tutorial menulis novel

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Shirei sering mendapatkan kalimat, “Kalau nulis novel tuh harus Show don’t Tell! Biar pembaca bisa meresapi apa yang terjadi.” Nah, apa sih Show don’t Tell itu? Kenapa dia begitu dikumandangkan ke seluruh penjuru bumi? Seberapa sakti dia untuk membuat novel kita menjadi lebih hidup? Ehehehe Postingan kali ini akan membahas tentang bagaimana cocoknya Show don’t Tell diterapkan dalam cerita. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Sederhananya, jika kita menulis novel, jangan serta merta menulis seperti urutan kejadian yang lurus tanpa ada hiasan sama sekali. Banyak yang kurang mampu membedakan antara menulis laporan kejadian dengan menulis novel. Dalam novel ada berbagai macam faktor yang mendukung. Ada seting, karakteristik, dll Meski dalam contoh di post Tips Menulis Novel Gratis kali ini, Shirei enggak kasih semua faktor untuk masuk, tapi semoga tetap bisa dimengerti perbedaannya ⛔ Contoh salah : Syaira menangis, lalu mengambil tisu, kemudian mengelap air mata yang tumpah. Setelah tisunya basah, dia melemparnya ke tempat sampah. Hatinya begitu sedih hingga ia tak bisa berhenti menangis. —— Apa enggak ambyar itu feeling-nya? Si sana kayak pembaca berita lagi melaporkan kejadian penyebab terjadinya suatu peristiwa. Datar dan lurus tanpa emosi sama sekali. ⛔ Contoh salah 2 : Syaira mengeluarkan cairan sebening kristal dari matanya. Tetes demi tetes menyiratkan duka mendalam yang terus mengoyak jiwa. Sudah seminggu ini dia berbenguk. Bahkan helai putih terus teronggok di ranjang. Ia ingin mencuarkan darah dari nadi yang menjantang di tangannya. ——— Ini juga ambyar. Terlalu menyodorkam kosakata baru, kiasan-kiasan yang terlalu rapat satu sama lain bikin enggak fokus. Bahkan mungkin pembacanya perlu buka KBBI dulu supaya bisa memahami itu paragraf isinya apaan sih. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Banyak juga yang sering bingung kenapaa kok novelnya ‘garing’. Salah satu alasan karena kita terlalu berusaha mengatakan, bukan menunjukkan. Alias, kita terlalu TELL bukan SHOW. Di sisi lain, ada yang justru terlalu berpuitis, lalu kehilangan esensi cerita sebenarnya karena sibuk menyusun kata dan frasa indah seperti contoh nomor dua. Kita terlalu SHOW dan kurang lugas. Contoh 1 dan 2 menjelaskan ada beda signifikan antara terlalu Tell dan terlalu Show. Keduanya butuh KESEIMBANGAN. Contoh yang seimbang : TELL : Aguri lapar. Perutnya terasa keroncongan kala mencium aroma roti. Sayang, uangnya terbatas. SHOW : Air liur Aguri menetes kala mencium aroma roti yang menggelitik hidung. Perutnya merintih. Pemuda itu ingin sekali menyuapkan roti lembut itu ke mulutnya. Sayang sekali, saat ini ia tak punya uang sepeser pun. Ah … seandainya menjadi Makai Knight bisa menghasilkan uang juga, tentu ia tak kelaparan seperti ini. Aguri – Garo Yami o Terasu Mono. Jadi, meski orang-orang selalu mengatakan Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan, sekali lagi, buat Shirei itu namanya keseimbangan. Tujuan utama menulis novel adalah membuat pembaca terhanyut dengan cerita. Kalau terlalu puitis ya susah dicerna, kalau terlalu lugas ya susah diresapi. Kalau kata orang dulu … Yang sedang-sedang sajaaaa. (plak) Jadi, sekian post tentang Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan. Kalian suka tipe yang mana? Show? Tell? Gabungan?

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Read More »

