Author name: Shireishou

Lebih Bagus Mana (1)

Amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain?

Bismillah. Selamat Pagi! Udah seminggu terakhir Shirei dapat curhatan calon penulis yang takut karyanya dibajak. Tentu hal ini adalah hal yang wajar. Bayangkan jika kita sudah susah payah berkreasi, mengubah ide menjadi sebuah novel, lalu jumpalitan ngerevisi, dan setelah mungkin mengalami penolakan beberapa kali, akhirnya bisa naik cetak. Berharap sedikitnya usaha kita terbayar dengan sedikit uang dari royalti yang masih kena potong pajak. Lalu tiba-tiba orang enggan membeli karena sudah menemukan novel kita dalam bentuk pdf yang bisa diunduh gratis. Enggak hanya novel kita, tapu masih buanyak novel lain yang siap diunduh tanpa perlu mengeluarkan sepeser uang pun. Ada lagi yang baru unggah beberapa Bab, tiba-tiba ada penulis dengan follower yang banyak, mencomot ide kita lalu mengembangkannya menjadi cerita yang berbeda. Atau lebih parah, hanya diubah namanya saja. Sejujurnya, kalau cuma mirip awal doang, Shirei sih enggak peduli. Karena bisa jadi beneran kebetulan. Premis dan opening sama itu udah wajar. Yang penting pas eksekusi beda. Shirei lebih concern sama pembajakan daripada plagiasi, meski dua-duanya sama-sama nggak bisa dibenarkan. Namun, zaman now, tampaknya susah sekali untuk mengajukan naskah ke penerbit tanpa melihat reaksi pasar. Memang seperti yang Shirei tulis di Proses Kreatif Obsessive Loves sebelumnya, bahwa ada juga penerbit yang tidak mempermasalahkan jumlah follower maupun statistik cerita. Sayangnya, enggak semua penerbit seperti itu. Lagipula, selain persyaratan penerbit, kita juga bisa mendapatkan masukan dari orang-orang jika menulis di platform online dan dibaca orang lain. Namun, balik lagi ke pertanyaan Amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain? Tak bisa dihindari dampaknya bagi orang umum adalah pada nggak berani unggah karyanya ke Wattpad atau platform daring lainnya. Soalnya bayang-bayang plagiasi dan pembajakan seolah begitu dekat dan pasti terjadi. Hingga banyak orang beranggapan bahwa siap pun yang mengunggah karya di online akan mengalami dua hal tidak mengenakkan di atas. Amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain? Errrr…. Sebenernya, benda apa pun BISA DIBAJAK, kok! Software, game, baju, tas, perkakas, apalagi buku. Lihat tuh, buku FISIK yang nggak ada e-book-nya aja bisa dibajak. Apalagi yang e-book. Lihat aja berapa banyak KW-nya Dilan, karya Tere Liye, Dee Lestari, dll. Fake Love – Aku, Suamiku, dan Gunplanya juga jadi korban. Jadi e-book-nya dijual 5000 perak bahkan ada yang bagi-bagi gratis Lol Padahal resmi google play cuma 40.000-an lho! Amore in Sardegna karena nggak ada e-book-nya jadinya alhamdulillah tidak (atau belum ketahuan) ada yang bajak. Ah, sudahlah, jangankan udah jadi e-book, baru diunggah ke Wattpad aja, udah diplagiat. Tuh, Passionate CEO korbannya. Ahahaha Bahkan parahnya, baru ditulis AKAN TERBIT, eh pembajak udah nerbitin E-book duluan sebelum penulis resminya. Ajaib kan? Amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain? Iiih … Shirei kok malah nakut-nakutin, siiii? Bukan nakutin, hanya menerangkan kenyataan pahit kehidupan. Bahwa masih banyak orang yang lebih memilih beli bajakan daripada yang original dengan berbagai alasan yang dirasa benar. Namun, maling ya tetap maling. Mau pakai alasan pembenaran apa pun, mencuri tetap mencuri. Perbanyak doa agar karya kita dilindungi. Buat yang jualan e-book sendiri, bisa pake proteksi password yang berbeda untuk tiap Pdf yang dijualkan, juga pakai cara nggak bisa di share. Googling aja caranya banyak (Agak sedikit keluar modal sih). Jadi, kalau paranoid sama pembajakan, mending nggak usah berkarya sekalian. Karena setiap karya (apalagi yang diunggah ke internet) memiliki kesempatan untuk dibajak. Jangan menyerah! Jika karya kita dibajak, artinya karya kita bagus. Mumpung didzolimi, berdoa sama Allah untuk kebaikan diri sendiri. Semoga kita bisa menjadi penulis yang mampu membuat pembaca kita lebih rela membeli barang ASLI daripada yang KW. Mari menebar manfaat sebaik mungkin untuk dunia dan akherat. Aamiin…. Jadi menurut teman-teman, amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain?

Amankah dari Plagiat jika Upload karya di Wattpad dan Platform Lain? Read More Β»

Lebih Bagus Mana (3)

Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad

Sejak tersebar kabar bahwa Obsessive Loves akan naik cetak dan penerbitnya adalah Gramedia Pustaka Utama, banyak komentar-komentar masuk. Rata-rata menanyakan, bagaimana sih Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad dengan cover pink err.. entahlah apa nama warnanya ini. Ahahah Cantik sekali. Β  Jadi, pada postingan kali ini Shirei akan berbagi proses kreatif Obsessive Loves hingga bisa jadi sebuah buku yang bisa teman-teman dapatkan di toko buku offline dan online terdekat. MasyaAllah.Β  Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad Ide awalnya sekitar bulan Mei 2017 ketika Shirei membaca sebuah berita bahwa seorang perempuan dinikahkan dengan pemerkosanya demi menjaga nama baik keluarga. Astagfirullah Al’aziim. Bagaimana bisa “nama baik” dijaga dengan cara begitu jahatnya? Bagaimana bisa, korban harus menderita seumur hidup demi sesuatu yang sebenernya enggak perlu sejak awal? Tidak ada yang perlu dijaga karena memang korban TIDAK PERNAH BERSALAH! Tidak ada NAMA BAIK yang dilukai di sana. DIA KORBAN! Berawal dari hal seperti itu, Shirei curhat ke teman dan mendapatkan jawaban mengejutkan, “Yang begitu banyak, apalagi pelakunya teman sekolah atau tetangga.Β  Langsung dinikahkan tanpa perlu masuk berita.” AJHSGJAHGKJLSHKJHAKJHAKLJHAKLJH!! Akhirnya, curhat ke temen Shirei yang lain yang seorang psikolog dan mendapat kabar lebih mengerikan. Ada yang sampai nyaris bunuh diri karena dipaksa menikah dengan pemerkosanya. Langsung tercetus ide untuk membuat sebuah kisah yang menunjukkan bahwa KORBAN PERKOSAAN BUKAN AIB! Lalu teman itu mengisahkan ada kliennya yang bersedia jadi narasumber. Lalu dengan SyairaΒ  yang menjadi narasumber, perlahan terbentuklah kisah Obssessive Loves – KetikaΒ  Cinta Penjarakan Nurani. Karena ceritanya gelap dan baru pertama Shirei buat cerita segelap ini, Shirei khawatir banget. Bahkan One Step [ KDRT ayah terhadap anaknya dan bullying di sekolah] tidak segelap ini. Lalu melihat salah satu editor senior GPU mbak Rosi L. Simamora membuat kelas privat, akhirnya bulan Mei 2017, Shirei masuk kelas. DIBANTAI!!! IYA, SHIREI DIBANTAI ABIS!!! πŸ˜… Namun, itulah tujuan mentoring privat, ‘kan? Akhirnya 1 Agustus 2017, Obsessive Loves naik ke Wattpad. Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad Ternyata,Β Shirei butuh distraksi. Menulis sesuatu yang nggak pake mikir, santai, dan tidak banyak membebani otak. Beban yang ditanggung Syaira begitu berat hingga Shirei bahkan nggak kuat nulis dia doank. Baru jalan 8 bab nulis Obsessive Loves di Wattpad, Shirei enggak kuat. Akhirnya, Shirei ngajak teman-teman NPC untuk kolab dengan Shirei. Dan waktu itu haanya PhiliaFate yang nyaut. AstieChan belum jadi member NPC waktu itu [sekarang udah]. Maka upload-lah Passionate CEO sebagai distraksi.Β  Hanya saja, DILUAR DUGAAN, Passionate CEO jadi VIRAL! [MasyaAllah]. Kisah cinta klise antara Axel dan Mysha melejit. Sementara Syaira terserok di bawah. Setiap ada notif komen, semua ke Axel. Bisa kebayang perasaan Shirei saat itu?Β  Yup … mixed feeling. Cerita yang Shirei riset habis-habisan, bela-belain les dengan biaya yang sampai harus cicilan 3 bulan, kalah dengan cerita sendiri yang dibuat justru sebagai distraksi cerita tersebut. πŸ˜‚ Namun, semua harus disyukuri, bukan? Karena setelah Obsessive Loves tamat di 30 Desember 2017 dengan HANYA 114k view, follower Shirei untuk yang pertama tembus 100.000 berkat Passionate CEO. See? Shirei mixed feeling sama cerita satu itu. Sementara itu, Passionate CEO menyusul tamat di 5 Februari 2018, dengan 2 JUTA VIEW. Ahahaha [nangis] Lalu Shirei membuat kisah romantis antara programer dan gamer yang sama-sama atlit bela diri PON, Fight (with) Me yang lagi-lagi tenggelam sama HYPE, Passionate CEO. Ahahahaha [ketawa miris part 2]. Padahal Shirei sampai bikin sistem gamenya sendiri, meneliti ini itu anu karena settingnya 2030. Ya sudahlah. lol Kemudian, July 2018, pertama kali naskah Obsessive Loves dikirimkan ke penerbit mayor A. Karena dimasukkan dalam Box, Shirei dapat masukan. Namun, semua masukannya ada di dalam novel lengkapnya. Shirei anggap Shirei GAGAL menulis sinopsis dengan baik karena ini genrenya semi misteri. Rombak sinopsis, lalu Agustus 2018 penolakan kedua dari penerbit mayor B datang dengan alasan, ceritanya terlalu gelap dan tidak sesuai dengan segmen mereka.Β  Akhir 2018, Shirei ditaksir penerbit Indie. Namun, ternyata meski Shirei ajukan Obsessive Loves, dia tertolak dan yang diterima Amore in Sardegna. Alasannya sama. TERLALU GELAP. Baiiiiik….. Awal 2019, Shirei ditawarin Sis Putu buat ngajuin naskah ke Comico. Shirei ajukan Fight [with] Me yang masih 14.000 view waktu itu dan Obsessive Loves. Obsessive Loves mengalami PERUBAHAN SINOPSIS besar-besaran. Namun, Shirei belum eksekusi ke naskah aslinya. Karena masih fokus bikin Blood Beyond the Blue Gate [SciFi] plus dengan penolakan berulang, Shirei mau endapin dulu, deh. Enggak yakin juga bakal diterima juga di Comico. Ahahaha MasyaAllah, ternyata Fight (with) Me diterima sama Mbak Donna!! Lalu diajukan ke pihak Comico, dan mereka tertarik. [mewek terharu] Akhirnya naik di Comico dengan judul baru ToGetHer Love. Bahkan ada pembeli setia lho! Masya Allah. Sejak Comico tutup, sekarang bisa dibaca gratis di GWP.ID Lalu, bulan Mei 2019, sesuai dugaan Mbak Donna bilang, kalau Obsessive Loves nggak cocok sama Comico dan dicoba diajukan ke GPU karena editornya tertarik sama sinopsisnya!Β  Yup … Mbak Donna-lah pembuka gerbangku waktu itu. Satu langkah sebelum akhirnya bisa nulis Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad di blog Tips Menulis Gratis ini. Shirei NGEBUT REVISI ABIS-ABISAN!! Nambahin satu karakter baru, mengubah Kani agar lebih bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, lalu menambah keromantisan di dalamnya. Pokoknya sesuatu yang Shirei kecap di sinopsis, Shirei wujudkan jadi nyata. Lalu dikirimlah hasil revisian itu. Kemudian, Shirei lupa karena memang nggak terlalu berharap plus fokus sama kehamilan dan gimana nyari duit buat lahiran. πŸ˜‚ Meskipun direkomendasikan, statusnya sama kayak Fake Love di Elex. Semua harus seleksi. Bisa aja gagal. Lalu fokus nulis Fathiya, balik ikut kelas MDP mbak Rosi lagi karena pertama kali bikin cerita semi religi. Tiba-tiba 10 Oktober 2019, Mbak Donna bilang kalau naskah Obsesssive Love SUDAH BELIAU REVISI dan siap masuk ke proof read cetak. Shirei kayak orang bego waktu itu.Β  Sampai bolak-balik baca chattingan-nya. Takut salah paham. Apanya yang direvisi? Apanya yang masuk proof read? EH? EH? EH? APAAAAAA??? Dengan tangan gemeter Masya Allah, Shirei nanya, “Mbak, maksudnya proof read apa? Apa maksudnya mau diterbitin GPU?” Beliau bilang, “Lho? Kan emang iya. Waktu itu saya kasih tahu Mbak Fia tertarik itu udah keterima.” APFUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA?!!!!!! Jadi begitulah saaudara-saudara sekalian. Wanita hamil itu lemotnya maksimal. Jadi

