cara membuat novel

5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

Pernah nggak sih kita tuh ngefans banget sama tokoh fiksi? kayak Shirei yang nggak bisa lupa sama Hokuto meski udah uhuk … hampir 30 tahun sejak 1998. Yang tahu, berarti kita seangkatan. lol Ada juga karakter game yang saat ini lagi heboh-hebohnya di dunia maya. Bukankah Sylus dari Love and Deepspace menggetarkan hati banyak wanita? Apalagi dia lagi berdarah! [Itu sih Shirei doank yang demen] Ahahaha   Sebenernya, nggak cuma tokoh yang kelihatan bentukannya kayak dari anime, game atau film. Bahkan dari novel pun, kita bisa jatuh cinta, kan? Contohlah SNAPEEE! Shirei udah naksir sejak di buku. Terus… pas nongol castnya, Shirei yang…. KAMU KEGANTENGAN!!! Ahahahahah Menciptakan karakter fiksi yang hidup dan menarik adalah seni tersendiri dalam menulis novel. Karakter yang kuat dan relatable dapat membawa pembaca masuk ke dalam cerita, membuat mereka merasa terhubung, dan terus membaca hingga halaman terakhir. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara menciptakan karakter fiksi yang tak hanya menarik, tetapi juga hidup di benak pembaca. Karakter adalah jiwa dari sebuah cerita. Mereka adalah penggerak konflik, pelopor perubahan, dan medium bagi pembaca untuk mengalami kisah kita. Tanpa karakter yang kuat, cerita kita bisa terasa datar, bahkan membosankan. Karakter yang hidup bukan hanya soal deskripsi fisik atau kepribadian. Mereka harus memiliki kedalaman, motivasi, dan konflik internal maupun eksternal yang menjadikan mereka nyata. Gimana nggak kepengin ketika kita sudah tiada, karakter yang kita buat membawa kebaikan bagi para penggemarnya. Jadi pahala jariyah, kan? Jadi, pernahkah kita membaca novel yang membuat kita benar-benar merasa seperti mengenal karakternya secara langsung? Itu bukan kebetulan! Itu adalah hasil dari perencanaan matang dan eksekusi yang baik dalam menciptakan karakter fiksi. 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat   1. Kenali Karakter Anda Secara Mendalam Sebelum menulis, kenali karakter yang kita buat, seperti mengenal sahabat. Buatlah profil lengkap, mulai dari nama, usia, penampilan, hingga latar belakang kehidupan mereka. Kita bisa menggunakan template sederhana seperti: – Nama: – Umur: – Pekerjaan: – Motivasi: – Ketakutan terbesar: Dengan memahami detail ini, kita dapat menulis karakter yang terasa realistis. Misalnya, karakter yang trauma di masa kecil mungkin memiliki sikap defensif atau cemas dalam situasi tertentu. Kalau bingung gimana membuat karakter dari nol, kita bisa riset terlebih dahulu. Masih bingung cara riset? Shirei sudah buatkan post 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu  2. Beri Mereka Motivasi dan Tujuan Motivasi adalah alasan mengapa karakter melakukan sesuatu. Apa yang mendorong mereka? Apakah mereka mencari kebahagiaan, cinta, atau balas dendam? Kayak kita menulis novel, punya tujuan. Nah, tujuan ini yang menjadi bahan bakar kita terus menulis. Sebagai contoh, jika tokoh utama kita ingin membuktikan dirinya kepada keluarganya, maka tindakan dan pilihan yang ia ambil sepanjang cerita akan konsisten dengan motivasi ini. Hal ini juga membantu menciptakan konflik cerita yang menarik.   