20200101 054759 0000

Tantangan Penulis di tahun 2020

Bismillah. Tahun baru telah tiba. Meski kita bukanlah tipe yang merayakan baru dengan begadang dan menyalakan kembang api, tapi Shirei rasa tidak ada salahnya menjadikan tahun baru sebagai momentum untuk merekap dan mengevaluasi ulang semua yang telah kita lakukan setahun kemarin. Soalnya, semua sistem dan perhitungan umumnya mulai direstart di awal tahun. Akan lebih mudah untuk menghitung rencana jika kita membuatnya di awal tahun. Memang seharusnya postingan ini sejak Desember, ya? Namun, lebih baik telat daripada tidak sama sekali, bukan? 😁 Kali ini, Shirei mau sedikit berbagi tentang pengamatan Shirei tentang tantangan Penulis di tahun 2020. Setiap tahun, penulis selalu harus berevolusi agar menjadi lebih baik. Ada banyak hal yang menjadi perhatian. Jadi, inilah … Tantangan Penulis di tahun 2020 1. Viral Menjadi Penentu Sejak beberapa waktu belakangan, cerita akan langsung naik cetak bahkan difilmkan jika VIRAL! Mau PUEBI-nya hancur, mau kalimatnya berantakan, asal VIRAL, maka jadi buku bukanlah hal mustahil. Hal ini membuat banyak penulis pemula lebih tergila-gila mengejar statistik dibandingkan kualitas tulisan. Tentu ini sangat membahayakan. Mengejar Viral itu BAGUS! Namun, jangan abaikan kualitas dan kerapian naskah kita. Terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis kita melalui bacaan bermutu dan juga tutorial menulis novel gratis yang banyak ada di internet. 2. Banyak Penerbit Hanya Memandang Statistik Cerita Kalau teman-teman menyangka Shirei akan selalu diterima di penerbit mana pun karena punya 180k follower di Wattpad, itu SALAH! Banyak Penerbit yang lebih fokus pada VIEW CERITA daripada jumlah follower. Jadi, untuk Shirei yang jumlah view-nya rata-rata hanya 100-300k per cerita, tetap butuh berjuang sama seperti yang view-nya di bawah 1k. Karena 2019, Shirei dua kali ditolak dengan alasan ceritanya belum menyentuh satu juta view. 😅 Namun, teman-teman nggak perlu berkecil hati, karena Shirei percaya : Setiap naskah ada jodohnya. Obsessive Loves yang sudah 3x ditolak mayor dengan berbagai alasan sejak awal 2018, akhirnya mendapatkan jodohnya di Gramedia Pustaka Utama. Monokrom yang gagal saat lomba karena Shirei kurang populer, akhirnya menemukan jodoh di Noura Publisher – Mizan dan berganti judul menjadi Eyenomaly. Jangan menyerah! Temukan jodoh untuk naskah kita! 3. Branding Menjadi Elemen Krusial Punya fanbase kuat setidaknya di satu platform tampaknya menjadi sebuah keharusan di tahun 2020. Shirei sering melihat penerbit mensyaratkan memasukkan akun sosial media kita saat mengajukan naskah. TIDAK PERLU HARUS MENGGUNAKAN SEMUA PLATFORM! Shirei sarankan fokus pada satu platform dulu hingga stabil, baru melebarkan sayap ke platform lain. Jangan lupa jaga ketikan kita agar tidak mencederai nama baik diri sendiri. Lalu, kalau bisa, nama teman-teman sama di semua platform. Kayak Shirei yang selalu Shireishou apa pun platformnya (Blog, Facebook page, Instagram, wattpad, YouTube, dll) 4. Mental Baja Tidak sedikit penulis baru yang naik daun mendapat serangan haters. Iya, di Indonesia juga ada haters, lho! Jadi, jangan terlalu terpengaruh pada orang-orang yang membenci kita. Fokus saja sama orang-orang yang menyayangi dan menunggu karya kita. Ingat, ada beda antara kritikan dengan komen kebencian. Tetap semangat! Ini ada sedikit tips menghadapi haters. 5. Tidak Fokus Kembali ke poin pertama karena VIRAL ADALAH KUNCI, banyak penulis akhirnya seperti mengekor tema yang sedang viral dengan harapan agar ikutan viral. Padahal, VIRAL ITU TAKDIR! Mau sama-sama pelakor, mau sama-sama bad boy, kalau nggak takdirnya viral ya nggak akan viral. Jadi, mending fokus pada niche yang biasa kita tulis. Kalau nyaman di fantasi, ya tetaplah fantasi. Buat pembaca mengingat kita sebagai author fantasi yang keren. Kalau nyaman di Slice of Life kayak Shirei juga silakan. Mencoba genre lain sesekali boleh saja. Namun, jangan setiap saat ganti-ganti lalu tidak dilanjutkan karena gagal viral. Nangis itu ceritanya diabaikan. Hix 6. Terlalu Membandingkan Kesuksesan Orang Lain Setiap orang punya waktu sendiri untuk bersinar. Kadang malah butuh waktu sangat lama. Namun, menulis bukan sekadar untuk menjadi terkenal, bukan? Namun, juga menebarkan manfaat ke banyak orang. Itu salah satu alasan Shirei mulai menulis. Viral itu takdir, tapi tetap menulis adalah pilihan. Kesuksesan orang lain memang terlihat menggiurkan. Menjadikan mereka sebagai tolok ukur keinginan, boleh saja. Akan tetapi, bersyukur pada pencapaian sendiri adalah sebuah keharusan. 7. Tidak Menikmati Perjalanan Sendiri Balik ke poin nomor 6, akhirnya kita kerap merasa kesal dengan pencapaian kita. Kita terburu-buru untuk sukses. Kita jadi tidak Menikmati belajar PUEBI, tidak mengisi diri dengan membaca buku karena dianggap membuang-buang waktu, bahkan mungkin hati menjadi tidak tenang dan benci ketika melihat orang lain menerbitkan buku. Setop! Nikmati setiap proses yang kita jalankan. Karena terkadang, proses jauh lebih penting daripada sekadar hasil. Jangan lupa tuliskan impian kita di kertas agar lebih terekam di otak. 8. Patah Semangat Menjadi viral bukan hal mudah. Penolakan naskah akan menjadi santapan kita. Banyak yang akhirnya menyerah mewujudkan keinginan terbit buku. Jangaaaaan! Kalau tidak bisa mayor, masih ada opsi indie dan self publish. Kalau pun maunya harus mayor, ya coba saja teruuus! Fake Love – Aku, Suamiku, dan Gunpla-nya terbit setelah Shirei ditolak 13x oleh penerbit mayor. Alhamdulillah MasyaAllah best seller di banyak toko buku nasional meski belum bisa mendapat predikat best seller nasional. Amore in Sardegna baru terbit setelah 8x penolakan setelah Fake Love. Jadi total penolakan ke 21. Sampi detik ini, Shirei udah ditolak 29x oleh penerbit mayor dengan 7 novel. 😂 Jadi, jangan takut gagal! Shirei ngitung setiap kegagalan supaya Shirei nggak mengirimkan naskah yang sama ke penerbit yang sama. Lama-lama kan keder juga. Lol 💖💖💖 Nah, itu sedikit Tantangan Penulis di tahun 2020. Semoga kita semua bisa menulis dan berkarya dengan lebih baik di 2020. Shirei tahun 2019 kemarin ikut kelas Ibu Profesional dan akhirnya mengikuti peminatan MENULIS (Iya, ada grup khusus yang suka penulis). Nah, postingan kali ini juga terinspirasi dari challenge yang diadakan di grup untuk menulis dengan tema 2020. Sebagai perempuan, khususnya seorang ibu, Shirei sering merasa MINDER dengan teman-teman di grup lain yang bisa update nyaris setiap hari, sementara Shirei seminggu sekali saja rasanya berat sekali. Namun, sejak ikut IIP-KAMI Menulis, Shirei jadi makin semangat. Bahwa ada banyak emak-emak lain yang juga tangguh menyusun waktu mereka dengan baik hingga tetap berkarya tanpa mengganggu tugas utama mereka sebagai IBU. MasyaAllah aku cinta banget IIP menulis (peluk semuaaaa). Nah, semoga artikel Tantangan Penulis di tahun 2020 ini bermanfaat,

