IIP

Aliran Rasa KLIP 2024

Jumpa lagi postingan tahunan Shirei yakni Aliran Rasa Klip 2024! Alhamdulillah tahun ini Shirei juga berhasil lulus meski tidak gemilang di KLIP. Kalau pas Aliran rasa 2023 masih ada tuh, dapat badges emas, sekarang… AHAHHAHA badges minimal aja, lah! Eh iya, sebelum lanjut curhat, KLIP itu singkatan dariΒ Kelas Literasi Ibu Profesional. Websitenya bisa diakses di sini : https://www.klip.web.id/ Minimal nulis 200, 300, lalu 500 kata dan minimal banget 10x dalam sebulan. Nah, niatnya tuh, bulan Desember pengin banget posting 10 artikel blog. Apa daya, ternyata Shirei cuma sanggup mentok lima. Padahal udah ikutan kabin Blogging Kaba 4, lho! Wakkaakak Sebenernya, hampir setiap hari Shirei nulis novel satu bab. Ini karya Shirei di Wattpad dan di GWP. Belum dihitung karya yang di akun Wattpad lain ada dua yang tamat. Satu berbahasa Inggris. Di mana? rahasia. lol   Jadi, karya Shirei yang tamat 2024 [New Novel] ada empat novel plus dua di akun lain. Yang tamat dengan major revision ada empat. Total sepuluh novel di 2024. Weh, yang hilal terbit cuma sebiji T_T Lomba kalah mulu. Semoga ada kabar baik untuk lomba yang masih penjurian. Aamiin. Yang tahun lalu diterima oleh GWP [Asam Garam Asa dan Gara] juga kena penolakan terus sampai penerbit terakhir. Shirei udah putus asa sebenernya Ahahahah Semoga nanti KLIP 2025, Shirei bisa lebih rajin posting blog. Jadi 4 blog, 6 novel gitu. Aamiin Oh, iya, 2024 ada kabar duka dari dunia platform. Ada Joylada yang gugur. Padahal Shirei mulai Pewe di sana, euy. Qadarullah lah. T_T Oke, aliran rasa kali ini Shirei nggak bisa panjang-panjang karena bingung juga. Tahun 2024 bener-bener berat buat Shirei pribadi. Semoga 2025 akan lebih baik dan lebih muluuuuus. Aamiin…..  

Aliran Rasa KLIP 2024 Read More Β»