Proses Kreatif Obsessive Loves Novel Mayor Gramedia dari Wattpad Read More Β»

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Shirei sering mendapatkan kalimat, “Kalau nulis novel tuh harus Show don’t Tell! Biar pembaca bisa meresapi apa yang terjadi.” Nah, apa sih Show don’t Tell itu? Kenapa dia begitu dikumandangkan ke seluruh penjuru bumi? Seberapa sakti dia untuk membuat novel kita menjadi lebih hidup? Ehehehe Postingan kali ini akan membahas tentang bagaimana cocoknya Show don’t Tell diterapkan dalam cerita. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Sederhananya, jika kita menulis novel, jangan serta merta menulis seperti urutan kejadian yang lurus tanpa ada hiasan sama sekali. Banyak yang kurang mampu membedakan antara menulis laporan kejadian dengan menulis novel. Dalam novel ada berbagai macam faktor yang mendukung. Ada seting, karakteristik, dll Meski dalam contoh di post Tips Menulis Novel Gratis kali ini, Shirei enggak kasih semua faktor untuk masuk, tapi semoga tetap bisa dimengerti perbedaannya β›” Contoh salah : Syaira menangis, lalu mengambil tisu, kemudian mengelap air mata yang tumpah. Setelah tisunya basah, dia melemparnya ke tempat sampah. Hatinya begitu sedih hingga ia tak bisa berhenti menangis. —— Apa enggak ambyar itu feeling-nya? Si sana kayak pembaca berita lagi melaporkan kejadian penyebab terjadinya suatu peristiwa. Datar dan lurus tanpa emosi sama sekali. β›” Contoh salah 2 : Syaira mengeluarkan cairan sebening kristal dari matanya. Tetes demi tetes menyiratkan duka mendalam yang terus mengoyak jiwa. Sudah seminggu ini dia berbenguk. Bahkan helai putih terus teronggok di ranjang. Ia ingin mencuarkan darah dari nadi yang menjantang di tangannya. ——— Ini juga ambyar. Terlalu menyodorkam kosakata baru, kiasan-kiasan yang terlalu rapat satu sama lain bikin enggak fokus. Bahkan mungkin pembacanya perlu buka KBBI dulu supaya bisa memahami itu paragraf isinya apaan sih. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Banyak juga yang sering bingung kenapaa kok novelnya ‘garing’. Salah satu alasan karena kita terlalu berusaha mengatakan, bukan menunjukkan. Alias, kita terlalu TELL bukan SHOW. Di sisi lain, ada yang justru terlalu berpuitis, lalu kehilangan esensi cerita sebenarnya karena sibuk menyusun kata dan frasa indah seperti contoh nomor dua. Kita terlalu SHOW dan kurang lugas. Contoh 1 dan 2 menjelaskan ada beda signifikan antara terlalu Tell dan terlalu Show. Keduanya butuh KESEIMBANGAN. Contoh yang seimbang : TELL : Aguri lapar. Perutnya terasa keroncongan kala mencium aroma roti. Sayang, uangnya terbatas. SHOW : Air liur Aguri menetes kala mencium aroma roti yang menggelitik hidung. Perutnya merintih. Pemuda itu ingin sekali menyuapkan roti lembut itu ke mulutnya. Sayang sekali, saat ini ia tak punya uang sepeser pun. Ah … seandainya menjadi Makai Knight bisa menghasilkan uang juga, tentu ia tak kelaparan seperti ini. Aguri – Garo Yami o Terasu Mono. Jadi, meski orang-orang selalu mengatakan Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan, sekali lagi, buat Shirei itu namanya keseimbangan. Tujuan utama menulis novel adalah membuat pembaca terhanyut dengan cerita. Kalau terlalu puitis ya susah dicerna, kalau terlalu lugas ya susah diresapi. Kalau kata orang dulu … Yang sedang-sedang sajaaaa. (plak) Jadi, sekian post tentang Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan. Kalian suka tipe yang mana? Show? Tell? Gabungan?