Tantangan Penulis di tahun 2020 Read More »

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Yak, POV 3 ketinggalan di post. Ahahaha Setelah POV 1 dan POV 2 sudah kita bahas di postingan sebelumnya, hari ini kita akan kupas abis POV terakhir dalam jagat pernovelan (halah). Semoga setelah artikel di web Tips Menulis Novel Gratis ini, teman-teman bisa memutuskan mau POV mana yang paling cocok buat novelnya, yaaa. 😍 Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Sebelum bahas kesulitan POV 3, Shirei mau jelasin dulu jenisnya. 💜 JENIS-JENIS POV 3 🌸 POV 3 CENTRIC / LIMITED Sama kayak POV 1 aturannya, tapi pake kata ganti nama. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkannya bicara. Entah sampai kapan dirinya akan dianggurkan seperti setan yang tak kasatmata. 🌸 POV 3 OMNICENT / MAHA TAHU Penceritaan dari sudut luar karakter. Seperti kamera yang berputar. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkan perempuan itu bicara. Entah sampai kapan Ray akan mengabaikan Netta seperti setan yang tak kasatmata. 💎 💎 💎 Bisa berasa bedanya? Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga POV 3 dikenal sebagai POV yang paling luas. Karena dia bisa bermain dari beberapa sudut pandang sekaligus. 🔍 Apa boleh POV 3 omni dan limited dipake bersamaan? Tentu saja BOLEH. Sama kayak POV 1 dan POV 3 yang bisa campur baur, selama BISA BIKINNYA silakan aja. Ini salah satu alasan Shirei ambil POV 3. Bisa switch POV style tidak sesulit POV 1 ke POV 3. Bisa dibilang, prosesnya tanpa ribet. Namun, ini masalah kebiasaan aja kali, ya. ahahahha Shirei kalau novel selalu POV 3. Beda sama cerpen yang entah kenapa berasa lebih punya feel kalau pakai POV 1. Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Nah, pertanyaan di Facebook Page, KENAPA KALAU NULIS POV 3 HILANG FEEL? 🤔 Jawabannya simple. Karena make POV 3 OMNI / Maha tahu. POV jenis ini memberi JARAK dengan pembaca. 🔍 Contoh : Fathiya – https://my.w.tt/k4455eOXN1 🌸 Contoh POV 3 OMNICENT Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata Tanti. Apa pun yang Fathiya lakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwa wanita itu. 🌸 Contoh POV 3 CENTRIC Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata ibunya. Apa pun yang dilakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwanya. 💎 💎 💎 Nah, mudah, kan? Masalah yang sering terjadi di POV 3 💖 Terlalu banyak -nya : Airin terjaga dari lamunannya. Dia pergi dengan sepedanya. Dia akan menemui keluarga calon ayah tirinya, tapi kali ini dia akan datang sendiri terlebih dahulu sebelum nantinya akan bersama ibunya, sehingga ia harus buru-buru sampai lupa membawa dompetnya. Di tengah perjalanan ia baru teringat tapi ia tetap melaju dengan sepeda mungilnya. 💖 Revisi Airin teringat bahwa ia harus segera pergi ke rumah calon ayah tirinya. Ia sungguh ingin tahu, tapi tanpa perlu diawasi ibu. Sayangnya, karena terburu-buru gadis itu lupa membawa dompetnya. Apa daya, sudah kepalang tanggung. Dia pun melanjutkan perjalanan. 💎 💎 Nah, itu tadi Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga. Silakan kalau mau bertanya di kolom komentar.

