Menulis Novel

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel

Sering kali kita bingung, bagaimana caranya kalau mau menulis novel? Apakah harus disusun dan direncanakan dengan baik? Ataukan cukup berpatokan dengan ide dasar, selanjutnya bisa ngarang bebas sesukanya? Di Website Tips Menulis Novel Gratis ini, Shirei mencoba untuk mengupas tipe-tipe cara menulis novel yang Shirei tahu. Dengan mengetahui tipe-tipe tersebut, diharapkan teman-teman bisa memilih manakah yang paling cocok buat dipakai. Tipe-Tipe Cara Menulis Novel Sebelum, Shirei mulai, akan Shirei tegaskan bahwa cara-cara yang Shirei sebutkan bukanlah hal yang saklek alias kaku dan tak bisa diubah. Tips menulis novel berbeda dengan rumus matematika yang memiliki banyak aksioma. Kecuali kasus PUEBI dan KBBI, penulis bisa menyesuaikan diri dengan apa pun yang ia inginkan. Kenapa sih, kita harus mengetahui tipe-tipe Cara menulis novel ini? Soalnya, kalau nggak tahu cara yang cocok, maka biasanya akan banyak efek sampingnya. Contohnya : Terlalu banyak berpikir tentang apakah cara ini cocok untuk kita? Kenapa setiap kita menulis malah stuck dan tidak selesai? Bahkan bisa bosen di tengah jalaan. Untuk mencegah novel kita sampai tidak selesai, kita harus bisa menemukan cara menulis novel yang paling cocok dengan kepribadian kita. Berikut penjelasan (ala Shirei) tentang tipe-tipe Cara menulis novel ini : 🏵A. Tipe Menulis Spontan Tipe ini adalah tipe yang mengandalkan refleks dan intuisi selama menulis. Biasanya yang terlintas di kepala hanya karakter dan konflik utama. Setelah itu semua berjalan dengan sendirinya. Menulis tanpa patokan dan bahkan banyak yang belum tahu akan seperti apa akhir cerita. Penulis tipe ini mengandalkan karakter mereka untuk menggerakkan cerita. 🏵B. Tipe Menulis dengan Kerangka Detail Tipe yang biasanya menjabarkan masalah utama menjadi masalah-masalah kecil, dalam sebuah kerangka karangan. Setiap bab sudah diatur mau menulis apa saja hingga tamat. Penulis berjuang keras di awal memeriksa plot hole, dll, tapi nyaris santai saat eksekusi. 🏵C. Tipe Campuran Biasanya tipe ini menggunakan sistem tiga babak. Mereka hanya menentukan karakter, awalan, klimaks, dan akhir. Cerita akan berjalan dibimbing oleh keputusan karakter. Mereka punya pegangan, tapi tidak terlalu mengekang. Bisa saja berubah kalau dirasa perlu. 💖💖💖 Nah, setelah memahami kita lebih nyaman yang mana, baru deh kita lakukan hal itu dalam perencanaan novel. Jadi, teman-teman pakai tipe yang mana?  

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel Read More »

20190912 092524 0000.png

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi

Hal paling sering salah dari kata sambung atau kata hubung adalah posisi peletakannya. Kita sering terbalik-balik antara ketiga kata di atas. Tidak banyak yang sadar kesalahan ini karena sudah sangat umum terjadi. Mungkin sejenis dengan kesalahan kata acuh dan hirau. Karenanitu, di post tutorial menulis novel gratis kali ini Shirei mau bahas : Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Sebenernya udah pernah dibahas di Instagram Shireishou dan Facebook Page Shireishou. Namun, nggak ada salahnya di blog juga dibahas Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi.Siapa tahu jangkauan lebih luas. Ahahaha Nah, kenapa sih mereka berbeda? Sebenernya yang membedakan adalah FUNGSINYA. Ada yang untuk menyambung INTRAkalimat, ada yang untuk menyambunh ANTARkalimat. Intrakalimat = di dalam kalimat Antarkalimat = antara dua kalimat. Jadi, misal kita PUNYA DUA FAKTA. Fakta 1 : Ibu lapar. Fakta 2 : Ibu ingin makan mi ayam. 💖 Kata hubung Intrakalimat : Ibu lapar DAN ingin makan mi ayam. 💖 Kata hubung Antarkalimat : Ibu lapar. OLEH KARENA ITU, ibu ingin makan mi ayam. Contoh lengkapnya kapan-kapan Shirei bahas. Bisa paham beda keduanya? 💜 Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi 💜 Banyak orang bingung di mana sebenernya naruh NAMUN dan TETAPI. . 💖 Sederhananya, NAMUN itu untuk ANTARKALIMAT. 💖 Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. 💡 Contoh : 🎵 Delan adalah orang yang ketus. Namun, dia selalu jujur. . 🎵 Delan adalah anak yang ketus, tetapi selalu jujur. . Gampang, kan? Setelah NAMUN dan TETAPI, kali ini giliran AKAN TETAPI dan TETAPI. Banyak orang salah ngira mereka sama, padahal beda. 💖 Sederhananya, AKAN TETAPI itu untuk ANTARKALIMAT. 💖 Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. 💡 Contoh : 🎵 Razza menyukai Keshwa. Akan tetapi, dia memilih jadi penguntitnya. 🎵 Razza menyukai Keshwa, tetapi hanya berani menguntit. BAGIAN TERAKHIR. Kali ini giliran TETAPI dan TAPI. . Di KBBI, TAPI adalah bentuk TIDAK BAKU dari TETAPI. . 💖 Dua-duanya berfungsi sebagai kata sambung INTRAKALIMAT 💡 Contoh : 🎵 Mirna bersuara imut, tetapi/tapi bertubuh mirip laki-laki. . 🎵 “Tapi, dia temanmu, lho!” Mirna tersentak . Untuk beberapa selingkung penerbitan, TAPI boleh ditaruh di depan dialog. TAPI juga boleh dipakai sebagai pengganti TETAPI di narasi meski tidak baku, tapi TIDAK BOLEH ditaruh sebagai kata hubung ANTARKALIMAT. 🔷🔷🔷 Semoga penjelasan tentang Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi ini bisa dipahami, ya. Silakan kalau ada pertanyaan.