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Read More Β»

20200101 054759 0000

Tantangan Penulis di tahun 2020

Bismillah. Tahun baru telah tiba. Meski kita bukanlah tipe yang merayakan baru dengan begadang dan menyalakan kembang api, tapi Shirei rasa tidak ada salahnya menjadikan tahun baru sebagai momentum untuk merekap dan mengevaluasi ulang semua yang telah kita lakukan setahun kemarin. Soalnya, semua sistem dan perhitungan umumnya mulai direstart di awal tahun. Akan lebih mudah untuk menghitung rencana jika kita membuatnya di awal tahun. Memang seharusnya postingan ini sejak Desember, ya? Namun, lebih baik telat daripada tidak sama sekali, bukan? 😁 Kali ini, Shirei mau sedikit berbagi tentang pengamatan Shirei tentang tantangan Penulis di tahun 2020. Setiap tahun, penulis selalu harus berevolusi agar menjadi lebih baik. Ada banyak hal yang menjadi perhatian. Jadi, inilah … Tantangan Penulis di tahun 2020 1. Viral Menjadi Penentu Sejak beberapa waktu belakangan, cerita akan langsung naik cetak bahkan difilmkan jika VIRAL! Mau PUEBI-nya hancur, mau kalimatnya berantakan, asal VIRAL, maka jadi buku bukanlah hal mustahil. Hal ini membuat banyak penulis pemula lebih tergila-gila mengejar statistik dibandingkan kualitas tulisan. Tentu ini sangat membahayakan. Mengejar Viral itu BAGUS! Namun, jangan abaikan kualitas dan kerapian naskah kita. Terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis kita melalui bacaan bermutu dan juga tutorial menulis novel gratis yang banyak ada di internet. 2. Banyak Penerbit Hanya Memandang Statistik Cerita Kalau teman-teman menyangka Shirei akan selalu diterima di penerbit mana pun karena punya 180k follower di Wattpad, itu SALAH! Banyak Penerbit yang lebih fokus pada VIEW CERITA daripada jumlah follower. Jadi, untuk Shirei yang jumlah view-nya rata-rata hanya 100-300k per cerita, tetap butuh berjuang sama seperti yang view-nya di bawah 1k. Karena 2019, Shirei dua kali ditolak dengan alasan ceritanya belum menyentuh satu juta view. πŸ˜… Namun, teman-teman nggak perlu berkecil hati, karena Shirei percaya : Setiap naskah ada jodohnya. Obsessive Loves yang sudah 3x ditolak mayor dengan berbagai alasan sejak awal 2018, akhirnya mendapatkan jodohnya di Gramedia Pustaka Utama. Monokrom yang gagal saat lomba karena Shirei kurang populer, akhirnya menemukan jodoh di Noura Publisher – Mizan dan berganti judul menjadi Eyenomaly. Jangan menyerah! Temukan jodoh untuk naskah kita! 3. Branding Menjadi Elemen Krusial Punya fanbase kuat setidaknya di satu platform tampaknya menjadi sebuah keharusan di tahun 2020. Shirei sering melihat penerbit mensyaratkan memasukkan akun sosial media kita saat mengajukan naskah. TIDAK PERLU HARUS MENGGUNAKAN SEMUA PLATFORM! Shirei sarankan fokus pada satu platform dulu hingga stabil, baru melebarkan sayap ke platform lain. Jangan lupa jaga ketikan kita agar tidak mencederai nama baik diri sendiri. Lalu, kalau bisa, nama teman-teman sama di semua platform. Kayak Shirei yang selalu Shireishou apa pun platformnya (Blog, Facebook page, Instagram, wattpad, YouTube, dll) 4. Mental Baja Tidak sedikit penulis baru yang naik daun mendapat serangan haters. Iya, di Indonesia juga ada haters, lho! Jadi, jangan terlalu terpengaruh pada orang-orang yang membenci kita. Fokus saja sama orang-orang yang menyayangi dan menunggu karya kita. Ingat, ada beda antara kritikan dengan komen kebencian. Tetap semangat! Ini ada sedikit tips menghadapi haters. 5. Tidak Fokus Kembali ke poin pertama karena VIRAL ADALAH KUNCI, banyak penulis akhirnya seperti mengekor tema yang sedang viral dengan harapan agar ikutan viral. Padahal, VIRAL ITU TAKDIR! Mau sama-sama pelakor, mau sama-sama bad boy, kalau nggak takdirnya viral ya nggak akan viral. Jadi, mending fokus pada niche yang biasa kita tulis. Kalau nyaman di fantasi, ya tetaplah fantasi. Buat pembaca mengingat kita sebagai author fantasi yang keren. Kalau nyaman di Slice of Life kayak Shirei juga silakan. Mencoba genre lain sesekali boleh saja. Namun, jangan setiap saat ganti-ganti lalu tidak dilanjutkan karena gagal viral. Nangis itu ceritanya diabaikan. Hix 6. Terlalu Membandingkan Kesuksesan Orang Lain Setiap orang punya waktu sendiri untuk bersinar. Kadang malah butuh waktu sangat lama. Namun, menulis bukan sekadar untuk menjadi terkenal, bukan? Namun, juga menebarkan manfaat ke banyak orang. Itu salah satu alasan Shirei mulai menulis. Viral itu takdir, tapi tetap menulis adalah pilihan. Kesuksesan orang lain memang terlihat menggiurkan. Menjadikan mereka sebagai tolok ukur keinginan, boleh saja. Akan tetapi, bersyukur pada pencapaian sendiri adalah sebuah keharusan. 7. Tidak Menikmati Perjalanan Sendiri Balik ke poin nomor 6, akhirnya kita kerap merasa kesal dengan pencapaian kita. Kita terburu-buru untuk sukses. Kita jadi tidak Menikmati belajar PUEBI, tidak mengisi diri dengan membaca buku karena dianggap membuang-buang waktu, bahkan mungkin hati menjadi tidak tenang dan benci ketika melihat orang lain menerbitkan buku. Setop! Nikmati setiap proses yang kita jalankan. Karena terkadang, proses jauh lebih penting daripada sekadar hasil. Jangan lupa tuliskan impian kita di kertas agar lebih terekam di otak. 8. Patah Semangat Menjadi viral bukan hal mudah. Penolakan naskah akan menjadi santapan kita. Banyak yang akhirnya menyerah mewujudkan keinginan terbit buku. Jangaaaaan! Kalau tidak bisa mayor, masih ada opsi indie dan self publish. Kalau pun maunya harus mayor, ya coba saja teruuus! Fake Love – Aku, Suamiku, dan Gunpla-nya terbit setelah Shirei ditolak 13x oleh penerbit mayor. Alhamdulillah MasyaAllah best seller di banyak toko buku nasional meski belum bisa mendapat predikat best seller nasional. Amore in Sardegna baru terbit setelah 8x penolakan setelah Fake Love. Jadi total penolakan ke 21. Sampi detik ini, Shirei udah ditolak 29x oleh penerbit mayor dengan 7 novel. πŸ˜‚ Jadi, jangan takut gagal! Shirei ngitung setiap kegagalan supaya Shirei nggak mengirimkan naskah yang sama ke penerbit yang sama. Lama-lama kan keder juga. Lol πŸ’–πŸ’–πŸ’– Nah, itu sedikit Tantangan Penulis di tahun 2020. Semoga kita semua bisa menulis dan berkarya dengan lebih baik di 2020. Shirei tahun 2019 kemarin ikut kelas Ibu Profesional dan akhirnya mengikuti peminatan MENULIS (Iya, ada grup khusus yang suka penulis). Nah, postingan kali ini juga terinspirasi dari challenge yang diadakan di grup untuk menulis dengan tema 2020. Sebagai perempuan, khususnya seorang ibu, Shirei sering merasa MINDER dengan teman-teman di grup lain yang bisa update nyaris setiap hari, sementara Shirei seminggu sekali saja rasanya berat sekali. Namun, sejak ikut IIP-KAMI Menulis, Shirei jadi makin semangat. Bahwa ada banyak emak-emak lain yang juga tangguh menyusun waktu mereka dengan baik hingga tetap berkarya tanpa mengganggu tugas utama mereka sebagai IBU. MasyaAllah aku cinta banget IIP menulis (peluk semuaaaa). Nah, semoga artikel Tantangan Penulis di tahun 2020 ini bermanfaat,