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Read More »

20191111 095238 0000

Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita

Bismillah. Kadang kita sedih kenapa cerita kita dikit yang baca. Udah nulis capek-capek, tapi yang datang cuma hitungan jari. Jari tangan pula. Duh, sedihnya berlipat-lipat rasanya. Belum kalau kita lihat ada cerita viral yang langsung mendapat pujian sana-sini, share sana-sini, trus gercep jadi buku dan bahkan jadi film. Hati mungkin terasa tersayat. Eaaaaaa Namun, dipikir lagi, kenapa sih kok bisa orang lain dapat jodoh naskahnya gampang betul? Kita kok udah jumpalitan kaga sukses juga. 😭 Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Mungkin memang terdengar kejam. Namun, penerbit itu butuh naskah yang : BAGUS atau VIRAL Kalau bisa malah BAGUS DAN VIRAL Lalu gimana kalau ada dua karya yang sama-sama bagus, tapi yang satu nggak ada yang baca dan yang satu viral? Padahal cuma ada jatah terbit untuk satu buku. Tentu aja yang dipilih yang viral dong, ah! 🙈 Perih, ya? Yup! Namun, wajar. Penerbit itu bukan badan amal. Mereka butuh menerbitkan BUKU YANG MENJUAL. Kalau nggak gitu, mereka ngegaji pegawai pakai apa? Menerbitkan buku pakai apa? Heheheh Nah, tugas kita adalah berjuang untuk mempromosikan karya kita selain tentu saja memperbaiki karya kita. Nggak perlu buat promosi. Bahkan situs Tips Menulis Novel Gratis seperti ini pun butuh promosi lho! Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Lalu gimana nih, misalnya karya kita udah bagus (aamiin), tapi kok nggak ada pembaca? Oke deh, kita realistis aja. Menjadi viral itu BERAT. Ada permainan TAKDIR di sana. Namun, mendapatkan pembaca meski nggak sampai viral, masih bisa diusahakan. Nah, Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita kali ini akan mencoba membahas itu. Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Hal yang harus diperhatikan saat mencari pembaca adalah, kita tahu siapa yang akan membaca novel kita. Kadang penyebabnya karena kita salah nyari pembaca. Contohnya, kita post cerita di grup di mana tema pelakor, selingkuh, dan romance religi populer. Eh, kita posting kisah romance sederhana yang nggak pake pelakor, religi, atau cinta segitiga. Ya, nggak akan sepopuler yang lain. Namun, kita bisa melihat, bahwa akan ada [meski hanya satu], pembaca yang bener-bener setia nungguin cerita kita dari Prolog sampai Epilog. Biasanya, pembaca seperti ini akan juga ngikutin jika kita menelurkan karya baru. Lalu, mulailah berkenalan dengan author sealiran. Kadang bisa tukar ilmu, atau bahkan saling promosi. Lalu, saat mengajukan ke penerbit, pastikan penerbit itu dalam enam bulan terakhir pernah menerbitkan genre cerita kita. Jangan sampai seumur-umur penerbit itu hanya menerbitkan romance, kita kirim scifi. Bubar sebelum berjuang namanya. Hehehhe Jangan lupa juga baca tips pentingnya menulis sinopsis untuh yang baik agar editor tertarik pada naskah kita. Lalu yang paling penting, nggak usah membandingkan keberhasilan orang dengan apa yang kita punya. Ingat! Itu nggak apple to apple. Nggak bisa dibandingin! Beda genre, beda penulis, beda style, dan beda pembaca. Fokus saja pada jodoh kita sendiri. Hargai dan sayangi mereka setulus hati. Tetap menulis yang terbaik demi diri sendiri juga pada mereka yang terus peduli. Semoga kita bisa menciptakan karya yang terus memberikan manfaat positif pada banyak orang. Semoga Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita bermanfaat. Sudahkah kamu mencari jodoh buat novelmu? With Love, #Shireishou #MenulisUntukBerbagi #TipsMenulisNovelGratis #MentoringShireishou

Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Read More »

