Writer block ini, meski sudah bertahun-tahun jadi penulis, bukannya malah hilang, tapi kadang malah semakin menjadi, lho! Shirei hampir tiap bulan kena T_T
Namun, ada juga lho yang bilang kalau writer block ini cuma mitos! Menurut teman-teman sendiri, Writer block itu fakta apa mitos?
Apa pun itu, kali ini Shirei akan membagikan cara Shirei mengatasi kebuntuan yang datang tanpa diundang, pulang sih maunya nggak diantar [plak]
5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif
Sama seperti penyakit pada umumnya, writer block pun demikian. Dia muncul bukan seperti makhluk yang kabarnya datang tak diundang itu. Dia hadir karena beberapa sebab. Dengan mengetahui penyebab writer blog yang menerpa, akan lebih mudah bagi kita untuk mengempasnya jauh-jauh! Hush hush!
Percaya nggak kalau penulis profesional pun pernah bahkan sering mengalami writer block. Hanya saja, mungkin bagi penulis pemula yang masih belajar mengontrol mood, penyebab writer block paling besar terjadi pada ‘mood menulis yang hilang’.
Beberapa penyebab umum termasuk:
– Stres atau kelelahan – Terkadang, tekanan pekerjaan atau kelelahan membuat otak sulit fokus.
– Perfeksionisme – Keinginan untuk menulis sesuatu yang sempurna sejak awal malah bisa menahan aliran ide.
– Kurangnya inspirasi – Kadang kita hanya butuh perspektif atau pengalaman baru untuk menyegarkan pikiran.
– Prokrastinasi – Menunda-nunda karena takut hasilnya tidak sesuai ekspektasi.
– Bosan – Bosan dengan cerita yang ditulis.
Nah, secara umum, lima penyebab ini lah yang paling sering menimpa penulis hingga macet dan tidak bisa melanjutkan karyanya. Sekarang, shirei bagikan 5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif
5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif
Pas kita kena writer’s block, renungkan apa alasan kita nggak bisa menulis? Karena terlalu banyak tugaskah? Terlalu takut salah? Macet ide? Atau apa?
Setelah itu, teman-teman bisa pilih, mana solusi yang paling cocok dengan apa yang teman-teman alami.
Inilah cara praktis yang bisa membantumu mengatasi Writer Block :
Shirei jelaskan mulai dari yang paling sederhana hingga yang membutuhkan sedikit usaha ekstra.
1. Ambil Jeda, Beri Otakmu Waktu untuk Istirahat
Kadang, berhenti sejenak adalah solusi terbaik. Melangkah keluar, berjalan-jalan di taman, atau sekadar duduk menikmati secangkir kopi bisa membantu meredakan ketegangan. Banyak penulis terkenal, seperti Ernest Hemingway, melakukan aktivitas fisik untuk menjaga pikiran mereka tetap segar dan penuh ide.Beri diri kita waktu untuk istirahat, baik dari layar laptop maupun dari tekanan untuk menulis. Ini bukan berarti kita menyerah, tapi justru membantu otak untuk ‘reset’ dan kembali lebih segar. Saat kita berhenti memaksa, sering kali ide-ide segar datang dengan sendirinya.
Mungkin juga dengan bantuan jongkok di WC [plak]
2, Tuliskan Apa pun yang Terlintas di Pikiran
Kalau kita sering macet nggak tahu mau nulis lanjutannya apa? Jangan lupa pakai kerangka karangan.
Jangan memaksakan nulis bebas kalau sering galau mau nulis apaan.
Terus, jangan terpaku pada hasil akhir atau tata bahasa yang sempurna. Ingat,
MENULIS beda dengan REVISI dan EDITING.
Cobalah untuk melakukan latihan free writing, yaitu menulis tanpa jeda apa pun yang terlintas di kepalamu. Tidak perlu logis, tidak perlu rapi—hanya menulis untuk melatih otak agar tetap terbuka pada ide. Teknik ini tidak hanya melatih otak untuk berfokus, tapi juga membantu kita membuang pikiran-pikiran yang menghambat.Tuliskan pikiran bebas ini selama 5-10 menit tanpa berhenti. Banyak penulis menemukan bahwa dari tulisan acak inilah terkadang ide brilian bisa muncul.