Lebih Bagus Mana

Event Cerita Sambung – Rumbel Menulis IIP Depok Part 1

Halo halo!Β  Lama Shirei nggak update blog. Kali ini persembahan Tim Rumbel Menulis Institut Ibu Profesional Depok, mempersembahkan SAMBUNG CERITA!!! 😍 Idenya sih, Shirei menulis awalan, lalu sepuluh anggota Rumbel Menulis IIP Depok akan melanjutkan hingga tamat. Gampang, kan? Teman-teman juga bisa bikin begini lho dengan grup teman-teman sendiri. So, kepoin terus kelanjutan ceritanya di blog-blog member KAMI MENULIS DEPOK lainnya. Ini dia peraturan yang mungkin teman-teman bisa amati, tiru, dan modifikasi.Β  Peraturan : Lanjutkan cerita ini di blog masing-masing sesuai urutan ini Buat cerita yang kira-kira akan tamat dalam 10 babak pendek. Cerita minimal 300 kata tanpa batas maksimal Cerita harap diselesaikan dalam 24 jam setelah kisah sebelumnya selesai, agar kegiatan ini bisa diselesaikan kurang dari satu bulan. Makin cepat makin baik. Sertakan pranala cerita sebelumnya dan sesudahnya (jika peserta berikutnya sudah selesai) Jika semua penulis sudah selesai, silakan edit dengan pranala semua blog agar pembaca mudah mengaksesnya. Mari buat cerita yang bisa memberikan manfaat positif bagi pembacanya. Selamat bersenang-senang! 🌸🌸🌸 Suti menjerit-jerit ketika suaminya Tejo masuk ke rumah dengan santai sepulang kerja di pabrik.Β  “Kenapa sih, aku baru pulang sudah ribut?” Tejo menggerutu. Rambut cepaknya digaruk-garuk dengan kesal. “Aaaah! Baaang! Keluar! Keluaaaaaaar!” Kali ini teriakan Suti diiringi lambaian sapu ijuk yang otomatis membuat Tejo mundur beberapa langkah. “Protokol, Bang!” Tejo mendengkus dan berdecak sesudahnya. “Aku kaga kena korona! Enggak usah lebay, lah!” Namun, sapu yang terus mendorongnya menuju keran air di sebelah pagar masuk membuat Tejo mau tak mau harus menurut. Pria itu sangat mencintai istrinya yang begitu perhatian, pintar memasak, dan juga membersihkan rumah. Sebenarnya, dia tahu jika yang dilakukan Suti hanya demi kebaikan mereka berdua. Dengan anak mereka, Tati, yang masih berusia dua tahun, membuat Suti menjadi sangat protektif. Akan tetapi, sudah berapa lama pandemi ini tak kunjung berakhir? Sudah hampir satu tahun, bukan?! Cuci tangan dan kaki sebelum masuk ke rumah, langsung mandi dan keramas serta merendam baju ke dalam air sabun, menyemprot semua barang dengan cairan disinfektan, setelah dilakukan setiap hari selama beberapa bulan, rasanya sangat melelahkan. Belum setiap saat harus mengenakan masker dan pelindung wajah.Β  Mau makan susah, mau ngobrol susah, semua serba susah! Belum lagi Suti melalui WhatsApp selalu mengingatkan apa sudah cuci tangan, jangan lepas masker, jangan dekat-dekat sama orang, semprot sana-sini. Ya, ampun! Tejo lelah lahir batin. Air yang mengaliri tangan terasa menyegarkan. Namun, kalau sudah jam sembilan malam seperti sekarang, yang paling Tejo inginkan tentu langsung lompat ke kasur dan terlelap. Tidak perlulah membebani diri dengan protokol kesehatan yang merepotkan. Toh, lingkungannya terlihat sehat dan aman. Sabun yang berbusa di seluruh tangan Tejo hingga ke siku membuat Suti merasa lebih tenang. Rasanya gemas jika suami sendiri tidak taat protokol. Bagaimana jika sampai Tati kena korona? Lebih buruk lagi kalau dirinya atau Tejo yang kena hingga meninggal. Bagaimana nasib Tati kelak? Suti menggeleng berusaha mengenyahkan semua pikiran buruk. Dirinya harus bisa berpikir positif. Sementara Tejo menyelesaikan cuci kaki beberapa saat kemudian dan bergerak menuju kamar mandi. Harus Tejo akui, Suti rajin sekali menyiapkan air sabun dalam ember sedang. Sementara ember besar juga sudah dicampur air hangat. Air yang diguyurkan ke badan tidak membuat Tejo menggigil. Belum lagi biasanya, Suti sudah menyediakan susu hangat dan gorengan seusai mandi. Rasa dingin pasti enggan mendekat.Β  Namun, Tejo sudah lelah. Dia tak mau lagi mengikuti semua protokol. Dia muak! Buktinya, tidak ada rekan kerjanya yang sakit. Mereka yang kabarnya sakit juga banyak yang sembuh. Mungkin korona tak semengerikan di berita. Karena itu, seusai mandi, Tejo akan bicara dengan Suti. 🌸🌸🌸 Pranala cerita berikutnya : (Akan diperbarui jika sudah selesai)

Event Cerita Sambung – Rumbel Menulis IIP Depok Part 1 Read More Β»