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Read More »

20190911 061140 0001.png

Tips Menulis Novel Tanpa Macet

Bismillah. Apa teman-teman pas mau nulis novel sering merasa stuck alias macet? Pas udah siap di depan komputer, rasanya software menulis itu begitu suci dan polos hingga satu kata pun nggak muncul untuk mampu menodainya. Begitu pula saat pakai gawai ataupun buku tulis biasa. Rasanya halaman terlihat putih bersih? Berikut Tips Menulis Novel Tanpa Macet Semoga dengan tips ini teman-teman bisa menulis novel tanpa kendala sama sekali. Karena penyakit utama seorang penulis adalah stuck. 💖 Tips Menulis Novel Tanpa Macet kali ini membahas satu alasan utama yang bikin cerita kita macet dan nggak ketulis sama sekali. 😱 PERFEKSIONIS! Umumnya karena kita terlalu berpikir apa kata-kata yang akan kita tulis indah, apakah bisa bikin baper, dll. Akibatnya, bukannya malah banjir ide, kita justru ketakutan kalau-kalau cerita kita jelek dan nggak akan ada yang baca. Padahal, Tips Menulis Novel Tanpa Macet kali ini justru untuk menghindari perfeksionis! Lho? Piye kalau nggak perfect? Dibacanya ANCUR dong?! Oh, No! No! No! Aturan dasar menulis novel adalah : TULIS DULU, EDIT NANTI! Jika nanti butuh edit, maka boleh dibaca ulang dan perbaiki di sana-sini. Jadi, tulis saja yang ingin ditulis. Tuangkan aja semua ide meluber di dalam otak tanpa perlu kepikiran hal-hal teknikal selerti PUEBI, singkatan, kalimat efektif, diksi, dll. Pokoknya luapkan semua ide yang terlintas. Bahkan jika itu sekadar potongan-potongan kalimat yang absurd dan sama sekali tidak indah dibaca. Biar banyak typo, biar kalimatnya berantakan, biar dialog semua atau justru narasi semua. Enggak apa-apa dialog tag salah, yang penting adegan tergambarkan. Fokuskan tulisan kita untuk menceritakan adegan demi adegan dalam novel dengan jelas. Nggak perlu rapi, yang penting JELAS. Setidaknya kita sendiri ngerri tadi nulis apaan. Ahahaha Jangan sampe sangking absurdnya, kita sendiri lupa nulis apaan. 🤣 Setelah selesai, baru deh baca ulang dan perbaiki. Karena semakin kita mengabaikan kesempurnaan, akan semakin lancar kita menulis. Pikirkan kesempurnaan saat proses revisi. Itupun harus dengan porsi yang pas. Kapan-kapan Shirei buat tutorial menulis novel gratis tentang cara merevisi yang efisen, deh, InsyaAllah! Kalau teman-teman, biasanya stuck-nya kenapa? Semoga Tips Menulis Novel Tanpa Macet ini membantu, ya! Silakan kalau ada pertanyaan. With love, Shireishou

Tips Menulis Novel Tanpa Macet Read More »

Tips Menulis Novel

Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam

Sebagai penulis di platform mana pun (FB, Wattpad, bahkan media offline), kita tentu mengharapkan agar tulisan kita dibaca. “Anak istimewa” yang kita lahirkan penuh cinta kasih dan kebanggaan akan meniti perjalanannya di tengah banyak orang. Lalu, kita juga berharap tulisan kita bisa viral, terkenal, bahkan mungkin selain menjadi buku novel, juga diangkat menjadi layar lebar. Hal yang membuat kita sangat-sangat defensif terhadap kritikan adalah ketika kita merasa sangat bersusah payaah dan berjuang dalam menelurkan karya ini. Dari riset, proses penyusunan alur, plot, bahkan juga penulisan naskah. Sehingga, setelah kita merasa karya ini sebuah master piece, kita nggak rela kalau ada yang mengusiknya. Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam Lalu apa semua orang akan menyukainya? TIDAK. Kita harus bisa menerima bahwa “Kita tidak bisa membuat semua orang bahagia.” Akan ada orang-orang yang memberi masukan, “Coba deh anaknya dikasih baju warna merah. Pasti kelihatan lebih seger. Sekarang pucet banget anakmu kelihatannya.” Padahal, kita sukanya warna toska (eh ini Shirei banget). Lalu apa kita harus kesel kalau ada orang yang memberi saran? Tentu tidak! Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam Sebelum ngomel terhadap Kritik yang dilengkapi saran, sebaiknya kita ingat hal berikut : 1. Masih mending dikasih SARAN, nggak cuma dibilang, “Jelek amat sih! Hapus aja!” Ups. Pun kita dibegitukan, kita harus ingat poin ke dua. 2. Kita BERHAK menerima atau MENOLAK setiap usulan. Setiap saran yang masuk tentang karya kita, kita berhak menyaringnya. Ambil yang bagus, buang yang nggak relevan. 3. Ingat bahwa mereka yang memberi KRITIK DAN SARAN adalah mereka yang peduli dan ingin kita maju. Jadi jawablah dengan sopan, meski kita merasa mereka tidak sopan. Misal : “Lo lebay banget bikin cerita. Harusnya A nggak perlu begitu. Cukup begini aja.” Cukup balaslah, “Oh, makasih masukannya. Akan dipertimbangkan.” Pun seandainya kita nggak menerima usulan itu, si pemberi saran akan tetap merasa dihargai dan nggak kapok kasih masukan. Siapa tahu masukan berikutnya lebih mantab jiwa dan masuk akal! Karena itu, Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam merupakan awal agar kita enggak kepancing emosi 4. Jangan Defensif Shirei ngerti, siapa sih yang rela “anak kesayangan” yang dibikin susah payah dan dirasa sempurna malah ditemukan cacatnya? Namun, LANGSUNG membalas dengan berbagai dalih, alasan, dan pembenaran, tidak akan mengubah apa-apa. Buat Shirei lebih baik fokus untuk berterima kasih atas masukannya, lalu endapkan. Kalau hati sudah tenang, baru deh pelan-pelan kita telaah ucapan orang itu masuk akal apa tidak. Karena bersikap defensif terhadap kritikan, hanya akan membuat kita nggak maju. 5. Selalu ingat, tanpa pembaca, kita bukan siapa-siapa. Kita nggak bisa 100% berharap mendapat pembaca loyal yang hanya bisa memuji karya kita. Namun, apa pun jenis pembaca yang mampir dan berkomentar ke karya kita, sebaiknya kita hargai. Karena tanpa pembaca, kita bukan siapa-siapa. 6. Kalau ternyata ada yang hanya ingin menghujat, menghina, dan melecehkan kita (bukan karya kita) tanpa ada dasar jelas, daripada berdebat, nyalakan saja fasilitas BLOCK. Hehehehe So? Masih baper sama kritik? Semoga enggak, ya! Apalagi kalau kritiknya disertai saran yang bermanfaat. Segeeeer deh kalau memang bisa membuat karya kita lebih baik. Jadikan semua Kritik dan Saran menjadi wadah kita untuk berkembang, bukan untuk di-baper-in. Semoga Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam ini berguna