Tantangan Penulis di tahun 2020 Read More Β»

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Yak, POV 3 ketinggalan di post. Ahahaha Setelah POV 1 dan POV 2 sudah kita bahas di postingan sebelumnya, hari ini kita akan kupas abis POV terakhir dalam jagat pernovelan (halah). Semoga setelah artikel di web Tips Menulis Novel Gratis ini, teman-teman bisa memutuskan mau POV mana yang paling cocok buat novelnya, yaaa. 😍 Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Sebelum bahas kesulitan POV 3, Shirei mau jelasin dulu jenisnya. πŸ’œ JENIS-JENIS POV 3 🌸 POV 3 CENTRIC / LIMITED Sama kayak POV 1 aturannya, tapi pake kata ganti nama. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkannya bicara. Entah sampai kapan dirinya akan dianggurkan seperti setan yang tak kasatmata. 🌸 POV 3 OMNICENT / MAHA TAHU Penceritaan dari sudut luar karakter. Seperti kamera yang berputar. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkan perempuan itu bicara. Entah sampai kapan Ray akan mengabaikan Netta seperti setan yang tak kasatmata. πŸ’Ž πŸ’Ž πŸ’Ž Bisa berasa bedanya? Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga POV 3 dikenal sebagai POV yang paling luas. Karena dia bisa bermain dari beberapa sudut pandang sekaligus. πŸ” Apa boleh POV 3 omni dan limited dipake bersamaan? Tentu saja BOLEH. Sama kayak POV 1 dan POV 3 yang bisa campur baur, selama BISA BIKINNYA silakan aja. Ini salah satu alasan Shirei ambil POV 3. Bisa switch POV style tidak sesulit POV 1 ke POV 3. Bisa dibilang, prosesnyaΒ tanpa ribet. Namun, ini masalah kebiasaan aja kali, ya. ahahahha Shirei kalau novel selalu POV 3. Beda sama cerpen yang entah kenapa berasa lebih punya feel kalau pakai POV 1. Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Nah, pertanyaan di Facebook Page, KENAPA KALAU NULIS POV 3 HILANG FEEL? πŸ€” Jawabannya simple. Karena make POV 3 OMNI / Maha tahu. POV jenis ini memberi JARAK dengan pembaca. πŸ” Contoh : Fathiya – https://my.w.tt/k4455eOXN1 🌸 Contoh POV 3 OMNICENT Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata Tanti. Apa pun yang Fathiya lakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwa wanita itu. 🌸 Contoh POV 3 CENTRIC Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata ibunya. Apa pun yang dilakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwanya. πŸ’Ž πŸ’Ž πŸ’Ž Nah, mudah, kan? Masalah yang sering terjadi di POV 3 πŸ’– Terlalu banyak -nya : Airin terjaga dari lamunannya. Dia pergi dengan sepedanya. Dia akan menemui keluarga calon ayah tirinya, tapi kali ini dia akan datang sendiri terlebih dahulu sebelum nantinya akan bersama ibunya, sehingga ia harus buru-buru sampai lupa membawa dompetnya. Di tengah perjalanan ia baru teringat tapi ia tetap melaju dengan sepeda mungilnya. πŸ’– Revisi Airin teringat bahwa ia harus segera pergi ke rumah calon ayah tirinya. Ia sungguh ingin tahu, tapi tanpa perlu diawasi ibu. Sayangnya, karena terburu-buru gadis itu lupa membawa dompetnya. Apa daya, sudah kepalang tanggung. Dia pun melanjutkan perjalanan. πŸ’Ž πŸ’Ž Nah, itu tadi Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga. Silakan kalau mau bertanya di kolom komentar.

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Read More Β»