3. Ciptakan Konflik yang Relatable Konflik adalah bahan bakar cerita. Tanpa konflik, cerita kita akan terasa datar. Konflik bisa berasal dari: – Konflik internal : Pergulatan batin karakter dengan dirinya sendiri. – Konflik eksternal: Masalah yang datang dari luar, seperti orang lain atau lingkungan. Misalnya, seorang karakter yang ingin sukses di kariernya mungkin harus berhadapan dengan bos yang manipulatif atau rekan kerja yang iri. Meskipun genrenya fantasi, konfliknya tetap bisa relatable. Seperti Snape dengan patah hati seumur hidupnya. Ugh….. 4. Tampilkan Karakter Melalui Tindakan, Bukan Hanya Deskripsi Alih-alih mengatakan bahwa karakter kita adalah “pemberani,” tunjukkan melalui tindakan. Misalnya, karakter bisa menyelamatkan seseorang dari bahaya tanpa berpikir panjang. Jangan pernah berpikir kalau pembaca itu tidak cerdas. Mereka bisa kok menyimpulkan bagaimana karakter yang kita buat hanya dari tindakannya. Menurut shirei, dari 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat, tips nomor empat ini yang paling sulit dilakukan.  Show don’t tell sering kita dengar, tapi praktiknya tidak semudah itu. Kadang malah bikin writer block. Namun, jangan cemas. Shirei juga sudah bikin 5 Cara Mengatasi Writer Block. Jadi, meski sulit, menurut Shirei cara ini lah yang membuat pembaca merasa lebih terlibat dengan cerita dan karakter. 5. Buat Dialog yang Natural Dialog adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan kepribadian karakter. Pastikan dialog terdengar alami dan sesuai dengan kepribadian serta latar belakang karakter kita. Jika karakter kita adalah remaja, gunakan bahasa yang santai dan kekinian. Jika ia seorang profesor, tambahkan nuansa formal dalam dialognya. Ini contoh dua orang yang punya latar belakang pendidikan baik dan baru bertemu dan malu-malu. [ Asam Garam Asa dan Gara  by Shireishou ]    6. Tambahkan Flaws (Kelemahan) Karakter yang terlalu sempurna bisa terasa membosankan. Tambahkan kelemahan yang membuat karakter kita terasa lebih manusiawi. Misalnya, seorang detektif genius tetapi memiliki masalah kecanduan alkohol. Atau CEO tajir melintir, ganteng, tapi phobia pakai jas misalnya. Kebayang gimana dia harus berjuang menghandiri pesta dan rapat penting? Shirei ada karakter CEO absurd. Logic-nya minus khususnya di urusan percintaan. Lawak jadinya. 7. Berikan Karakter Perkembangan Perkembangan karakter adalah perjalanan emosional atau psikologis yang dialami karakter sepanjang cerita. Karakter yang hidup adalah karakter yang berubah seiring cerita. Misalnya, seorang tokoh pemalu mungkin belajar untuk percaya diri melalui tantangan yang ia hadapi. Memang harus diakui, karakter-karakter yang sempurna tuh banyak yang naksir. Contohlah di vampir apa itu lupa namanya. Kabarnya dia gary stu. Atau CEO-CEO Wattpad juga banyak yang sempurna tanpa kelemahan. Tinggal kita yang memilih apakah kita harus membuat yang sempurna, atau memang membiarkan karakter kita berkembang seperti kisah pada umumnya. Kayak  karakter fiksi populer seperti Elizabeth Bennet dari *Pride and Prejudice*. Elizabeth memiliki kepribadian yang kuat, kecerdasan yang tajam, tetapi juga kelemahan berupa prasangka yang sering mengaburkan penilaiannya. Ini membuatnya terasa nyata dan relatable. Kalau masih bingung cara menggabungkan semua tips Shirei, jangan lupa baca 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula, ya! Nah, demikianlah 5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Kalau masih ada yang mau ditanyakan, silakan komen, ya. Bagaimana? Apakah postingan ini membantu? Jika ya, yuk bagikan tips ini dengan teman-teman penulis dan mulailah menciptakan karakter yang akan dikenang sepanjang masa! YAY!  