Tips Menghadapi Kritik Kasar dan Kejam Read More »

Tips pembagian chapter novel

Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger

Ada banyak yang bertanya gimana sih cara membuat pemotongan chapter / bab yang menegangkan dan mengggugah rasa penasaran pembaca. Kalau orang bule bilang, bukunya ‘page turner‘ banget deh. Asheeeeek! Yuk, kita mulai Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Pertama-tama, apa sih cliffhanger itu? cliff·hang·er/ˈklifˌhaNGər/noun an ending to an episode of a serial drama that leaves the audience in suspense. a story or event with a strong element of suspense. Jadinya, bisa diartikan sebagai akhir dari sebuah bagian / bab /chapter yang memberikan rasa ketegangan dan penasaran bagi pembacanya. Kenapa harus menggunakan cliffhanger, sih? Untuk menulis di platform daring, hal paling utama adalah menjaga agar pembaca nggak kabur di tengah jalan. Bisa dilihat kalau di platform daring, prolog biasanya menempati jumlah view terbesar. Lalu bagaimana kita bisa menjaga agar pembaca teruuus bertahan sampai dengan epilog. Diharapkan Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger bisa membantu pembaca bertahan hingga akhir Lalu apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat cliffhanger? Pada dasarnya, cliffhanger sudah bisa disusun sejak kita menyusun kerangka. Saat membuat kerangka, kita memecah alur yang sudah disusun dan memotongnya di bagian-bagian yang seru. Sama seperti tips menulis novel yang pernah Shirei buat tentang menyusun plot, alur, dan kerangka. Dengan begitu, Cliffhanger akan mudah tercipta. 2. Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger yang kedua adalah memastikan kalau potongan kalimat terakhir dari bab tersebut memancing rasa penasaran yang besar. Kalimat itu mampu membuat yang baca bertanya-tanya apa yang akan terjadi di chapter selanjutnya. Ini teori terdengar mudah, tapi kenyataannya susah. Karena kadang, yang kita anggep seru, ternyata nggak cukup seru buat pembaca. namun, jangan menyerah 3. Pastikan keseimbangan antara dialog dan narasi antar chapter. Memang akan ada chapter yang narasi melulu, tapi selipkanlah sedikit dialog, atau mungkin di chapter berikutnya bisa ditambahkan dialog. 4. Soal Jumlah kata Tidak ada aturan baku soal ini. Namun seperti yang Shirei tulis di atas, untuk penerbitan mayor, mereka lebih fokus ke jumlah halaman daripada jumlah kata. Jumlahnya 8-12 Halaman Times New Roman size 12 dengan paragraf 1,5. Sedang utuk di Wattpad, enggak ada aturan khusus. Hanya dari yang Shirei baca selama ini sih berkisar 1500-2000. Sebagai bukti, platform e-novel seperti comico.co.id mensyaratkan jumlah kata 1500-1700/bab. Tidak boleh kurang atau lebih. Jadi, yaaaa… ikuti saja. Karena pada dasarnya, kecepatan membaca manusia di gadget mengalaami penurunan sekitar 20% daripada kecepatan membaca buku biasa. Jadinya, jangan biarkan mata pembaca kelelahan dan justru nggak fokus menikmati cerita karena keburu capek dan bosan. 5. Beberapa adegan yang memancing penasaran. Keputusan protagonis yang menggantung Seseorang misterius muncul Konflik baru yang menegangkan Adegan seru yang dipenggal Fakta baru yang mencengangkan dll Nah, begitulah kurang lebih Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Silakan kalau masih ada pertanyaan, yaaa! Btw maaf agak susah update akhir-akhir ini, kesehatan keluarga lagi amburadul. Yang sakit macam bergilir. Dari bapaknya, nular ke yang kecil, lalu ke Shirei, sekarang kakaknya. Hadeuh. Belum Shirei sekarang alhamdulillah lagi hamil lagi. Ahahahahaha Jadi tambah roboh rasanya. Nggak kuat lama-lama duduk di depan PC. Bukan bermaksud mengabaikan blog. Insya Allah Facebook Page akan tetap update setiap hari dengan tips-tips sederhana. Jadi, yang mau daily tips, pantengin facebook page aja. Kalau blog diusahakan setiap minggu lah update. Syukur-syukur bisa 3x seminggu. Kalau lebih dari itu kayaknya nggak mungkin. Soakan Shirei dan keluarga selalu sehat, yaa! Semoga Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger membantu, ya!

Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Read More »

Cara Menulis Partikel Pun Lah Kah Tah Per

Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Ada banyak hal yang membuat cerita kita menarik. Salah satunya adalah pemilihan diksi dan kosakata yang mendukung terciptanya suasana dramatis pada cerita kita. Salah memilih kata, bisa menjadi awal kegagalan kita sebagai penulis. Banyak yang meminta tutorial memilih diksi di Website Tips Menulis Novel Gratis ini. Yuk, Shirei bagikan sedikit Tips Memilih Diksi dan Kosakata Menurut KBBI dik·si n Ling pilihan kata yang tepat dan selaras (dl penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (spt yg diharapkan) Shirei enggak akan ngebahas soal tata bahasa dan berbagai pengertian denotasi, konitasi dll ye. Shirei anggap, temen-temen semua udah mengerti apa itu kalimat baku, kalimat efektif , macam-macam makna kata [padahal Shirei juga masih suka salah]. Shirei lebih fokus pada gimana sih milih Diksi yang sesuai dengan cerita temen-temen. Fungsi Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Contoh sederhana gini: 1. Kue itu baunya harum 2. Kue itu aromanya harum Nah … Aroma sama bau kan sinonim tuh. Tapi, bau identik dengan sesuatu yang enggak enak. So, saat kita memilih aroma daripada bau, itu sudah termasuk diksi. Diksi adalah ‘pilihan kata’ yang kita ambil untuk mendeskripsikan sesuatu. Sekarang arti diksi udah jelas? Jelas ga jelas, kita lanjut [disepak ke Jupiter] Tips Memilih Diksi dan Kosakata yang harus diperhatikan dalam memilih Diksi yang sesuai 1. GENRE CERITA Jangan sampe Teen fiction tema ringan kayak love-love anak SMU gaol, bahasanya kaku banget dan puitis. Ngaku … Shirei begonooo di Novel One Step tp krn ia teenfic dg cerita DarkHurt, Shirei milih diksi gitu meski menuai protes. Orz Atau sebaliknya, nenek-nenek tua asli Jawa Timur di daerah terpencil, ngomongnya gue-elo. Atau Historical Romance, mendadak lo gue getoooh [disepak ke Saturnus] 2. CHARACTER Perhatikan perwatakan yang ngomong. Serius, ini teori terdengar mudah, praktiknya susah. Saat cowok berandalan nembak cewek, dia harus ngomong seperti apa. Terus kalau cowok nerd, gimana ngomongnya, etc. Dan KONSISTEN! Tiap-tiap karakter punya gaya bahasa. Apalagi yang POV 1. Wuih, kudu berjuang tuh buat nulis narasi dalam POV 1 yang sesuai sama karakternya. Berjuanglah para penulis POV 1. Shirei cm mampu bikin POV 1 di One Shot. Contoh : Ratih balita berumur empat tahun itu berseru, “Seyogianya kita berdikari mulai saat ini!” Kan konslet itu. Lol 3. SETING Seting juga memengaruhi penjelasan diksi kok. Kalau seting di luar negeri dengan orang2 asing sebagai karakter, jangan sampai make gue elo atau di narasi pakai bahasa gaol meski POV 1. Yang Shirei bingung malah kalau bikin fanfic, charnya ngomong slank Jepang kasar. Kalau bikin fanficnya bahasanya gimana tuh? Boleh ga gue-elo? (Gantian Shirei yg tanya) eheheh Dalam Tips Memilih Diksi dan Kosakata ketika kita nulis genre horror, mau jelasin setting kayak gini Suatu hari di bukit nan jauh, empat makhluk ajaib menari bergembira. Iya, dlm pandangan si Makhluk, mereka nari dengan gembira. Tapi, buat yg baca kan pingin nuansa mencekam. Akan sedikit lebih serem kalau: Tak pernah ada yang tahu mengapa suara derap langkah dan kekehan–yang menaikkan bulu roma–acap kali terdengar dari balik bukit itu. Di kejauhan tampak bayangan empat makhluk yang menari dengan gerakan ganjil. 4. KETEPATAN GUNA & EYD Ini masuk ke materi kalimat efektif ya. Aku dulu pernah bahas sedikit di chapter-chapter akhir One Step- Sejejak Langkah. Intinya, jangan sampai kita memilih kalimat yang justru membuat jadi ambigu. Ngacung yang masih lemah di kalimat efektif? [Shirei angkat tangan tinggi-tinggi]. Kalimat ambigu tuh kayak gini. “Tangan kanannya terluka.” Itu bisa jadi tangan kanan yang sesungguhnya [denotasi] atau yang kiasan [konotasi]. Kesimpulan: – Diksi yang baik jika pemilihan katanya tepat dan sesuai. Diksi bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang beda antara penulis adengan pembaca, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana [kayak bau sama aroma tadi]. – Diksi berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. – Diksi berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. – Jangan terlalu sering menggunakan diksi bahasa asing. Kalau misal mau pake istilah enggak umum, misal turqouise, kasih penjelasan. Contoh : Boneka ikan berwarna turqouise–hijau kebiruan–itu terlihat mencolok. Nah, kalau mau penjelasan lebih detail lagi, bisa ikut les premium Shirei tentang Diksi dan Kosakata. Ada tugas dan koreksi juga. Sampai jumpa di tutorial berikutnya. Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Tips Memilih Diksi dan Kosakata Read More »