20191014 104705 0000

Tips Membuat Karakter Antagonis Novel

Dalam membuat novel, hal yang biasanya paling menarik empati pembaca adalah TOKOH-TOKOHNYA. Tentu yang paling menarik perhatian tak lain dan tak bukan adalah sang protagonis utama. Lalu gimana supaya dia dikasihani? Tentu dengan menyediakan lawan tandingnya alias si antagonis. Jadi, membuat karakter antagonis sama pentingnya dengan membuat protagonis. Jangan pernah meremehkan keberadaan antagonis novel. Tak jarang pembaca malah bisa jatuh cinta sama antagonisnya, lho! Namun, tergantung cerita juga, sih. Ada yang antagonisnya ngeselin luar binasa. Nah, bagaimana membuat karakter antagonis yang menarik? Banyak yang meminta Tips Membuat Karakter Antagonis Novel di blog Tips Menulis Gratis Novel ini. Shirei langsung study case aja dengan novel terbaru Shirei yang judulnya Fathiya – Labuhan Hati antara Kau dan Dia. Pranala : https://my.w.tt/xWcTNYTHL0 Nah, sebelum mulai, kita kudu ngerti dulu antagonis itu apaan. Tips Membuat Karakter Antagonis Novel Menurut KBBI https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Antagonis an.ta.go.nis n Sas tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan Kebayang, kan? Kalau Fathiya tujuan utamanya adalah Move On dari mantan tunangannya Raka dengan menikahi Lintang, maka antagonisnya adalah orang yang justru menginginkan Fath cerai dengan Lintang dan kembali sama Raka. 💜 Jadi inilah Tips Membuat Karakter Antagonis Novel 💖 1. Tentukan Tujuan Antagonis Sebelum mikir SIAPA, tentukan TUJUAN si antagonis ini ada. Contohnya bisa membuat Fathiya kembali ke Raka. Itu dulu. 💖 2. Tentukan Siapa Tokohnya. Orang yang bisa memenharuhi Fath menceraikan Lintang ya IBUNYA sendiri alias MERTUAnya Lintang. 💖 3. Tentukan Tindakannya Setelah ketemu antagonisnya adalah Mertua, kita harus menyusun taktik supaya tujuannya tercapai. Dengan Kekuasaannya, Mertua Lintang alias Tanti akan menyudutkan Lintang agar menjauh dari anaknya. Nanti susun detailnya saat menyusun plot. 💖 4. Tentukan Alasan Tindakannya Bahkan seorang antagonis pun harus punya alasan kuat untuk bisa melakukan tindakannya. Dalam hal ini, salah satu alasan Tanti sangat membenci menantunya adalah karena dia merasa Lintang tak cukup layak untuk membahagiakan Fath dalam segi harta. Alasan lainnya dibaca aja novelnya. Nanti spoiler. heheheh 💖 5. Antagonis Tidak Selalu 100% Jahat Bahkan Tanti yang pualing banyak dihujat oleh pembaca pun sebenernya punya sisi baik (meski sekarang belum dikuak). Karena tidak ada manusia yang 100% baik dan 100% jahat. Buat karakter antagonis kita juga manusiawi. Ada sisi gelap, ada sisi baik juga. Jadi pembaca bisa memahami alasan dia menentang protagonis meski nggak selalu bisa dibenarkan. 💎 💎 💎 Sebenarnya, Mertua banyak sekali dijadikan antagonis di banyak novel. Umumnya sih, mertua pihak wanita. Karena wanita biasanya dibuat mudah terintimidasi mertua. Akan tetapi, Shirei justru kebalikan dengan menyajikan mertua pihak pria dan justru menekan suaminya. Mertua dianggap jahat karena menerapkan standart tinggi untuk pasangan anak tersayang mereka. Maklum sih, soalnya kan ibu sudsh merawat anaknya seoenuh hati sampai dewasa. Melihat ada orang lain yang menggantikan, ada rasa cemburu juga. Akibatnya, apa pun yang dilakukan menantu, akan selalu dianggap kurang. Hal inilah yang kemudian dijadikan konflik-konflik novel. Nah, gimana? Udah ada bayangan tentang membuat karakter antagonis khususnya Mertua? Semoga Tips Membuat Karakter Antagonis Novel ini bermanfaat, ya! Kalau teman-teman, biasanya membuat antagonis tipe yang seperti apa?

Tips Membuat Karakter Antagonis Novel Read More »

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel

Sering kali kita bingung, bagaimana caranya kalau mau menulis novel? Apakah harus disusun dan direncanakan dengan baik? Ataukan cukup berpatokan dengan ide dasar, selanjutnya bisa ngarang bebas sesukanya? Di Website Tips Menulis Novel Gratis ini, Shirei mencoba untuk mengupas tipe-tipe cara menulis novel yang Shirei tahu. Dengan mengetahui tipe-tipe tersebut, diharapkan teman-teman bisa memilih manakah yang paling cocok buat dipakai. Tipe-Tipe Cara Menulis Novel Sebelum, Shirei mulai, akan Shirei tegaskan bahwa cara-cara yang Shirei sebutkan bukanlah hal yang saklek alias kaku dan tak bisa diubah. Tips menulis novel berbeda dengan rumus matematika yang memiliki banyak aksioma. Kecuali kasus PUEBI dan KBBI, penulis bisa menyesuaikan diri dengan apa pun yang ia inginkan. Kenapa sih, kita harus mengetahui tipe-tipe Cara menulis novel ini? Soalnya, kalau nggak tahu cara yang cocok, maka biasanya akan banyak efek sampingnya. Contohnya : Terlalu banyak berpikir tentang apakah cara ini cocok untuk kita? Kenapa setiap kita menulis malah stuck dan tidak selesai? Bahkan bisa bosen di tengah jalaan. Untuk mencegah novel kita sampai tidak selesai, kita harus bisa menemukan cara menulis novel yang paling cocok dengan kepribadian kita. Berikut penjelasan (ala Shirei) tentang tipe-tipe Cara menulis novel ini : 🏵A. Tipe Menulis Spontan Tipe ini adalah tipe yang mengandalkan refleks dan intuisi selama menulis. Biasanya yang terlintas di kepala hanya karakter dan konflik utama. Setelah itu semua berjalan dengan sendirinya. Menulis tanpa patokan dan bahkan banyak yang belum tahu akan seperti apa akhir cerita. Penulis tipe ini mengandalkan karakter mereka untuk menggerakkan cerita. 🏵B. Tipe Menulis dengan Kerangka Detail Tipe yang biasanya menjabarkan masalah utama menjadi masalah-masalah kecil, dalam sebuah kerangka karangan. Setiap bab sudah diatur mau menulis apa saja hingga tamat. Penulis berjuang keras di awal memeriksa plot hole, dll, tapi nyaris santai saat eksekusi. 🏵C. Tipe Campuran Biasanya tipe ini menggunakan sistem tiga babak. Mereka hanya menentukan karakter, awalan, klimaks, dan akhir. Cerita akan berjalan dibimbing oleh keputusan karakter. Mereka punya pegangan, tapi tidak terlalu mengekang. Bisa saja berubah kalau dirasa perlu. 💖💖💖 Nah, setelah memahami kita lebih nyaman yang mana, baru deh kita lakukan hal itu dalam perencanaan novel. Jadi, teman-teman pakai tipe yang mana?  

