Mau belajar menulis novel 2025-2026?
Buka mentoring menulis novel, baik umum, asistensi sinopsis, dan privat.
Langsung Whatsapp 081212707424 untuk info lebih lanjut.
Menulis prolog kadang terasa menakutkan.
Jangankan mulai menulis, baru mikir ‘enaknya pakai prolog atau tidak’ saja, udah bikin sakit kepala. Kadang malah ragu karena takutnya prolog tidak sepenting itu untuk dituliskan.
Akibatnya, menulis satu paragraf saja rasanya berat, apalagi meyakinkan diri kalau prolog ini perlu untuk memulai sebuah novel panjang.
Padahal, prolog adalah gerbang utama yang menyapa pembaca. Memang opsional, tapi akan lebih indah, bukan? Sayangnya, jika gerbangnya rusak, banyak yang akan berhenti sebelum masuk.
Shirei ingin menegaskan kembali kalau prolog bukan “tambahan”, melainkan kesempatan emas untuk memikat hati pembaca dalam waktu singkat.
Sebelum kita bahas secara rinci, ingat:
Setiap kata di prolog harus punya tujuan—membangun suasana, memunculkan rasa penasaran, dan memperkenalkan suara narasi novel kita.
7 cara membuat prolog novel memikat
Berikut tujuh langkah praktis agar prolog yang kita tulisnggak sekadar “bab nol” tapi benar-benar pembuka yang menggoda.
1. Tentukan Tujuan Prolog
Prolog perlu fungsi jelas: kasih misteri, perkenalkan karakter, atau sorot dunia fiksi.
- Misteri: Berikan satu teka-teki yang memancing pertanyaan. Contoh: “Memangnya mayat bisa berjalan sendiri?”
- Karakter: Sapalah pembaca lewat sudut pandang unik—bisa kutipan dialog internal atau kilas balik singkat. Ingin mati saja.
- Dunia: Tunjukkan elemen dunia fiksi yang berbeda—sekilas satu detail besar: menara berapi-abadi, suara genderang di pegunungan. Di gurun gersang, darah yang mencuar di udara menambah rasa mendidih di dada.
Pilih salah satu tujuan utama agar prolog tidak terkesan “asal taruh.”
2. Buat Hook yang Mengunci Pembaca
Empat kalimat pertama harus bikin “wow” atau “apa ini?”
- Pakai Kalimat Pendek & Menggigit:
“Aku tidak lahir dari seorang wanita.” - Berikan Aksi Ringan:
“Darah yang menggenangi tanah perlahan lesap dalam celah batu.” - Atau Kutipan Dialog yang Misterius:
“Berapa harga keperawananmu, Clay?”
Jika hook berhasil, pembaca akan terus scroll atau swipe.
3. Batasi Panjang Prolog (300–500 Kata)
Ingat pembaca online suka cepat—jangan paksa mereka baca 1.000 kata di prolog.
Sebenarnya tidak ada aturan khusus untuk harus di bawah 500. Kayak banyak cerita yang prolognya puanjang demi world building. Namun, ini secara umum saja di platform, ya.
- Idealnya 1–2 Paragraf Panjang: Cukup satu sketsa situasi dan satu cliffhanger.
- Kalau Butuh Lebih: Pecah jadi Bab 1 jika kontennya panjang.
- Cermati Kecepatan Baca: Rata-rata pembaca butuh 3–5 menit untuk prolog, jadi jaga agar tak terlalu memakan waktu.

4. Gunakan Panca Indera untuk Hidupkan Suasana
Deskripsi di prolog bukan bab 1. Jadi, pilih satu indera utama.
- Aroma: “Bau darah kering memenuhi ruangan sempit itu.”
- Suara: “Dentuman genderang bergema di bawah kaki.”
- Visual: “Lampu neon memercikkan kilau hijau di dinding retak.”
- Sentuhan: “Angin dingin merayap di dekat tulang selangka.”
- Rasa: Pahitnya seperti aroma kematian di leherku.
Fokus satu atau dua indera agar pembaca benar-benar ikut merasakan.
5. Sisipkan Detail Unik—Tanpa Over-Detail
Satu detail kecil lebih kuat dari paragraf panjang.
- Contoh Detail:
- Pola retak pada kaca jendela tua.
- Tetesan tinta yang mengering di sudut halaman buku.
- Hindari: Menulis seluruh gaya arsitektur bangunan atau jenis rempah satu-satu.
- Tip: Jika detailnya terlalu banyak, anggap itu data awal—ringkas menjadi satu metafora kuat.
6. Pastikan Suara Narasi Konsisten
Prolog adalah showcase gaya bahasamu; jangan tiba-tiba beda tone di Bab 1.
Kadang, Shirei juga melanggar ini. Namun, Shirei pribadi, lebih suka stay on one POV. Jika prolog POV 1, maka lainnya juga.
- First-Person POV: Dekat dan emosional.
- Third-Person Limited: Boleh sisipkan pikiran tokoh, tapi tetap fokus satu sudut pandang.
- Third-Person Omniscient: Lebih luas, tapi tetap jaga tone deskriptif atau prosaik sesuai genre.
Bayangkan pembaca masuk rumahmu—mereka harus merasakan “vibe” yang sama ketika pindah ke ruangan berikutnya.
7. Revisi & Refine—Lalu Endapkan Naskah
Jangan langsung revisi! Endapkan 1–2 hari.
- Checklist Revisi Prolog:
- Tujuan prolog tercapai?
- Panjang ideal (300–500 kata)?
- Satu hook memukau?
- Satu detail panca indera?
- Satu detail unik, tanpa over-detail?
- Tone dan POV konsisten?
- Tanpa spoiler utama?
- Endapkan: Jauhkan draft, lalu baca ulang dengan pikiran fresh.
- Final: Cek typo, susun ulang kalimat untuk kelancaran baca.
7 cara membuat prolog novel memikat
Baca ulang strategi di atas, lalu terapkan satu per satu saat menulis prolog.
Ada yang mau ditanyakan dari 7 cara membuat prolog novel memikat ini?
Tips mana yang paling sulit?
Menulis prolog yang memikat bukan soal bakat, tapi teknik dan konsistensi. Dengan menerapkan tip di atas, Shirei percaya, Insyaallah setiap susuna kata akan menghasilkan gerbang cerita yang tak terlupakan.