Tips Menulis Prolog dan Epilog

Tutorial Membuat Prolog dan Epilog Novel

Pertanyaan paling sering menyoal Prolog dan epilog adalah gimana cara membuatnya? Namun, ada baiknya kita memahami dulu apa sih prolog dan epilog itu sebelum bergerak ke cara membuatnya. Menurut KBBI kita tercinta, inilah pengertian mereka : pro·log n pembukaan (sandiwara, musik, pidato, dsb); (kata) pendahuluan; peristiwa pendahuluan:sandiwara dibuka dng — yg diucapkan oleh pemeran utama epi·log /épilog/ n Sas 1 bagian penutup pd karya sastra, yg fungsinya menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang aktor pd akhir cerita; 2 pidato singkat pd akhir drama yg memuat komentar tt apa yg dilakonkan; 3 peristiwa terakhir yg menyelesaikan peristiwa induk Nah, setelah mengetahui pengertian prolog dan epilog, maka inilah : Tutorial Membuat Prolog dan Epilog Novel Berikut salah satu contoh prolog novel SciFi-Action-family Shirei berjudul Blood Beyond the Blue Gate [Boleh kalau ada yang mau sara judul baru] Wahahaha Pendek kan? Nggak perlu ribet kok. Panjang boleh, pendek pun nggak masalah. Terus Prolog Wajib nggak sih?  Enggak. Trus kenapa prolog dibuat? Kata Mad Dog sih, “Biar gereget!” Hehehe Prolog buat Shirei seperti pemancing rasa penasaran buat yang baca. Namun, nggak semua cerita membutuhkan pemancing. Trus apa yang harus ada dalan prolog? Prolog enggak musti ngambil dari potongan adegan di bab tengah secara persis. Bisa gubahan atau bahkan justru enggak ada sama sekali di bab-bab lain. Buat Shirei, prolog bisa dikatakan sebagai kunci cerita kita. Sesuatu yang membuat cerita kita bergerak. Jika bab satu tidak cukup kuat untuk menarik pembaca bertahan untuk membaca, makaa prolog diperlukan. Sebaliknya, jika sejak awal bab satu diluncurkan, sudaha cukup menahan pembaaca untuk terus membaca, maka prolog tak dibutuhkan. Sekali lagi, ini hanya cara Shirei membuat prolog. Bukan sesuatu ilmu yang saklek. Teman-teman bisa mengubah dan mengadaptasinya sesuka hati. Lalu epilog? Penutup cerita Haruskah ada epilog? Tidak. Boleh ada prolog tanpa epilog. Namun, tidak boleh ada epilog tanpa prolog. Kenapa? Bukankah ada buka yang pakai prolog, tapi nggak ada epilog. Mungkin Shirei mantan pemrogram kali, ya. Sudah sejak awal prinsip Shirei adalah “Sesuatu yang dibuka harus ditutup”. Jika memang ada garis MULAI, kenapa tidak ada garis FINISH? Sekali lagi, nggak ada aturan saklek soal ini. Silakan aja mau gimana. Cara bikin Prolog gimana? 1. Cari konflik yg bisa bikin pembaca kepo 2. Sebaiknya tulis dalam 500 kata atau kurang. Shirei malah cuma 200 kurang. Ahahah Namun, mau tulis panjang pun terserah. Shirei hanya menjelaskan yang Shirei nyaman. Buat Shirei, prolog singkat, padat, dan jelas akan lebih menggigit daripada yang panjang. 3. Prolog nggak boleh ada hubungannya sama chapter satu. Kalau berhubungan, mending dijadikan bab satu aja, kan? 4. Jangan bertele-tele. Cara bikin epilog gimana? 1. Mirip-mirip prolog, bedanya hanya dia merupakan penyelesaian masalah. Contoh Epilog? Sila baca semua kakarya wattpad Shirei. Kalau di-spoiler kan nggak asik. Ahahaha Nih, contoh prolog lain dari novel terbaru Shirei yang berjudul Monokrom – Akankah Asa Terhalang Warna? Sekali lagi: Untuk jumlah kata prolog, bukan sesuatu yg mengikat. Sudah lama pernah diskusi soal ini di grup FB, dan kesimpulannya, umumnya prolog itu singkat, padat, jelas. Namun, untuk prolog-prolog yang membutuhkan penjelasan rinci seperti seting dunia, dll boleh panjang. Ada istilahnya gitu chapter pembuka yang menjelaskan soal setting, masa lalu dll. Shirei lupa. Catatan diskusinya ilang bersama HDD yang rusak. Kalau ada yang bs kasih penjelasan, Shirei akan sgt terbantu. Ada pertanyaan? Semoga Tutorial Membuat Prolog dan Epilog Novel membantu, yaa!

Tutorial Membuat Prolog dan Epilog Novel Read More »