Tipe-Tipe Cara Menulis Novel Read More »

20190912 092524 0000.png

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi

Hal paling sering salah dari kata sambung atau kata hubung adalah posisi peletakannya. Kita sering terbalik-balik antara ketiga kata di atas. Tidak banyak yang sadar kesalahan ini karena sudah sangat umum terjadi. Mungkin sejenis dengan kesalahan kata acuh dan hirau. Karenanitu, di post tutorial menulis novel gratis kali ini Shirei mau bahas : Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Sebenernya udah pernah dibahas di Instagram Shireishou dan Facebook Page Shireishou. Namun, nggak ada salahnya di blog juga dibahas Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi.Siapa tahu jangkauan lebih luas. Ahahaha Nah, kenapa sih mereka berbeda? Sebenernya yang membedakan adalah FUNGSINYA. Ada yang untuk menyambung INTRAkalimat, ada yang untuk menyambunh ANTARkalimat. Intrakalimat = di dalam kalimat Antarkalimat = antara dua kalimat. Jadi, misal kita PUNYA DUA FAKTA. Fakta 1 : Ibu lapar. Fakta 2 : Ibu ingin makan mi ayam. 💖 Kata hubung Intrakalimat : Ibu lapar DAN ingin makan mi ayam. 💖 Kata hubung Antarkalimat : Ibu lapar. OLEH KARENA ITU, ibu ingin makan mi ayam. Contoh lengkapnya kapan-kapan Shirei bahas. Bisa paham beda keduanya? 💜 Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi 💜 Banyak orang bingung di mana sebenernya naruh NAMUN dan TETAPI. . 💖 Sederhananya, NAMUN itu untuk ANTARKALIMAT. 💖 Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. 💡 Contoh : 🎵 Delan adalah orang yang ketus. Namun, dia selalu jujur. . 🎵 Delan adalah anak yang ketus, tetapi selalu jujur. . Gampang, kan? Setelah NAMUN dan TETAPI, kali ini giliran AKAN TETAPI dan TETAPI. Banyak orang salah ngira mereka sama, padahal beda. 💖 Sederhananya, AKAN TETAPI itu untuk ANTARKALIMAT. 💖 Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. 💡 Contoh : 🎵 Razza menyukai Keshwa. Akan tetapi, dia memilih jadi penguntitnya. 🎵 Razza menyukai Keshwa, tetapi hanya berani menguntit. BAGIAN TERAKHIR. Kali ini giliran TETAPI dan TAPI. . Di KBBI, TAPI adalah bentuk TIDAK BAKU dari TETAPI. . 💖 Dua-duanya berfungsi sebagai kata sambung INTRAKALIMAT 💡 Contoh : 🎵 Mirna bersuara imut, tetapi/tapi bertubuh mirip laki-laki. . 🎵 “Tapi, dia temanmu, lho!” Mirna tersentak . Untuk beberapa selingkung penerbitan, TAPI boleh ditaruh di depan dialog. TAPI juga boleh dipakai sebagai pengganti TETAPI di narasi meski tidak baku, tapi TIDAK BOLEH ditaruh sebagai kata hubung ANTARKALIMAT. 🔷🔷🔷 Semoga penjelasan tentang Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi ini bisa dipahami, ya. Silakan kalau ada pertanyaan.

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Read More »

20190911 061140 0001.png

Tips Menulis Novel Tanpa Macet

Bismillah. Apa teman-teman pas mau nulis novel sering merasa stuck alias macet? Pas udah siap di depan komputer, rasanya software menulis itu begitu suci dan polos hingga satu kata pun nggak muncul untuk mampu menodainya. Begitu pula saat pakai gawai ataupun buku tulis biasa. Rasanya halaman terlihat putih bersih? Berikut Tips Menulis Novel Tanpa Macet Semoga dengan tips ini teman-teman bisa menulis novel tanpa kendala sama sekali. Karena penyakit utama seorang penulis adalah stuck. 💖 Tips Menulis Novel Tanpa Macet kali ini membahas satu alasan utama yang bikin cerita kita macet dan nggak ketulis sama sekali. 😱 PERFEKSIONIS! Umumnya karena kita terlalu berpikir apa kata-kata yang akan kita tulis indah, apakah bisa bikin baper, dll. Akibatnya, bukannya malah banjir ide, kita justru ketakutan kalau-kalau cerita kita jelek dan nggak akan ada yang baca. Padahal, Tips Menulis Novel Tanpa Macet kali ini justru untuk menghindari perfeksionis! Lho? Piye kalau nggak perfect? Dibacanya ANCUR dong?! Oh, No! No! No! Aturan dasar menulis novel adalah : TULIS DULU, EDIT NANTI! Jika nanti butuh edit, maka boleh dibaca ulang dan perbaiki di sana-sini. Jadi, tulis saja yang ingin ditulis. Tuangkan aja semua ide meluber di dalam otak tanpa perlu kepikiran hal-hal teknikal selerti PUEBI, singkatan, kalimat efektif, diksi, dll. Pokoknya luapkan semua ide yang terlintas. Bahkan jika itu sekadar potongan-potongan kalimat yang absurd dan sama sekali tidak indah dibaca. Biar banyak typo, biar kalimatnya berantakan, biar dialog semua atau justru narasi semua. Enggak apa-apa dialog tag salah, yang penting adegan tergambarkan. Fokuskan tulisan kita untuk menceritakan adegan demi adegan dalam novel dengan jelas. Nggak perlu rapi, yang penting JELAS. Setidaknya kita sendiri ngerri tadi nulis apaan. Ahahaha Jangan sampe sangking absurdnya, kita sendiri lupa nulis apaan. 🤣 Setelah selesai, baru deh baca ulang dan perbaiki. Karena semakin kita mengabaikan kesempurnaan, akan semakin lancar kita menulis. Pikirkan kesempurnaan saat proses revisi. Itupun harus dengan porsi yang pas. Kapan-kapan Shirei buat tutorial menulis novel gratis tentang cara merevisi yang efisen, deh, InsyaAllah! Kalau teman-teman, biasanya stuck-nya kenapa? Semoga Tips Menulis Novel Tanpa Macet ini membantu, ya! Silakan kalau ada pertanyaan. With love, Shireishou