20200101 054759 0000

Tantangan Penulis di tahun 2020

Bismillah. Tahun baru telah tiba. Meski kita bukanlah tipe yang merayakan baru dengan begadang dan menyalakan kembang api, tapi Shirei rasa tidak ada salahnya menjadikan tahun baru sebagai momentum untuk merekap dan mengevaluasi ulang semua yang telah kita lakukan setahun kemarin. Soalnya, semua sistem dan perhitungan umumnya mulai direstart di awal tahun. Akan lebih mudah untuk menghitung rencana jika kita membuatnya di awal tahun. Memang seharusnya postingan ini sejak Desember, ya? Namun, lebih baik telat daripada tidak sama sekali, bukan? 😁 Kali ini, Shirei mau sedikit berbagi tentang pengamatan Shirei tentang tantangan Penulis di tahun 2020. Setiap tahun, penulis selalu harus berevolusi agar menjadi lebih baik. Ada banyak hal yang menjadi perhatian. Jadi, inilah … Tantangan Penulis di tahun 2020 1. Viral Menjadi Penentu Sejak beberapa waktu belakangan, cerita akan langsung naik cetak bahkan difilmkan jika VIRAL! Mau PUEBI-nya hancur, mau kalimatnya berantakan, asal VIRAL, maka jadi buku bukanlah hal mustahil. Hal ini membuat banyak penulis pemula lebih tergila-gila mengejar statistik dibandingkan kualitas tulisan. Tentu ini sangat membahayakan. Mengejar Viral itu BAGUS! Namun, jangan abaikan kualitas dan kerapian naskah kita. Terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis kita melalui bacaan bermutu dan juga tutorial menulis novel gratis yang banyak ada di internet. 2. Banyak Penerbit Hanya Memandang Statistik Cerita Kalau teman-teman menyangka Shirei akan selalu diterima di penerbit mana pun karena punya 180k follower di Wattpad, itu SALAH! Banyak Penerbit yang lebih fokus pada VIEW CERITA daripada jumlah follower. Jadi, untuk Shirei yang jumlah view-nya rata-rata hanya 100-300k per cerita, tetap butuh berjuang sama seperti yang view-nya di bawah 1k. Karena 2019, Shirei dua kali ditolak dengan alasan ceritanya belum menyentuh satu juta view. πŸ˜… Namun, teman-teman nggak perlu berkecil hati, karena Shirei percaya : Setiap naskah ada jodohnya. Obsessive Loves yang sudah 3x ditolak mayor dengan berbagai alasan sejak awal 2018, akhirnya mendapatkan jodohnya di Gramedia Pustaka Utama. Monokrom yang gagal saat lomba karena Shirei kurang populer, akhirnya menemukan jodoh di Noura Publisher – Mizan dan berganti judul menjadi Eyenomaly. Jangan menyerah! Temukan jodoh untuk naskah kita! 3. Branding Menjadi Elemen Krusial Punya fanbase kuat setidaknya di satu platform tampaknya menjadi sebuah keharusan di tahun 2020. Shirei sering melihat penerbit mensyaratkan memasukkan akun sosial media kita saat mengajukan naskah. TIDAK PERLU HARUS MENGGUNAKAN SEMUA PLATFORM! Shirei sarankan fokus pada satu platform dulu hingga stabil, baru melebarkan sayap ke platform lain. Jangan lupa jaga ketikan kita agar tidak mencederai nama baik diri sendiri. Lalu, kalau bisa, nama teman-teman sama di semua platform. Kayak Shirei yang selalu Shireishou apa pun platformnya (Blog, Facebook page, Instagram, wattpad, YouTube, dll) 4. Mental Baja Tidak sedikit penulis baru yang naik daun mendapat serangan haters. Iya, di Indonesia juga ada haters, lho! Jadi, jangan terlalu terpengaruh pada orang-orang yang membenci kita. Fokus saja sama orang-orang yang menyayangi dan menunggu karya kita. Ingat, ada beda antara kritikan dengan komen kebencian. Tetap semangat! Ini ada sedikit tips menghadapi haters. 