Tips Menyusun Plot Alur dan Kerangka

Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka

Setiap menulis novel, Shirei selalu menyusun premis dengan baik. Setelah premis ditetapkan dan yakin akan bertahan sampai akhir, Shirei bergerak ke langkah selanjutnya. Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka. Apa kita harus menulis plot, alur, dan kerangka? Buat Shirei, YA! Dengan mengetahui akan berjalan ke mana novel kita, umumnya kita nggak akan stuck dan malah tidak bisa menamatkan cerita. Semua yang akan kita tulis sudah tercatat dengan rapi. Tinggal masalah eksekusi aja. Lagipula, dalam kebanyakan Tips Menulis Novel gratis maupun berbayar yang Shirei ikuti, semua selalu kompak menyarankan penulis sebaiknya menggunakan sistem plot, alur, dan kerangka. Jadi, inilah Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka Menurut KBBI plot n Sas jalan (alur) cerita (dl novel, sandiwara, dsb) alur n 3 Sas rangkaian peristiwa yg direka dan dijalin dng saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian; 4 Sas jalinan peristiwa dl karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat); ke·rang·ka n 1 garis besar suatu gejala atau kejadian yg akan dibuat dl laporan lengkap dan resmi; Kesimpulan : Alur dan Plot itu serupa tapi tak sama. Maka di Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka kali ini, Shirei mencoba menjelaskannya secaraa singkat dan mudah. Alur adalah URUTAN kejadian berurutan yang disususun berdasarkan waktu. Plot adalah HUBUNGAN sebab-akibat sebuah peristiwa dengan peristiwa di sisinya. Di dalam alur, belum tentu ada plot, tapi di dalam plot pasti ada alur. Kerangka adalah garis besar dari alur dan plot yang dirancang ********************************* Tahapan plot [sudah disederhanakan bahasanya ala Shirei] Penjelasan akan pakai kisah Cinderela sebagai contoh, ya! a. Tahap pengenalan situasi dan tokoh cerita. Tokoh dan situasi cerita diperkenalkan. Dalam Cinderela diperkenalkan tentang kematian ibu kandung, lalu ibu tiri dan dua anaknya masuk ke dalam keluarga Ela setelah menikahi ayahnya, b. Tahap persiapan bakar konflik. Diperkenalkan kedua saudara tiri Ela ternyata sudah buruk rupa, buruk pula hatinya. Setelah ayah Cinderela pergi [atau tewas?], mereka jadi mengeluarkan sifat sesungguhnya yang menindas Ela sepuasnya c. Tahap ngipasin konflik di mana konflik akan semakin membesar. Lalu ada undangan pesta dansa ke Istana. Ela ingin ikutan, tapi tentu saja dilarang oleh keluarga tirinya. Ela diam-diam menjahit gaunnya sendiri dari sisa-sia kain yang dia temukan. d. Tahap tokoh mencapai titik intensitas puncak. Paling gereget! Saat Ela bersiap ke pesta, kedua saudara tiri dan ibu mereka melihat gaun yang dibuat Ela. Meski sederhana, Ela terlihat sangat cantik. Tak rela ada saiingan, mereka pun menghancurkan gaun Ela dan meninggalkannya di rumah. e. Tahap penyelesaian Ibu peri datang dan memberi Ela gaun dan akhirnya bisa berdansa dengan pangeran. Pangeran pun mengeluarkan sayembara menemukan Ela dan berhasil menikahinya. Contoh Lain: One Punch Man Episode 2 Alur : Suatu pagi, Saitama lagi nyiram tanaman, nemu nyamuk pengganggu Plot : Saitama nyiram tanaman -> Ada nyamuk -> Nyamuk gigit Saitama -> Berusaha dibunuh Kerangka Karangan : 1. Saitama ambil air 2. Saitama nyiram kaktus 3. Nyamuk gigit punggung tangan 4. Digebuk, tapi lolos 5. Nyerang pelipis, digebuk lolos 6. Saitama marah 7. Lompat-lompat buat bunuh nyamuknya di balkon apartemennya. Kebayang cara bikinnya? Alur itu urutan globalnya, Plot itu sebab akibatnya, kerangka itu detilnya. ————————– Jenis plot menurut urutan waktu a. Plot maju, jika peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian. b. Plot mundur, yaitu cerita yang diawali tahap akhir baru tahap awal. c. Plot campuran, maju mundur [One step pake cara ini] Trivia dari Shirei 1. Shirei selalu menggunakan bahasa seenaknya saat nulis Alur. Bahasa singkatan, gaul, bebas, toh cuma Shirei yang baca. 2. Shirei nyusun plot pake strip. Hal ini mempermudah saat merasa plot nggak sreg, tinggal copy paste or ketik-ketik lagi, tapi nggak perlu revisi nomer. 3. Kerangka selalu Shirei tulis secara plot maju. Baru setelah itu main cut dan paste untuk menciptakan alur maju mundur jika dibutuhkan. Kerangka karangan bukan suatu hal yg wajib. Seperti yang pernah Shirei bilang di postingan Cara Mempersiapkan Menulis Novel, ada orang yang bisa nulis HANYA dengan premis. Itu bebaaaaas. Suka-suka. Namun, buat orangyg pelupa, moody, butuh ketenangan batin, dan gampang writer’s block kayak Shirei, kerangka karangan ngebantu banget. Kalo Shirei lagi sedih, dan nggak mood bikin bab ceria, Shirei cukup lihat di kerangka, cari chapter galau, dan lompat nulis bab itu. Senang deh. Lol Semoga Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka bisa dipahami, ya! Apa ada pertanyaan?

Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka Read More »

Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI

Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI

Hal yang sering ditanyakan dan salah dalam menulis novel adalah cara penulis kata hubung. Di Tips menulis novel gratis kali ini, Shirei mau membahas soal Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI. Kalau mau simple, inilah jenis kata hubung menurut PUEBI yang dirangkum oleh ahlinya bahasa Indonesia, Pak Ivan Lanin. 1. Kata Hubung Setara / Koordinatif Ada dua kalimat setara, lalu diberi kata hubung. Harus diingat bahwa kata hubung koordinatif TIDAK BOLEH ditaruh di depan. Contoh : 🌞 Saya pergi dan dia pulang. 🌞 Kau pilih aku atau dia? 🌞 Meski aku mencintaimu, tapi kau tidak. 🌞 Aku akan mengilang, sedangkan rasa ini akan tetap ada. [Why contohnya nganu semua?] Ahahaha 2. Kata Hubung Bertingkat / Subordinatif Kalau mau menghubungan kalimat bertingkat, kata hubung subordinatiflah jawabannya. Dia menghubungkan dua kalimat yang saling berkelanjutan. BOLEH ditaruh di awal kalimat. Konjungsi bertingkat / subordinatif meliputi: Hubungan Konjungsi Pengandaian seandainya, sekiranya, andaikan Syarat bila, asalkan, kalau, jika Waktu sebelum, sesudah, sejak, setelah, sementara, ketika, sehingga, sambil, selama Tujuan supaya, agar Cara dengan Penjelasan bahwa Pemiripan seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, Sebab oleh karena, karena, sebab Konsesif sekalipun, meskipun, biarpun, walaupun Contoh : 🌞 Seandainya waktu bisa diputar, aku tak akan pergi. 🌞 Aku akan di sini asalkan kau setia. 🌞 Sesudah hari itu, aku akan membuang duka. 🌞 Aku akan belajar melupakanmu agar hatiku tak lagi membeku. 🌞 Sekalipun aku tahu kau berbohong, aku tetap berharap kau akan menyesal. [ya Tuhan, kenapa contoh-contohku hari ini begini kabeh?] 3. Kata Hubung Berpasangan / Korelatif Ini kata hubung yang terdiri dari dua kata yang berfungssi menggabungkan dua fakta dalam satu kalimat. Baik … maupun … Jangankan … pun … Bukan hanya … melainkan … Entah … entah … Sedemikian rupa … sehingga … Tidak hanya … tetapi (juga) … Contoh : 🌞 Baik aku maupun dia merasa berduka. 🌞 Bukan hanya kematian melainkan perpisahan mampu menorehkan luka. 3. Kata Hubung Antarkalimat Suatu kalimat dapat dihubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan konjungsi antar kalimat. Konjungsi antarkalimat meliputi: No. Konjungsi Makna 1. dengan demikian, akibatnya konsekuensi atau akibat 2. sebaliknya, berbeda dengan kebalikan 3. kemudian, selanjutnya, setelah itu keadaan setelahnya 4. sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya keadaan sebenarnya 5. malahan, bahkan, tak hanya itu keadaan sebelumnya 6. akan tetapi, sayangnya, namun mempertentangkan keadaan sebelumnya 7. biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian kesediaan Contoh : 🌞 Dia memang sering meledekmu. Sebenarnya, dia menyukaimu. 4. Konjungsi Antar Paragraf Analog dengan dua jenis konjungsi di atas, konjungsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering digunakan adalah terlebih lagi … , disamping … , oleh karena itu … , berdasarkan … , jadi … . Contoh: Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi, sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu. Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak. Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong. Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit menjadi susah untuk dievakuasi. Konjungsi Berdasarkan Fungsi Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Berikut adalah jenis jenis konjungsi berdasarkan fungsi: No. Konjungsi Contoh 1. aditif dan, serta, lagipula 2. pertentangan tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun 3. disjungtif maupun, baik … baik … , entah … entah … , atau … atau … 4. waktu setara : sebelumnya, setelahnya; bertingkat :ketika, bila, sampai, demi, sementara, semenjak, tatkala, seraya 5. final supaya, agar, untuk 6. sebab karena, sebab, karena itu, sebab itu 7. akibat sehingga, akibatnya, sampai 8. syarat asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau 9. tak bersyarat walaupun, biarpun, meskipun 10. perbandingan seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-akan, sebagaimana 11. korelatif tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, semakin…semakin, baik…maupun 12. penegas yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya 13. penjelas bahwa 14. pembenaran walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun 15. urutan lalu, kemudian, mula-mula, pertama 16. pembatasan kecuali, asalkan, selain 17. penanda terutama, umpama, paling utama 18. situasi padahal, sedangkan, sambil Semoga Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI ini membantu, ya! [disadur dari github IvanLanin dan dosenbahasa]

Jenis Kata Hubung atau Konjungsi dalam PUEBI Read More »