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua

Setelah postingan sebelumnya kita membahas lengkap tentang Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama, kali ini kita akan bergerak ke POV yang paling jarang digunakan di dunia fiksi. Meskipun Shirei bilang JARANG, bukan berarti nggak ada, lho! Ada fiksi yang juga menggunakan POV 2. Jadi, hari ini, kita akan membahas Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Sebelum masuk ke contoh POV 2, kita harus memahami apa itu POV 2 Dengan memahami dengan baik pengertian POV 2, maka akan lebih mudah membuatnya. πŸ’– POV 2 adalah karangan dengan kata ganti KAMU/ANDA/LO. POV 2 menerangkan tokoh dengan kata ganti KAMU yang artinya si penulis (yang menjelaskan) TIDAK MUNCUL dalam cerita. Berbeda dengan POV 1 yang bisa dianggap penulis adalah AKU, atau POV 3 di mana penulis adalah tuhan cerita (yang atur sana-sini), POV 2 tidak ada. POV 2 menerangkan seorang tokoh dari LUAR cerita. Si penulis tidak terlibat dalam cerita. Kayak invicible, lah. Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua   πŸ’– Sederhananya : 🌸 POV 1 : Aku mengupas jeruk bersama Delan. 🌸 POV 3 : Arlin mengupas jeruk bersama Delan. 🌸 POV 2 : Kamu mengupas jeruk bersama Delan. πŸ’Ž Contoh KAMU untuk tutorial pembaca πŸ’– Setelah memastikan semua alat terpasang dengan baik, Anda bisa menyalakannya dengan menekan tombol berwarna merah. πŸ’Ž Contoh KAMU untuk karakter πŸ’– Kau menghabiskan subuh dengan buku berbeda setiap harinya. Ada binar bahagia terpancar di matamu kala menyusuri setiap kata di sana. Aroma khas yang meruak pada ruang kecil penuh gulungan-gulungan kertas dan buku-buku tersusun adalah teman sejatimu. POV 2 NGGAK UMUM buat novel. Apa nggak capek ngomongnya cuma boleh ‘KAMU’? Heheheh Ada beberapa novel yang pakai POV 2. Shirei cuma tahu yang berbahasa Inggris. Kalau ada yang tahu novel lokal boleh tulis di kolom komentar. 🌸 POV 2 umumnya untuk : 1. Tutorial 2. Pick your story (Buku yang kita milih jalan cerita sendiri kayak ; kalau belok kiri, buka halaman 7. Kalau kanan, buka halaman 10) 3. Game simulasi 4. Iklan πŸ’Ž πŸ’Ž πŸ’Ž Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Seperti yang dijelaskan di atas, POV 2 memiliki ciri utama menggunakan kata ganti KAMU. πŸ’– Lalu, ini beberapa Kesalahan penggunaan POV 2 : πŸ’œ 1. Keceplosan Pakai Aku Kadang tanpa sadar, penulis akan menyelipkan kata -ku, ku-, bahkan AKU di POV 2. Padahal itu ciri POV 1 Contoh : [salah] Kamu masih sama cantik seperti pertama kali datang bersamaku. [benar] Kamu masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun lalu. πŸ’œ 2. Terlalu Banyak Kata Kamu Sama kayak POV 1, pemakaian KAMU berlebih juga jelek. [salah] Kamu terdiam. Kamu menatap langit yang menggelap. Kamu menarik napas dan membiarkan rintik hujan memainkan senandungnya. [benar] Kamu terdiam menatap langit yang kian menggelap. Ada tarikan napasmu ketika rintik hujan mulai memainkan senandungnya. πŸ’œ 3. Tidak Konsisten Kalau sudah pakai KAMU ya KAMU. Jangan mendadak LO atau ANDA atau KAU. Pilih yang paling sesuai buat kita, lalu konsistenlah. πŸ’œ 4. Tidak Tahu Mau Ikut Aliran Apa Halah, POV aja pake ada alirannya. 🀣 Namun memang ada dua aliran kepercayaan di POV 2. 🏡 A. Yang melarang penulis membaca isi hati 🏡 B. Yang membolehkan penulis membaca isi hati. Pilih salah satunya dan yakini sepenuh hati (halah) πŸ’– Alasan Penulis Dilarang Membaca Hati POV 2 adalah penjelasan dari LUAR tokoh utama. Artinya si penulis TIDAK TERLIBAT. Dia hanya bertindak sebagai PENGAMAT. Kemudian pengamat TIDAK akan bisa membaca isi hati. πŸ’– Alasan Penulis Boleh Membaca Hati Dalam sebuah kisah FIKSI, menceritakan sesuatu tanpa menunjukkan perasaan si tokoh sangatlah hambar. Karenanya, aliran ini menyatakan sah-sah saja untuk menggambarkan perasaan di tokoh sama seperti POV 3. 🏡🏡🏡 Sejujurnya, Shirei kekurangan literatur untuk POV 2 ini. Bahkan di web berbahasa Inggris, rata-rata hanya membahas POV 2 untuk TUTORIAL atau CHOOSE YOUR OWN PATH. Menurut Shirei, POV 2 aliran pertama bisa dilakukan jika untuk cerpen, tutorial, dan choose your own path. Jika dipakai untuk novel, pembaca akan kesulitan untuk mempertahankan minat karena nggak bisa “masuk” ke dalam karakter karena adanya dinding pemisah di sana. Shirei cenderung memilih POV 2 tipe 2 untuk novel dan POV 2 tipe 1 untuk cerpen. πŸ’– Contoh POV 2 tipe satu Angkatlah tanganmu. Lihatlah ada cinta menggembung dalam bongkahan jemarimu. Cinta yang tumbuh bukan dalam waktu semalam. Cinta yang telah tumbuh di usia tiga tahun pertunanganmu dengannya. Bahagiakah engkau? Puaskah engkau telah menipunya? Engkau mengharapkan tak seorang pun menyentuhnya, tetapi engkau adalah penyentuh ratusan wanita yang bersedia demi bayaran dari dompetmu. [ OctaCintaBuku ] πŸ’– Contoh POV 2 tipe 2 Lust’ by Susan Minot β€œThere’d be times when you overdid it. You’d get carried away. All the next day, you’d be in a total fog, delirious, absent minded, crossing the street and nearly getting run over. But then you’d start to slip and the dark would come in and there’d be a cave. You make out the dim shape of the windows and feel yourself become a cave, filled absolutely with air, or with a sadness that wouldn’t stop.” πŸ’ŽπŸ”·πŸ’Ž Puyeng? Sama πŸ˜… Makanya Shirei sangat nggak menyarankan POV ini buat novel fiksi. Sampai di sini, ada yang mau ditanya? Semoga pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua membantu, ya!