5. Tidak Fokus Kembali ke poin pertama karena VIRAL ADALAH KUNCI, banyak penulis akhirnya seperti mengekor tema yang sedang viral dengan harapan agar ikutan viral. Padahal, VIRAL ITU TAKDIR! Mau sama-sama pelakor, mau sama-sama bad boy, kalau nggak takdirnya viral ya nggak akan viral. Jadi, mending fokus pada niche yang biasa kita tulis. Kalau nyaman di fantasi, ya tetaplah fantasi. Buat pembaca mengingat kita sebagai author fantasi yang keren. Kalau nyaman di Slice of Life kayak Shirei juga silakan. Mencoba genre lain sesekali boleh saja. Namun, jangan setiap saat ganti-ganti lalu tidak dilanjutkan karena gagal viral. Nangis itu ceritanya diabaikan. Hix 6. Terlalu Membandingkan Kesuksesan Orang Lain Setiap orang punya waktu sendiri untuk bersinar. Kadang malah butuh waktu sangat lama. Namun, menulis bukan sekadar untuk menjadi terkenal, bukan? Namun, juga menebarkan manfaat ke banyak orang. Itu salah satu alasan Shirei mulai menulis. Viral itu takdir, tapi tetap menulis adalah pilihan. Kesuksesan orang lain memang terlihat menggiurkan. Menjadikan mereka sebagai tolok ukur keinginan, boleh saja. Akan tetapi, bersyukur pada pencapaian sendiri adalah sebuah keharusan. 7. Tidak Menikmati Perjalanan Sendiri Balik ke poin nomor 6, akhirnya kita kerap merasa kesal dengan pencapaian kita. Kita terburu-buru untuk sukses. Kita jadi tidak Menikmati belajar PUEBI, tidak mengisi diri dengan membaca buku karena dianggap membuang-buang waktu, bahkan mungkin hati menjadi tidak tenang dan benci ketika melihat orang lain menerbitkan buku. Setop! Nikmati setiap proses yang kita jalankan. Karena terkadang, proses jauh lebih penting daripada sekadar hasil. Jangan lupa tuliskan impian kita di kertas agar lebih terekam di otak. 8. Patah Semangat Menjadi viral bukan hal mudah. Penolakan naskah akan menjadi santapan kita. Banyak yang akhirnya menyerah mewujudkan keinginan terbit buku. Jangaaaaan! Kalau tidak bisa mayor, masih ada opsi indie dan self publish. Kalau pun maunya harus mayor, ya coba saja teruuus! Fake Love – Aku, Suamiku, dan Gunpla-nya terbit setelah Shirei ditolak 13x oleh penerbit mayor. Alhamdulillah MasyaAllah best seller di banyak toko buku nasional meski belum bisa mendapat predikat best seller nasional. Amore in Sardegna baru terbit setelah 8x penolakan setelah Fake Love. Jadi total penolakan ke 21. Sampi detik ini, Shirei udah ditolak 29x oleh penerbit mayor dengan 7 novel. πŸ˜‚ Jadi, jangan takut gagal! Shirei ngitung setiap kegagalan supaya Shirei nggak mengirimkan naskah yang sama ke penerbit yang sama. Lama-lama kan keder juga. Lol πŸ’–πŸ’–πŸ’– Nah, itu sedikit Tantangan Penulis di tahun 2020. Semoga kita semua bisa menulis dan berkarya dengan lebih baik di 2020. Shirei tahun 2019 kemarin ikut kelas Ibu Profesional dan akhirnya mengikuti peminatan MENULIS (Iya, ada grup khusus yang suka penulis). Nah, postingan kali ini juga terinspirasi dari challenge yang diadakan di grup untuk menulis dengan tema 2020. Sebagai perempuan, khususnya seorang ibu, Shirei sering merasa MINDER dengan teman-teman di grup lain yang bisa update nyaris setiap hari, sementara Shirei seminggu sekali saja rasanya berat sekali. Namun, sejak ikut IIP-KAMI Menulis, Shirei jadi makin semangat. Bahwa ada banyak emak-emak lain yang juga tangguh menyusun waktu mereka dengan baik hingga tetap berkarya tanpa mengganggu tugas utama mereka sebagai IBU. MasyaAllah aku cinta banget IIP menulis (peluk semuaaaa). Nah, semoga artikel Tantangan Penulis di tahun 2020 ini bermanfaat,