Tips Menulis Novel Tanpa Macet Read More »

Tips pembagian chapter novel

Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger

Ada banyak yang bertanya gimana sih cara membuat pemotongan chapter / bab yang menegangkan dan mengggugah rasa penasaran pembaca. Kalau orang bule bilang, bukunya ‘page turner‘ banget deh. Asheeeeek! Yuk, kita mulai Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Pertama-tama, apa sih cliffhanger itu? cliff·hang·er/ˈklifˌhaNGər/noun an ending to an episode of a serial drama that leaves the audience in suspense. a story or event with a strong element of suspense. Jadinya, bisa diartikan sebagai akhir dari sebuah bagian / bab /chapter yang memberikan rasa ketegangan dan penasaran bagi pembacanya. Kenapa harus menggunakan cliffhanger, sih? Untuk menulis di platform daring, hal paling utama adalah menjaga agar pembaca nggak kabur di tengah jalan. Bisa dilihat kalau di platform daring, prolog biasanya menempati jumlah view terbesar. Lalu bagaimana kita bisa menjaga agar pembaca teruuus bertahan sampai dengan epilog. Diharapkan Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger bisa membantu pembaca bertahan hingga akhir Lalu apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat cliffhanger? Pada dasarnya, cliffhanger sudah bisa disusun sejak kita menyusun kerangka. Saat membuat kerangka, kita memecah alur yang sudah disusun dan memotongnya di bagian-bagian yang seru. Sama seperti tips menulis novel yang pernah Shirei buat tentang menyusun plot, alur, dan kerangka. Dengan begitu, Cliffhanger akan mudah tercipta. 2. Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger yang kedua adalah memastikan kalau potongan kalimat terakhir dari bab tersebut memancing rasa penasaran yang besar. Kalimat itu mampu membuat yang baca bertanya-tanya apa yang akan terjadi di chapter selanjutnya. Ini teori terdengar mudah, tapi kenyataannya susah. Karena kadang, yang kita anggep seru, ternyata nggak cukup seru buat pembaca. namun, jangan menyerah 3. Pastikan keseimbangan antara dialog dan narasi antar chapter. Memang akan ada chapter yang narasi melulu, tapi selipkanlah sedikit dialog, atau mungkin di chapter berikutnya bisa ditambahkan dialog. 4. Soal Jumlah kata Tidak ada aturan baku soal ini. Namun seperti yang Shirei tulis di atas, untuk penerbitan mayor, mereka lebih fokus ke jumlah halaman daripada jumlah kata. Jumlahnya 8-12 Halaman Times New Roman size 12 dengan paragraf 1,5. Sedang utuk di Wattpad, enggak ada aturan khusus. Hanya dari yang Shirei baca selama ini sih berkisar 1500-2000. Sebagai bukti, platform e-novel seperti comico.co.id mensyaratkan jumlah kata 1500-1700/bab. Tidak boleh kurang atau lebih. Jadi, yaaaa… ikuti saja. Karena pada dasarnya, kecepatan membaca manusia di gadget mengalaami penurunan sekitar 20% daripada kecepatan membaca buku biasa. Jadinya, jangan biarkan mata pembaca kelelahan dan justru nggak fokus menikmati cerita karena keburu capek dan bosan. 5. Beberapa adegan yang memancing penasaran. Keputusan protagonis yang menggantung Seseorang misterius muncul Konflik baru yang menegangkan Adegan seru yang dipenggal Fakta baru yang mencengangkan dll Nah, begitulah kurang lebih Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Silakan kalau masih ada pertanyaan, yaaa! Btw maaf agak susah update akhir-akhir ini, kesehatan keluarga lagi amburadul. Yang sakit macam bergilir. Dari bapaknya, nular ke yang kecil, lalu ke Shirei, sekarang kakaknya. Hadeuh. Belum Shirei sekarang alhamdulillah lagi hamil lagi. Ahahahahaha Jadi tambah roboh rasanya. Nggak kuat lama-lama duduk di depan PC. Bukan bermaksud mengabaikan blog. Insya Allah Facebook Page akan tetap update setiap hari dengan tips-tips sederhana. Jadi, yang mau daily tips, pantengin facebook page aja. Kalau blog diusahakan setiap minggu lah update. Syukur-syukur bisa 3x seminggu. Kalau lebih dari itu kayaknya nggak mungkin. Soakan Shirei dan keluarga selalu sehat, yaa! Semoga Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger membantu, ya!