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Read More Β»

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama

Dalam menulis novel, kita mengenal yang disebut dengan Sudut Pandang atau kalau versi bule disebut dengan Point of View (POV) Kenapa lebih sering disebut POV? Karena SP itu surat peringatan (nggak gitu). 🌸 Apa itu POV? PoV adalah sudut pandang yang digunakan penulis dalam menceritakan kisahnya. Jadi, buku yang kita baca/tulis itu bercerita dari ‘kacamata’ mana, itulah POV. 🌸 Ada tiga macam POV yang dikenal yaitu : 1. POV 1 alias Sudut Pandang Pertama 2. POV 2 alias Sudut Pandang Kedua 3. POV 3 alias Sudut Pandang Ketiga Nah, supaya asik, kita akan bahas satu per satu setiap minggu, ya. Sebenernya ini sudah dibahas di Facebook page Shireishou. Namun, nggak ada salahnya dipindah dan diperdetail di blog Tips Menulis Novel Gratis ini. Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama Sudut pandang pertama ini cukup asyik untuk dibuat. Karena seolah menuliskan pengalaman pribadi dalam cerita. Asal nggak jadi semacam curhat dan memasukkan diri sendiri ke dalam cerita yang tertukar dengan tokohnya. Wah, bahaya tuh. Kita akan bahas itu juga di postingan kali ini. Sekarang, kita fokus ke Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama. 🌸 Mengapa belajar POV penting? Supaya kita tahu POV mana yang PALING COCOK buat novel kita hingga bisa meningkatkan “feel” ke pembacanya. Lalu POV 1 ini adalah salah satu yang wajib dipelajari. Hehehe Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama πŸ’– First Person Point Of View (POV 1) Dikenal dengan sudut pandang orang pertama. Ciri utama : 1. Narasi menggunakan kata aku. 2. Kisah berpusat pada perasaan dan kejadian di sekitar tokoh utama. Contoh : Unseen Heart Fanfic Fuuma no Kojiro – Suara Hati dalam Kabut. Karena itu kusingkirkan semua nurani. Seperti rasa es di musim dingin yang menusuk jauh ke dalam kulit dan dagingku. Tak akan kusuguhkan mentari pagi yang dihiasi suara ayam berkokok, juga burung-burung yang berkicau riang. Karena aku terselimut kabut. Tak terlihat dalam warna putih yang mengaburkan segalanya. Ya … tidak seorang pun sadar. Tidak juga dirinya! πŸ’– First Person Peripheral (POV 1 Peripheral) Ciri utama : 1. Narasi menggunakan kata aku. 2. Kisah berpusat pada perasaan dan kejadian di sekitar tokoh pendamping. Contoh : 1. Agatha Christy – Pierrot Case di mata sahabat Polisinya 2. Conan Doyle – Sherlock Case di mata Watson Contoh Cerita : Fanfic Merantau – Lenyapkan Mimpi Apabila kau mengembuskan napas terakhir, itu pasti juga untuknya. Hey, apa sekarang kau bahagia? Apa kau sudah puas dengan akhir seperti ini? Aku tak mendapat jawaban, karena saat ini hanya kau dan Tuhan yang tahu persis bagaimana perasaanmu. Aku mulai menggunting artikel tentang kematian Luc. Kuselipkan dengan hati-hati dalam sebuah buku. Buku kelulusan yang selalu tersimpan dengan rapi. Kututup buku itu seiring berakhirnya kenangan tentangmu di masa lalu. Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama πŸ’œ Masalah POV 1 adalah : A. KEBOCORAN POV 1 🌸 Contoh : Aku menatapnya sedang termenung memikirkan hasil ujian minggu depan. Tokoh di POV 1 sama kayak kita, NGGAK BISA BACA PIKIRAN. Jadi semua hal yang ada di pikiran lawan bicara TIDAK BISA DIJELASKAN 🌸 Contoh : Saat aku terlelap, suamiku mengecupku diam-diam. Jadi si aku tidur apa bangun sebenernya? Hehehe 🌸 Contoh : Aku masih menunggunya di kafe. Dia masih berlari terengah naik ke lantai atas. Apakah si Aku punya matanya Neji bisa lihat banyak tempat?   B. SERANGAN AKU di POV 1. Dalam satu paragraf, usahakan hanya 1-3 kata ‘aku’ saja. Cara revisinya sebenernya cuma ada dua opsi 1. HAPUS AKU-NYA 2. UBAH KALIMAT Enggak ada teori lain. Intinya cuma perbanyak baca dan latihan aja. πŸ’– Contoh : Masih tak ada jawaban atas panggilanku. Baru saja aku hendak bangkit mencari Ibu, di dapur, suara derit pintu rumahku yang karatan menyentakku. Ibu masuk dari pintu depan. membawakanku setengah piring nasi yang mengepulkan asap tipis. πŸ˜… Kebanyakan πŸ˜… πŸ’œ Revisi : Panggilanku masih tak terjawab. Baru saja aku hendak bangkit mencari Ibu, di dapur, suara derit pintu karatan menyentak. Ibu masuk dari pintu depan dan membawa setengah piring nasi yang mengepulkan asap tipis. πŸ’Ž πŸ’Ž πŸ’Ž Sering-sering latihan aja, ya! 😘 C. SELF INSERT Karakter yang kita buat jadi mirip diri kita. Ini biasanya karena karakter yang dirancang kurang kuat hingga personality kita nimpa ke atasnya. Nah, itulah pembahasan lengkap tentang POV 1 sudut pandang pertama. Kalau ada pertanyaan tentang Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama silakaaaan komen, yaaa

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama Read More Β»

