6 Cara Penulisan Angka dan Bilangan dalam Novel sesuai EYD 2025

Mau belajar menulis novel 2025-2026?
Buka mentoring menulis novel, baik umum, asistensi sinopsis, dan privat.
Langsung Whatsapp 081212707424 untuk info lebih lanjut.
BACA JUGA :  Blog Walking Group Indonesia

6 Cara Penulisan Angka dan Bilangan dalam Novel sesuai EYD 2025

Penulisan angka dalam novel memiliki dua tujuan: menjaga kaidah bahasa baku dan mendukung alur cerita serta karakterisasi. Kaidah utama mengacu pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima).

Kapan Gunakan Angka? Kapan Gunakan Huruf?

Kadang kita bingung kapan sih harus pakai angka, kapan juga harus pakai huruf?

Aturan sederhana yang perlu diingat adalah:

1. Gunakan Huruf (Kata): Untuk menyatakan bilangan yang dapat ditulis dalam satu atau dua kata
2. Gunakan Angka (Simbol): Untuk menyatakan bilangan yang ditulis lebih dari dua kata atau dalam konteks tertentu yang membutuhkan kejelasan dan efisiensi.

Mengapa penulisan angka dan Bilangan dalam Novel harus sesuai EYD 2025

 

6 Cara Penulisan Angka dan Bilangan dalam Novel sesuai EYD 2025

 

ATURAN DETAIL & CONTOH APLIKASI DALAM NOVEL

 

1. Bilangan di Awal Kalimat
Semua bilangan yang mengawali kalimat harus ditulis dengan huruf.

Salah :
23 orang tewas dalam kecelakaan itu.”
500 kilo beras disumbangkan untuk korban banjir.”

BACA JUGA :  Scarlet Awards 2021 Penghargaan Fiksi Kriminal Indonesia

Benar :

Dua puluh tiga orang tewas dalam kecelakaan itu.”
Lima ratus kilo beras disumbangkan untuk korban banjir.”

Tips : Jika bilangan itu besar dan rumit dieja, ubah struktur kalimatnya.

“Kecelakaan itu menewaskan 23 orang.”
“Beras sumbangan untuk korban banjir mencapai 500 kilo.”

2. Bilangan di Bawah Sepuluh (1-9) dan Bilangan di Atasnya (10 ke atas)
Bilangan satu sampai sembilan ditulis dengan huruf.
Bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata sebaiknya ditulis dengan huruf (mis. satu, dua belas, seratus). Jika penulisannya panjang atau berupa data teknis, angka numerik boleh dipakai.

Contoh:
“Ayah membeli tiga ekor kambing dan seekor sapi.”

“Rian adalah satu dari 12 anak yang lolos seleksi.”
“Perusahaan itu mempekerjakan lebih dari 100 orang.”

Ada selingkung penerbit yang memiliki aturan tambahan. Jika bilangan-bilangan itu digunakan dalam satu kelompok yang sama untuk perbandingan atau daftar. Konsistensi adalah kunci.

“Dari 5 anak itu, 3 laki-laki dan 2 perempuan.” (Ditulis angka semua untuk konsistensi dan kejelasan dalam perbandingan).
“Usia ideal anaknya: 8 tahun, 12 tahun, dan 15 tahun.” (Ditulis angka semua karena dalam satu seri).

3. Bilangan Besar (Ratusan, Ribuan, Jutaan, Miliaran)
Ditulis dengan angka. Gunakan tanda titik (.) sebagai pemisah ribuan, jutaan, dst. Tanda koma (,) hanya untuk desimal.

Contoh:
“Gaji pertamanya Rp5.000.000 langsung habis untuk membeli laptop.”
“Kota ini dihuni oleh lebih dari 1.500.000 jiwa.” (1,5 juta jiwa)
“Dia melangkah sejauh 42,195 km dalam marathon itu.” (Desimal)

BACA JUGA :  Batasan Pornoliterasi

4. Bilangan Pecahan, Persentase, dan Decimal
Ditulis dengan huruf dan menggunakan tanda hubung. Semoga ketulis di blog ahahah
“Dia hanya memberikan setengah bagiannya.” (½)
“Tambahkan tiga-perempat sendok teh garam.” (¾)
“Diskonnya mencapai 50% untuk semua item.”
“Keyakinannya 100% ada padamu,” katanya.
Suhu tubuhnya 38,5 derajat Celcius.”

5. Penulisan Waktu, Tanggal, dan Nomor
Tulis tanggal dan jam dengan angka (mis. 12 Mei 2025, pukul 07.30). Jika kalimat dimulai dengan tanggal, ubah susunan agar tidak dimulai oleh digit.
“Dia janji Pukul 08.00.
“Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945.”
“Hubungi saya di nomor 0812-3456-7890.”
“Ia tinggal di Jalan Merdeka No. 27.”

6. Angka yang Menyatakan Nama (Klasifikasi)
 Gunakan angka Romawi, dan diikuti dengan tanda titik.

Contoh:
“Raja George VI adalah seorang pahlawan baginya.”
“Perang Dunia I mengubah peta politik global.”

Checklist untuk proofreading naskah
  1. Apakah ada angka yang memulai kalimat? Ubah susunan atau tulis menggunakan huruf.

  2. Apakah aturan angka kecil (1–12) konsisten sesuai gaya yang dipilih?

  3. Ukuran, jam, uang, dan persentase ditulis dalam format numerik baku bila perlu?

  4. Tanggal dan waktu konsisten formatnya di seluruh naskah?

  5. Penomoran bab/daftar seragam (Romawi atau Arab)?

  6. Dialog dibaca keras-keras: apakah angka terasa natural dalam ucapan tokoh?

     Tips akhir untuk penulis novel

  • Prioritaskan kenyamanan pembaca. Jika angka numerik memecah nada prosa, lebih baik menulis dengan huruf.

  • Buat style sheet singkat di awal editing: aturan untuk angka, format uang, tanggal, dan ukuran. Simpan sebagai referensi saat revisi. Ini menjaga konsistensi.

  • Manfaatkan pencarian otomatis di pengolah kata untuk menemukan inkonsistensi (mis. campuran 5 dan lima di konteks yang sama).

  • Konsultasikan dengan editor/penerbit jika naskah akan diterbitkan—penerbit sering punya preferensi format khusus.

BACA JUGA :  Cara Menulis Novel dari Kisah Nyata

Penulisan angka bukan sekadar soal aturan; ia bagian dari alat gaya penulis. Memahami EYD dan menerapkannya dengan konsisten membantu menjaga alur, suasana, dan kenyamanan membaca. Untuk novel, pilih gaya yang mendukung nada cerita dan pastikan konsistensi lewat style sheet.

Demikianlah 6 Cara Penulisan Angka dan Bilangan dalam Novel sesuai EYD 2025. Kalau ada yang salah, tolong berkabar. Khawatir Shirei kurang update dengan yang baru. Terima kasih

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top