3. Ganti Lokasi dan Suasana Menulis
Tempat yang sama setiap hari bisa menjadi terlalu monoton, dan bagi sebagian orang, lingkungan yang baru bisa membawa inspirasi baru. Coba pindah ke tempat lain untuk menulis, seperti kafe, perpustakaan, atau bahkan taman kota. Pemandangan dan suasana yang berbeda bisa memberikan stimulasi segar bagi otakmu.Jika pindah tempat tidak memungkinkan, kita juga bisa mengganti dekorasi di ruang kerjamu atau menambahkan elemen-elemen baru, seperti tanaman hijau atau hiasan dinding yang inspiratif. Pasang action figure husbu atau waifu juga sangat membantu, lho!
4. Buat Jadwal Menulis Rutin
Menjadikan menulis sebagai kebiasaan rutin bisa membantu otak lebih siap setiap kali kita duduk untuk menulis. Bahkan jika hanya 10-15 menit per hari, menulis secara teratur akan melatih otak untuk mengatasi Writer Block lebih cepat. Sama halnya seperti otot, semakin sering digunakan, otak akan semakin terbiasa untuk mengalirkan ide tanpa hambatan.Tentukan waktu khusus di hari yang menurutmu paling nyaman untuk menulis, misalnya pagi hari saat otak masih segar, atau malam hari saat suasana tenang. Menemukan waktu terbaik untuk menulis bisa membantu kamu menemukan ritme yang nyaman.
Shrei jam 9-11 pagi saat domestic duty sudah selesai dan anak-anak sudah sekolah semua.
5. Mencari Inspirasi dari Buku atau Film
Agar tidak bosen dengan yang kita tulisa, kita bisa beralih membaca / menonton. Tidak ada salahnya mengisi kembali otak dengan pengalaman dari karya orang lain. Membaca buku, artikel, atau menonton film yang menarik perhatian bisa membantu kamu mendapatkan perspektif dan ide baru. Kadang, melihat bagaimana penulis atau sutradara lain menyampaikan cerita atau pesan bisa memberi ide yang segar dan memantik imajinasimu sendiri.Pilih buku atau film dengan tema yang berbeda dari biasanya, karena kadang inspirasi datang dari sumber yang tidak terduga. Ini juga bisa menjadi waktu istirahat produktif sambil menunggu inspirasi menulis datang.
Jangan alihkan rasa bosan dengan membuat cerita baru. Nanti nggak ada yang kelar. Nangis berjamaah, deh.
Jaga Motivasi dan Tetapkan Tujuan Menulis yang Sederhana
Terkadang, Writer Block bisa jadi terasa lebih ringan jika kita selalu ingat mengapa kita menulis. Mengapa kamu mulai menulis di awal? Apa yang ingin kita capai dari setiap tulisan? Menyadari kembali alasan menulis bisa memberi dorongan kuat untuk menyalakan semangat.
Kalau di Komunitas Ibu Profesional, kami menyebutnya STRONG WHY.
Lalu dari sana, kita bisa set goal yang lebih kecil.
“Saya hanya akan menulis satu paragraf hari ini” atau “Saya hanya akan menulis selama 15 menit.” Dengan tujuan kecil yang bisa kita capai setiap kali menulis, tekanan terasa lebih ringan dan proses menulis terasa lebih menyenangkan. Ingatkan diri bahwa menulis adalah perjalanan, bukan tentang hasil akhir saja.
Coba screenshot komen dari teman atau pembaca, lalu cetak. tempelkan di monitor, atau pin di gallery HP agar kita bisa lihat kapan pun. Penyemangat seperti ini yang kita butuhkan untuk terus melaju di saat mandek.
Kesimpulan: Writer Block Adalah Bagian dari Proses Kreatif
Writer Block BUKAN akhir dari kreativitasmu, ingatlah bahwa ini sebenarnya adalah bagian alami dari proses menulis. Ini bukan tanda bahwa kita bukan penulis yang baik, tapi justru kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan cara-cara baru dalam menulis.
Dengan tips dan trik yang telah kita bahas di atas, kamu bisa mulai mengatasi kebuntuan dan mengalirkan kembali ide-ide kreatif yang mungkin terpendam. Ingatlah bahwa menulis adalah sebuah proses—dan setiap tantangan yang kamu hadapi hanya akan membuatmu menjadi penulis yang lebih baik.
Jadi, Tips mana yang kayaknya cocok buatmu?