Tutorial Pembagian Chapter Novel dengan Cliffhanger Read More »

Cara Menulis Partikel Pun Lah Kah Tah Per

Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Ada banyak hal yang membuat cerita kita menarik. Salah satunya adalah pemilihan diksi dan kosakata yang mendukung terciptanya suasana dramatis pada cerita kita. Salah memilih kata, bisa menjadi awal kegagalan kita sebagai penulis. Banyak yang meminta tutorial memilih diksi di Website Tips Menulis Novel Gratis ini. Yuk, Shirei bagikan sedikit Tips Memilih Diksi dan Kosakata Menurut KBBI dik·si n Ling pilihan kata yang tepat dan selaras (dl penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (spt yg diharapkan) Shirei enggak akan ngebahas soal tata bahasa dan berbagai pengertian denotasi, konitasi dll ye. Shirei anggap, temen-temen semua udah mengerti apa itu kalimat baku, kalimat efektif , macam-macam makna kata [padahal Shirei juga masih suka salah]. Shirei lebih fokus pada gimana sih milih Diksi yang sesuai dengan cerita temen-temen. Fungsi Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Contoh sederhana gini: 1. Kue itu baunya harum 2. Kue itu aromanya harum Nah … Aroma sama bau kan sinonim tuh. Tapi, bau identik dengan sesuatu yang enggak enak. So, saat kita memilih aroma daripada bau, itu sudah termasuk diksi. Diksi adalah ‘pilihan kata’ yang kita ambil untuk mendeskripsikan sesuatu. Sekarang arti diksi udah jelas? Jelas ga jelas, kita lanjut [disepak ke Jupiter] Tips Memilih Diksi dan Kosakata yang harus diperhatikan dalam memilih Diksi yang sesuai 1. GENRE CERITA Jangan sampe Teen fiction tema ringan kayak love-love anak SMU gaol, bahasanya kaku banget dan puitis. Ngaku … Shirei begonooo di Novel One Step tp krn ia teenfic dg cerita DarkHurt, Shirei milih diksi gitu meski menuai protes. Orz Atau sebaliknya, nenek-nenek tua asli Jawa Timur di daerah terpencil, ngomongnya gue-elo. Atau Historical Romance, mendadak lo gue getoooh [disepak ke Saturnus] 2. CHARACTER Perhatikan perwatakan yang ngomong. Serius, ini teori terdengar mudah, praktiknya susah. Saat cowok berandalan nembak cewek, dia harus ngomong seperti apa. Terus kalau cowok nerd, gimana ngomongnya, etc. Dan KONSISTEN! Tiap-tiap karakter punya gaya bahasa. Apalagi yang POV 1. Wuih, kudu berjuang tuh buat nulis narasi dalam POV 1 yang sesuai sama karakternya. Berjuanglah para penulis POV 1. Shirei cm mampu bikin POV 1 di One Shot. Contoh : Ratih balita berumur empat tahun itu berseru, “Seyogianya kita berdikari mulai saat ini!” Kan konslet itu. Lol 3. SETING Seting juga memengaruhi penjelasan diksi kok. Kalau seting di luar negeri dengan orang2 asing sebagai karakter, jangan sampai make gue elo atau di narasi pakai bahasa gaol meski POV 1. Yang Shirei bingung malah kalau bikin fanfic, charnya ngomong slank Jepang kasar. Kalau bikin fanficnya bahasanya gimana tuh? Boleh ga gue-elo? (Gantian Shirei yg tanya) eheheh Dalam Tips Memilih Diksi dan Kosakata ketika kita nulis genre horror, mau jelasin setting kayak gini Suatu hari di bukit nan jauh, empat makhluk ajaib menari bergembira. Iya, dlm pandangan si Makhluk, mereka nari dengan gembira. Tapi, buat yg baca kan pingin nuansa mencekam. Akan sedikit lebih serem kalau: Tak pernah ada yang tahu mengapa suara derap langkah dan kekehan–yang menaikkan bulu roma–acap kali terdengar dari balik bukit itu. Di kejauhan tampak bayangan empat makhluk yang menari dengan gerakan ganjil. 4. KETEPATAN GUNA & EYD Ini masuk ke materi kalimat efektif ya. Aku dulu pernah bahas sedikit di chapter-chapter akhir One Step- Sejejak Langkah. Intinya, jangan sampai kita memilih kalimat yang justru membuat jadi ambigu. Ngacung yang masih lemah di kalimat efektif? [Shirei angkat tangan tinggi-tinggi]. Kalimat ambigu tuh kayak gini. “Tangan kanannya terluka.” Itu bisa jadi tangan kanan yang sesungguhnya [denotasi] atau yang kiasan [konotasi]. Kesimpulan: – Diksi yang baik jika pemilihan katanya tepat dan sesuai. Diksi bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang beda antara penulis adengan pembaca, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana [kayak bau sama aroma tadi]. – Diksi berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. – Diksi berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. – Jangan terlalu sering menggunakan diksi bahasa asing. Kalau misal mau pake istilah enggak umum, misal turqouise, kasih penjelasan. Contoh : Boneka ikan berwarna turqouise–hijau kebiruan–itu terlihat mencolok. Nah, kalau mau penjelasan lebih detail lagi, bisa ikut les premium Shirei tentang Diksi dan Kosakata. Ada tugas dan koreksi juga. Sampai jumpa di tutorial berikutnya. Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Tips Memilih Diksi dan Kosakata Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top