20191111 095238 0000

Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita

Bismillah. Kadang kita sedih kenapa cerita kita dikit yang baca. Udah nulis capek-capek, tapi yang datang cuma hitungan jari. Jari tangan pula. Duh, sedihnya berlipat-lipat rasanya. Belum kalau kita lihat ada cerita viral yang langsung mendapat pujian sana-sini, share sana-sini, trus gercep jadi buku dan bahkan jadi film. Hati mungkin terasa tersayat. Eaaaaaa Namun, dipikir lagi, kenapa sih kok bisa orang lain dapat jodoh naskahnya gampang betul? Kita kok udah jumpalitan kaga sukses juga. 😭 Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Mungkin memang terdengar kejam. Namun, penerbit itu butuh naskah yang : BAGUS atau VIRAL Kalau bisa malah BAGUS DAN VIRAL Lalu gimana kalau ada dua karya yang sama-sama bagus, tapi yang satu nggak ada yang baca dan yang satu viral? Padahal cuma ada jatah terbit untuk satu buku. Tentu aja yang dipilih yang viral dong, ah! πŸ™ˆ Perih, ya? Yup! Namun, wajar. Penerbit itu bukan badan amal. Mereka butuh menerbitkan BUKU YANG MENJUAL. Kalau nggak gitu, mereka ngegaji pegawai pakai apa? Menerbitkan buku pakai apa? Heheheh Nah, tugas kita adalah berjuang untuk mempromosikan karya kita selain tentu saja memperbaiki karya kita. Nggak perlu buat promosi. Bahkan situs Tips Menulis Novel Gratis seperti ini pun butuh promosi lho! Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Lalu gimana nih, misalnya karya kita udah bagus (aamiin), tapi kok nggak ada pembaca? Oke deh, kita realistis aja. Menjadi viral itu BERAT. Ada permainan TAKDIR di sana. Namun, mendapatkan pembaca meski nggak sampai viral, masih bisa diusahakan. Nah, Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita kali ini akan mencoba membahas itu. Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Hal yang harus diperhatikan saat mencari pembaca adalah, kita tahu siapa yang akan membaca novel kita. Kadang penyebabnya karena kita salah nyari pembaca. Contohnya, kita post cerita di grup di mana tema pelakor, selingkuh, dan romance religi populer. Eh, kita posting kisah romance sederhana yang nggak pake pelakor, religi, atau cinta segitiga. Ya, nggak akan sepopuler yang lain. Namun, kita bisa melihat, bahwa akan ada [meski hanya satu], pembaca yang bener-bener setia nungguin cerita kita dari Prolog sampai Epilog. Biasanya, pembaca seperti ini akan juga ngikutin jika kita menelurkan karya baru. Lalu, mulailah berkenalan dengan author sealiran. Kadang bisa tukar ilmu, atau bahkan saling promosi. Lalu, saat mengajukan ke penerbit, pastikan penerbit itu dalam enam bulan terakhir pernah menerbitkan genre cerita kita. Jangan sampai seumur-umur penerbit itu hanya menerbitkan romance, kita kirim scifi. Bubar sebelum berjuang namanya. Hehehhe Jangan lupa juga baca tips pentingnya menulis sinopsis untuh yang baik agar editor tertarik pada naskah kita. Lalu yang paling penting, nggak usah membandingkan keberhasilan orang dengan apa yang kita punya. Ingat! Itu nggak apple to apple. Nggak bisa dibandingin! Beda genre, beda penulis, beda style, dan beda pembaca. Fokus saja pada jodoh kita sendiri. Hargai dan sayangi mereka setulus hati. Tetap menulis yang terbaik demi diri sendiri juga pada mereka yang terus peduli. Semoga kita bisa menciptakan karya yang terus memberikan manfaat positif pada banyak orang. Semoga Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita bermanfaat. Sudahkah kamu mencari jodoh buat novelmu? With Love, #Shireishou #MenulisUntukBerbagi #TipsMenulisNovelGratis #MentoringShireishou

Tips Cari Jodoh untuk Naskah Novel Kita Read More Β»

20191029 034733 0000

Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik

Shirei doeloe kala sering meremehkan sinopsis utuh yang disyaratkan penerbit. Shirei hanya membuat sekadarnya. Pokoknya yang penting berusaha menjelaskan semua isinya. Shirei nggak perhatian sama diksinya, kalimat efektifnya, apalagi apakah sinopsis itu runut dan enak dibaca. Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik Doeloe kala, Shirei ngecek tiga bab awal novel sampe 10 kali baca. Sementara sinopsis cuma 2-3 kali baca. Perbandingannya jauuuh banget. Doeloe kala, Shirei terdoktrin kalau editor itu hanya peduli dari tiga bab awal novel. Asal itu bagus, maka akan bagus semua. Hingga tahun lalu (2018) untuk yang pertama, Shirei dapat penolakan dengan feedback yang jelas dari salah satu penerbit mayor. Shirei nggak akan kasih capture feedback-nya karena itu spoiler banget. Cuma intinya adalah PENERBIT SALAH PAHAM SAMA CERITANYA. Ada banyak hal yang sebenarnya sudah ada di cerita, tapi tidak ditangkap oleh editor dari sinopsis yang Shirei buat. Ada beberapa hal yang sebenarnya penting ada, malah dianggap nggak penting karena Shirei salah susun kalimat. Ada beberapa plot hole yang ditanyakan editor sebenarnya sudah dijelaskan di novelnya. Kesimpulan dasarnya, Shirei gagal menulis sinopsis utuh. So, sekarang ngerti kan Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik ? Sebuah karya yang bagus bisa gagal terbit, hanya karena penulis tidak bisa menuliskan sinopsis dengan baik. Setelah itu, cerita Shirei revisi dengan memperhatikan masukan dari penerbit itu terutama bagian sinopsis yang dirasa miss di versi sebelumnya. Yep, di masukan sebelumnya, novel Shirei dirasa terlalu banyak karakter. Maka, Shirei menambahkan satu lagi biar tambah sip! πŸ™ˆ Lalu hal-hal yang dirasa plot hole oleh editor, Shirei jabarkan di sinopsis. Memang sulit menyusun kisah lengkap satu novel menjadi dua halaman saja (Sekitar 1000 kata). Namun, itu sangat berharga untuk diperjuangkan. Akhirnya, dibantu oleh mbak Donna, sinopsis versi tiga (novel ini ditolak 2 kali mayor dan hanya satu yang nolak pake alasan detail), diajukan ke Gramedia Pustaka Utama. MasyaAllah, Qadarullah, diterima. 😱 Saat itulah Shirei tersadar Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik Memang cukup telmi, ya, dari 2016 baru ngeh betapa pentingnya itu di 2019 tengah tahun pula. Namun, lebih baik terlambat daripada enggak nyadar sama sekali, kan? Makanya, Shirei harap, teman-teman juga sekarang lebih peduli sama sinopsis lengkap. Belajarlah cara menulis sinopsis lengkap yang baik. Bonus Screenshot jawaban Editor penerbit Noura soal Sinopsis Lengkap : Nah, sekian post Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik. Semoga bermanfaat.

Pentingnya Menulis Sinopsis Utuh yang Baik Read More Β»

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top