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Read More »

Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik

Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik

Selain karakter utama, karakter berikutnya yang paling penting dalam sebuah novel adalah karakter antagonis. Meski Antagonis TIDAK SELALU berupa manusia, tapi pada postingan kali ini, kita akan membahas karakter antagonis yang berupa manusia. Bagaimana membuat karakter Antagonis ini bisa hidup hingga pembaca pun bisa saja menjadi suka dengan tokoh antagonis tersebut. Mungkin juga malah lebih disukai daripada protagonisnya. Jadi, setelah menguatkan premis novel, sekarang saatnya membuat antagonis novel kita! Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik Nah, sebelum mulai, antagonis TIDAK SELALU JAHAT, ya! Menurut KBBI n Sas tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan Jadi, tidak selalu jahat, yang penting MENENTANG TOKOH UTAMA. Namun, sekali lagi, kali ini fokus kita untuk antagonis manusia yang jahat, yaaaa….. Tanpa berlama-lama… inilah Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik 1. Buat TUJUAN UTAMA yang KUAT dan SOLID Tidak hanya pemeran utama yang membutuhkan tujuan yang sangat kuat dan solid. Antagonis pun demikian. Tanpa tujuan yang solid, maka keberadaan dia hanya berupa tempelan saja. Misal dalam kisah Deliverance – Dimensional Fugitive, tujuan utama antagonisnya adalah menjadi yang terkuat dan menguasai seluruh dimensi. Tujuan ini terhalang oleh Hero-nya, Alf, yang ternyata memiliki kekuatan rahasia. Maka pertarungan pun tak terelakkan. Atau seperti kisah Sang Penggoda di mana antagonisnya ingin menghancurkan Hero yang dinilai merusak semua kehidupannya. Antagonisnya sangat membenci Hero dan semua rasa cinta yang terlimpah pada Agnis, tapi tidak padanya. 2. Cari Antagonis yang SESUAI dengan Protagonisnya Antagonis yang baik adalah antagonis yang sesuai dengan protagonisnya. Contohnya, jangan membuat antagonis yang ingin menghancurkan dunia, sementara hero-nya cuma hidup santai dan nggak peduli sama nasib dunia. Ya … nggak nyambung. Cari Antagonis yang bisa nyusahin protagonismu lahir-batin. Sampai bikin protagonismu hidup segan mati tak mau. Karena salah satu ciri antagonis yang baik adalah yang mampu membuat protagonisnya berada di titik terendah. 3. Buat LATAR BELAKANG tokohnya NYATA Jangan sepelekan latar belakang antagonis, Meski tidak semua harus dituliskan dalam cerita, latar belakang adalah hal krusial untuk membuat karaktermu bertindak hingga saat ini. Dengan latar belakang yang kuat, maka karakter pun akan lebih mudah dijalankan. Jangan takut memulai sebuah kisah masa lalu penjahat di novelmu 4. Buat Antagonis yang Bisa Menipu Jangan selalu membuat karakter yang blak-blakan jahat di depan heronya. Buat yang menipu. Tidak terlihat jahat, tapi justru dalang dari segala kejahatan. Bisa dijadikan seperti twist yang seru, bukan? 5. Desain Antagonis yang Cerdas Antagonis tidak melulu harus mata melotot dan jahatnya kelihatan. Bisa juga dia menggunakan taktik-taktik cerdas, dengan senyum menawan, tapi menjatuhkan protagonisnya ke titik terendah. Kadang, penjahat adu kecerdasan sama heri juga seru, lho! Kayak novel-novel detektif gitu. 6. Desain bahwa Antagonis ini percaya bahwa Hero kita lah penjahatnya Kalau bisa, jangan sampai Antagonis ini merasa dirinya jahat. Dia berusaha untuk melakukan sesuatu yang bagi dirinya adalah ‘menyelamatkan prinsip hidupnya’. Boleh saja kita bikin karakter yang murni psikopat. Jahat ga ketulungan. Ya, kalau yang begini, biasanya yang suka juga hanya orang-orang tertentu aja. Namun, kalau antagonisnya merasa dia memegang kebenaran, mungkin masih bisa ada simpatinya 7. Tunjukkan Bagaimana Antagonis berada di atas Protagonis Dari Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik, cara ketujuh adalah antagonis harus kuat. Kalau nggak secara fisik, ya mental, ya otaknya. Tunjukkan kesuperioran dia di atas hero. Buat pembaca merasa ‘wow keren banget sih nih karakter!’ 8. Buat Antagonis yang Memiliki Banyak Kelebihan Kalau kita bikin karakter kan umumnya tentu ingin yang menarik, ya? Nah, buat karakter yang memiliki banyak kelebihan. Jangan hanya jahat saja yang dikedepankan. 9. Jangan bikin dia mudah dikalahkan Meski dia antagonis, tapi kalahnya alot. Bikin heronya kudu bertarung jungkir balik baik secara mental maupun fisik untuk bisa mengalahkannya. Agar ada memory berharga yang tersisa. 10. Akhiri dengan sempurna Kupas alasan dia menjadi antagonis, beri sisi kemanusiaan yang membuat dia terasa humanis alih-alih penjahat tanpa hati. Tidak harus dia bertobat, tapi dia bisa dibuat tetap berkukuh dengan prinsipnya dan kalah, atau buat dia akhirnya mengakui kekalahannya. Semua sama-sama boleh dan tergantung pada eksekusi cerita. —– Nah, ini tadi Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik Paling penting adalah eksekusinya. Rancang dengan sepenuh hati, maka InsyaAllah semua akan lancar. Masih bingung cara membuat karakter yang hidup? Setiap bulan, Shirei InsyaAllah membuka kelas menulis untuk belajar membuat karakter. Silakan klik link di atas, ya!  

Sepuluh Cara Merancang Karakter Antagonis yang Jahat tapi Menarik Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top