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel

Di salah satu grup Wattpad di Facebook suering buanget ada yang tanya, “Kak suara efek orang nelen liur gimana?”, “Kak suara efek cowok jatuh ke lantai gimana?”, “Kak, suara efek kertas diremas gimana?”, “Kak, efek suara pintu kebuka gimana?” Shirei spechless membacanya. Bukan apa-apa, udah suering banget dibahas soal ini, tapi kayaknya pada nggak berkenan membaca reply Shirei di sana. Jadi, Tips Menulis Novel Gratis ini sekalian Shirei pindahin dari Wattpad Tips ke Blog Shireishou aja, ya! So, kali ini kita akan bahas tentang : Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel ono.ma.to.pe /onomatopé/n Ling kata tiruan bunyi, misalnya “kokok” merupakan tiruan bunyi ayam, “cicit” merupakan tiruan bunyi tikus Di Instagram Shireishou banyak yang minta ini dilanjutkan di wattpad [di Instagram nggak muat]. Jadi, silakan membaca. Seberapa sering dan perlu Onomatope dalam cerita? Dee Lestari dalam blog-nya menulis : [su_quote]”We’re writers, but don’t write’em all down. Trust our readers’ ability to imagine things. And give them some inspiring convincing description, bukan sekadar deskripsi harfiah karena malas mikir.  A person laughs, okay, but we don’t need to write “hahahaha”.  A person’s heartbeat is racing, okay, but we don’t need to read the “dag-dig dug”.  A person walks through a dark alley, fine, but we don’t need to read the “sret-sret-sret”.  A phone rings, please, save the “KRING! KRING!” for a toddler’s storybook.”[/su_quote] Apa itu berarti onomatope dilarang? Enggak juga. Buanyak onomatope yang masuk KBBI. Namun, memang tidak sebanyak onomatope di dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Menurut Shirei, Onomatope terkadang perlu, tapi tidak perlu mendominasi. Khususnya untuk genre action dan thriller yang kayaknya bakal sering terjebak onomatope. Namun, daripada terjebak mikirin ganti suara memukul, efek kaca pecah, rentetan senjata, dll kenapa nggak dideskripsikan aja dengan narasi? Misal : Suara ledakan terdengar di kejauhan. Dentumannya menggetarkan rentetan kaca yang terpasang di sepanjang koridor sekolah. Sekali lagi, boleh aja dipake, tapi jangan setiap saat. Contoh lain : DOR! DOR! Ryan tengah ditembaki oleh lawannya tanpa ampun. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. Namun, itu tak bisa bertahan lebih lama. Tiba-tiba … PRANG! Kaca yang pecah di belakangnya, mau tak mau membuat Ryan berkelit dan merunduk di antara tong-tong besi. GLONTANG!! Salah satu tong terguling saat Ryan berlindung di baliknya. Membuat celah terbuka bagi musuh untuk menembaknya. DEZIING! Suara peluru terdengar tepat saat darah segar muncrat dari lengan kiri Vash. CROT! —————– Annoying? Mayaaaan. ahahahaha Itu makanya, Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel yang tidak boleh dipakai sembarangan. Bandingkan dengan ini : Suara tembakan beruntun terdengar memenuhi kota. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. Namun, itu tak bisa bertahan lebih lama. Peluru yang dimuntahkan ke arahnya mengenai kaca. Menghamburkan kepingan-kepingan tajam ke arahnya. Ryan berguling dan menunduk ke arah jajaran tong besi di sebelah kanan. Tanpa sengaja kakinya menendang tong dan membuatnya berguling. Bunyi gaduh yang ditimbulkan membuat para penembak melihat celah. Gadis itu kehilangan tempat berlindung. Sebuah peluru langsung menembus kengan kirinya. Mengalirkan darah kental kemerahan yang memberikan sensasi nyeri luar biasa. —————- Kerasa bedannya? [Maaf, bikin sampel agak buru-buru] Shirei masih pake onomatope kok. Di One Step masih mendominasi. wkwkwk. Di Voice in Dream berkurang drastis karena novelnya tentang suara dubbing. Jadi dominan penjelasan tentang suara. Di Fake Love nyaris nggak ada kecuali beberapa adegan action. Lemahnya onomatope juga terletak pada TIDAK ADANYA STANDAR BAKU antarsuara. Misal Cetar itu bisa pecut, bisa petir, bisa Syahrini (eh). Semoga membantu. Klo ada request materi lain, silakan drop komen Btw, kalau Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel ada di KBBI, berikut Shirei copas dari http://www.rinurbad.com/daftar-tiruan-bunyionomatope/ Enjoy … kaget kan banyak istilah baru? hihi Suara makhluk hidup [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Kucing mengeong Burung mencericip/berkicau Anjing menggonggong/mendengking Serigala melolong Sapi melenguh Katak menguak Kambing mengembik Merpati berdekut Ayam jantan berkokok Ayam betina berkotek Anak ayam menciap Macan mengaum Tikus mencicit Kuda meringkik Tidur mendengkur Berjalan terhuyung-huyung. [/su_spoiler] Suara benda mati [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Meriam berdentam Angin berkesiur/mendesau Papan/kayu berderak Bel/lonceng berdentang Sendok berdenting Air bergemericik Pintu berderit Gigi gemeletuk (kedinginan) Telepon berdering Peluru berdesing Daun bergemeresik Jantung berdegup Uang logam bergemerincing Petir menggelegar Kuda berderap. Darah berdesir/menggelenyar. Selendang berkibar. [/su_spoiler] Berdasarkan aktivitas [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Minum: gluk, gluk, gluk Menginjak kayu/ranting: krak, krak, krak Jatuh ke dalam air: Byur, jebur, plung (jika yang jatuh adalah benda) Menggunting: kres, kres, kres Meninju: Buk, dhuak Menyobek kertas: srek, srek Meledak: bum! Jatuh dengan keras: gedebuk! Gedebum! Barang pecah: Prang! Kaleng tertendang: Klontang! Menembak: Dor! Menyeruput: Srup, srup. Mengayun tongkat: Syuut, syuut. Menumpuk barang: Bruk, bruk. Batuk: Uhuk, uhuk. Bersin: Hatsyi! Hatsyi! Kunci diputar: Klik. Menusuk dengan pisau: Jleb. Perut keroncongan: Kruk, kruk. Kain dirobek: Breet, breeet. Menggigit makanan renyah: Kriuuk. Jam dinding kuno: Tik tok. Pohon bambu tertiup angin: Keriang keriut Ketukan di pintu: Tok tok tok. Sepatu hak tinggi di lantai: Tuk tuk tuk. Air menetes: Tes tes tes. [/su_spoiler] Dari KBBI [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Minum: gluk, gluk, gluk bang n tiruan bunyi spt bunyi – barang jatuh, meletup, dsb bap n tiruan bunyi barang jatuh di tanah lembut dsb; debap celebuk n tiruan bunyi spt batu dsb yg jatuh ke air celepik n tiruan bunyi spt barang kecil (cecak, kertas, dsb) jatuh di lantai celepuk n tiruan bunyi spt celepik tetapi lebih nyaring celung n tiruan bunyi spt bunyi angklung dsb ceter /cetér/ n tiruan bunyi cemeti (cambuk dsb) yg dicambukkan cit n tiruan bunyi spt bunyi tikus atau anak burung ciut n tiruan bunyi spt bunyi pohon ditempuh angin, pintu terbuka, dsb; berciut-ciut (menciut-ciut) v berbunyi “ciut, ciut” debak n bunyi spt bunyi orang meninju; debuk; debak-debuk v berulang-ulang berbunyi “bak-buk” (spt bunyi barang-barang berat berjatuhan, orang meninju berulang-ulang, dsb) debam n tiruan bunyi spt bunyi benda berat jatuh ke lantai debap n tiruan bunyi spt bunyi barang jatuh dsb debar n, berdebar (berdebar-debar) v bergerak-gerak atau berdenyut-denyut keras atau lebih kencang decup n tiruan bunyi spt bunyi ikan menangkap

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top