atau kurang. Shirei malah cuma 200 kurang. Ahahah Namun, mau tulis panjang pun terserah. Shirei hanya menjelaskan yang Shirei nyaman. Buat Shirei, prolog singkat, padat, dan jelas akan lebih menggigit daripada yang panjang.
3. Prolog nggak boleh ada hubungannya sama chapter satu. Kalau berhubungan, mending dijadikan bab satu aja, kan?
4. Jangan bertele-tele.
Cara bikin epilog gimana?
1. Mirip-mirip prolog, bedanya hanya dia merupakan penyelesaian masalah.
Contoh Epilog?
Sila baca semua kakarya wattpad Shirei. Kalau di-spoiler kan nggak asik. Ahahaha
Nih, contoh prolog lain dari novel terbaru Shirei yang berjudul Monokrom – Akankah Asa Terhalang Warna?
Sekali lagi:
Untuk jumlah kata prolog, bukan sesuatu yg mengikat. Sudah lama pernah diskusi soal ini di grup FB, dan kesimpulannya, umumnya prolog itu singkat, padat, jelas. Namun, untuk prolog-prolog yang membutuhkan penjelasan rinci seperti seting dunia, dll boleh panjang.
Ada istilahnya gitu chapter pembuka yang menjelaskan soal setting, masa lalu dll. Shirei lupa. Catatan diskusinya ilang bersama HDD yang rusak. Kalau ada yang bs kasih penjelasan, Shirei akan sgt terbantu.
Ada pertanyaan?
Thanks ma, jadi tercerahkan, wkwkwk
nanya ya kak
boleh ngga kalo epilog menjelaskan dari sudut pandang beberapa tokoh? jadi epilognya ada beberapa bagian gitu kak?
Ga ada aturan khusus sih. permah lihat gitu jg
kak mau nanya, klo epilog itu bsa diambil dari salah satu konflik dalam cerita nggak?
Konklusi konflik epilog itu. Closing. Ga boleh ada konflik lg
Pingback: M