Tantangan Penulis di tahun 2020 Read More Β»

20191008 113353 0000

Menulis untuk Memaknai Hidup

Pernahkah berpikir untuk apa sebenarnya kita menulis? Untuk meluapkan ide? Untuk menghibur orang lain? Untuk terkenal? Untuk dapat uang? Atau mungkin, untuk belajar memaknai hidup? “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56) Tujuan manusia ada di dunia sudah jelas untuk beribadah sebagai bekalnya di akhirat kelak. Masalahnya, apakah yang bisa kita lakukan agar hidup tak hanya mengejar akhirat, tapi juga berguna bagi sesama manusia (yang tentu InsyaAllah akan mendapat ganjaran kebaikan di akhirat). Menulis untuk Memaknai Hidup   Jabir radhiyallau β€˜anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu β€˜alaihi wasallam bersabda: β€œSebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289). Salah satu yang bisa Shirei lakukan adalah MENULIS. Dengan menulis, Shirei bisa memberikan kebaikan dalam bentuk cerita sederhana untuk dibaca orang lain. Bahkan web Tips Menulis Novel Gratis ini pun salah satu perwujudannya.   β€œJika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7) Menulis tak sekadar membuat cerita seru yang viral. Namun, berusaha agar setiap kata yang tertuang punya makna dan manfaat bagi pembacanya. Karenanya, Shirei berupaya keras untuk tetap menjaga niat untuk selalu lurus memberikan manfaat positif buat seluruh pembaca. Karenanya, Shirei berharap bisa Menulis untuk Memaknai Hidup. “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907] Kenapa Menulis untuk Memaknai Hidup? Sebenarnya, niat apa pun sah-sah saja. Toh, setiap penulis punya idealismenya masing-masing. Namun, Shirei memilih niatan menulis untuk memberi manfaat positif pada banyak orang. Shirei mengambil jalur menulis fiksi khususnya novel. Dalam kisah fiksi, meski harus didahului riset, tetap saja kisah di dalamnya UMUMNYA fiksi alias tidak nyata. Akan tetapi, di balik kisah tidak nyata itu, Shirei berharap bisa menyelipkan pesan secara tersirat tentang kehidupan. Bagaimana perjuangan para tokohnya dalam memaknai kehidupan. Itulah sebabnya, genre novel yang Shirei fokuskan adalah Slice of Life. Sebenarnya, kategori Slice of Life atau SoL ini terfokus pada KISAH SEHARI-HARI protagonis utama. Minim konflik dan open ending. Contoh : Doraemon, Crayon Shinchan, Chibi Maruko Chan, dll Akan tetapi, untuk genre novel SoL, biasanya difokuskan pada perjuangan protagonis utama untuk mendapatkan keinginannya yang terhalang permasalahan tertentu. Romansa biasanya hanyalah bumbu dan bukan fokus utama. Shirei pribadi, memaknai hidup dengan berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi sesama. Dengan menulis genre SoL, Shirei berharap bisa memberikan suntikan semangat bagi para pejuang kehidupan agar tidak menyerah! Agar mereka bisa berjuang bersama tokoh-tokoh yang Shirei ciptakan. Berikut daftar novel yang pernah Shirei buat dan sedikit perjuangan yang dihadapi tokoh utamanya : πŸ’– One Step — Cowok korban KDRT dan mantan ketua gang motor yang berjuang untuk berubah agar bisa lulus sekolah dengan baik. πŸ’– Voice in Dream — Cewek korban bully verbal berjuang meraih cita-cita menjadi seorang pengisi suara meski ditentang ibunya. πŸ’– Amore in Sardegna — Cewek Nomophobia berjuang menghilangkan kecanduannya terhadap gawai sekaligus belajar tentang kenyataan bahwa dunia maya tak selalu seindah kelihatannya. πŸ’– Fake Love — Perempuan penggila bento yang memaksakan diri menikah hanya karena didesak lingkungan sekitar hingga harus berhadapan dengan suami nggak peka yang penggila Gunpla. πŸ’– Obsessive Loves — Kisah perjuangan perempuan SMA korban perkosaan agar bisa mengatasi PTSD-nya. πŸ’– ToGetHer Love — Kisah perjuangan seorang programmer yang belajar menjadi gamer demi mendapatkan cintanya sekaligus mempelajari bahwa tak semua manusia sebahagia kelihatannya. πŸ’– Fathiya — Kisah seorang wanita yang berusaha move on dari bayang-bayang mantannya meski kini dirinya sudah menikah. πŸ’– Blood Beyond the Blue Gate — Kisah dua saudara kandung yang bahu-membahu berusaha menemukan kebahagiaan di tengah perburuan dan kematian. πŸ’– Sang Penggoda — Kisah Penyihir Angin yang berjuang memaknai kehidupannya yang selama ini terbutakan oleh harta. Slice of Life bukan genre populer seperti romance. Sangking enggak jelasnya, di Wattpad, dia nggak punya kategori sendiri. Jadi Shirei suka lompat-lompat ke aneka genre. Kasihan kan? 🀣 Akan tetapi, Shirei tetap bertahan di genre ini meski sampai detik ini tidak pernah punya karya viral. Ahahaha Karena apa? Shirei berharap tetap bisa memberikan manfaat positif bagi setiap pembacanya. Shirei juga berharap, teman-teman bisa menciptakan karya yang mampu memberikan inspirasi positif bagi banyak orang. Karena Menulis untuk Memaknai Hidup bukan suatu hal yang mustahil. Sudahkah kita menulis yang bermanfaat hari ini.

Menulis untuk Memaknai Hidup Read More Β»

Aliran Rasa Stadium generale IIP

Aliran Rasa Stadium generale IIP

Bismillah. Menyimak materi IIP (Institute Ibu Profesional) semalam rasanya nyeees gitu. BERUBAH atau KALAH Lalu setelah membaca begitu deras chat yang luar biasa di telegram, akhirnya kami para mahasiswa diminta menulis Aliran Rasa Stadium generale IIP Membaca sneak peak perjuangan para istri yang berjuang beradaptasi, berubah, lalu menjadikannya lebih baik itu mengesankan. Masya Allah. Shirei langsung merasa kayak butiran debu pas baca. Ada banyak hal yang berubah saat kita mulai menginjak jenjang pernikahan. Akan tapi, ujian setiap manusia pun berbeda-beda. Shirei percaya setiap manusia tidak diuji melebihi kesanggupannya. Kalau membahas soal perubahan setelah menikah, Shirei sedikit mengulik aliran rasa pada masa sekitar delapan tahun silam. Cieeee….Β  Nikah sama orang beda suku, beda golongan darah, beda sifat, beda kesukaan itu lebih berat dari Delan dan gunpla-gunpla-nya. Yang biasanya setahun sekali cosplay, malah harus jualan kostum. Yang biasanya bisa ngelayap ke studio dubber ketemu idola, bisa add facebook mereka aja udah keberkahan. Namun, karena Shirei ini introvert, permasalahan di atas tidak terlalu penting. Sayang, badai datang justru ketika anak pertama lahir. Kena CTS, PPD, dituduh tracing gambar, dilarang berjualan padahal barang-barang sudah dibuat, dll. Depresi. Merasa anak Shirei begitu menyebalkan. Sampai puncaknya mertua memergoki Shirei menjedotkan kepala si sulung ke dinding. Waktu itu Shirei nggak ingat apa-apa. Shirei tahu ini pas mertua cerita. Ahahaha Post Pantrum Disorder. Begitu kata psikolog pada Shirei . Gubraks banget, kan? Shirei nggak begitu ingat detailnya. Saat itu semuanya kabur. Shirei hanya ingat beberapa kali terapis Shirei berkata agar Shirei memaafkan diri sendiri. Terima akan batas kemampuan kita. Pada apa yang diberi Allah. Setelah mengakhiri tahap penolakan dan mampu memaafkan, baru deh Shirei disuruh afirmasi positif tiap pagi yang lebih banyak lagi variannya. Hehehe Di Aliran Rasa Stadium generale IIP , Shirei belajar banyak hal. Salah satunya, bahwa support keluarga itu memang yang utama. Alhamdulillah sekarang suami jauh lebih sabar. Anak kedua meski saat hamil bed rest 9 bulan, alhamdulillah lahir selamat meski harus operasi. Shirei bukan ibu yang sempurna, tapi akan selalu berusaha menjadi ibu yang lebih baik dari hari kemarin. Jadi makin semangat ikut kelas IIP. Semoga bisa lancar terus sampai berakhir kelasnya.Β  Karena jujur, Shirei masih pemarah. Nggak bisa deh kayak ibu-ibu di buku-buku parenting yang sabar kalau anak berbuat salah padahal udah 3x diingatkan di waktu yang sama. Hadeuuh…. Semoga kelak bisa lebih sabar dan semoga anak-anak pun bisa tumbuh menjadi anak sholeh berakhlak mulia. Shirei sekarang fokus pada Self Healing.Β  Karena Shirei percaya, keluarga yang bahagia bermula dari ibu yang bahagia. Oh iya, sedikit berbagi soal buku yang dibahas semalam diΒ Aliran Rasa Stadium generale IIP Shirei copas, ya! 🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊🎊 Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β  Teriring Syukur atas Selesainya PO Buku terbitan Ke-dua KIPublishing yang di tutup dengan Sold Out. Penghargaan setinggi-tingginya kepada kontributor yang sudah membantu mulai dari proses penulisan hingga gerilya pemasaran. Keren abis semangat menebar kebaikan dan perubahannya. Maka dengan Bangga KiPublishing pun membuka Β *Pre Order Ekslusif* dengan kuota 300 examplar diperuntukkan kepada teman-teman seideologi untuk berjuang menebarkan kebaikan seluas-luasnya. Pre-order ini akan kami buka mulai tanggal *25 Januari -05 Februari 2019* Setelah itu Buku Berubah atau Kalah akan memacu Teman-teman di komunitas dan Institut Β untuk lebih gigih berkarya dan menuliskan buku kembali melalui KiPublishing. Adapun link pemesanan Ekslusif nya http://bit.ly/POEKSLUSIVE_BK Terimakasih atas semua perhatian. Salam KIPMA πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™ Nah demikianlah curhatan Shirei untuk Aliran Rasa Stadium generale IIP Mari menjadi manusia yang bisa lebih bermanfaat bagi sekitar dan Allah SWT. Aamiin   #MatrikulasiIIPBatch7 #IbuProfesional #AliranRasa

Aliran Rasa Stadium generale IIP Read More Β»

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top