Categories: Menulis NovelTutorial

Tantangan Penulis di tahun 2020

Bismillah. Tahun baru telah tiba. Meski kita bukanlah tipe yang merayakan baru dengan begadang dan menyalakan kembang api, tapi Shirei rasa tidak ada salahnya menjadikan tahun baru sebagai momentum untuk merekap dan mengevaluasi ulang semua yang telah kita lakukan setahun kemarin.

Soalnya, semua sistem dan perhitungan umumnya mulai direstart di awal tahun. Akan lebih mudah untuk menghitung rencana jika kita membuatnya di awal tahun.

Memang seharusnya postingan ini sejak Desember, ya? Namun, lebih baik telat daripada tidak sama sekali, bukan? 😁

Kali ini, Shirei mau sedikit berbagi tentang pengamatan Shirei tentang tantangan Penulis di tahun 2020.

Setiap tahun, penulis selalu harus berevolusi agar menjadi lebih baik. Ada banyak hal yang menjadi perhatian. Jadi, inilah …

Tantangan Penulis di tahun 2020

1. Viral Menjadi Penentu

Sejak beberapa waktu belakangan, cerita akan langsung naik cetak bahkan difilmkan jika VIRAL!

Mau PUEBI-nya hancur, mau kalimatnya berantakan, asal VIRAL, maka jadi buku bukanlah hal mustahil.

Hal ini membuat banyak penulis pemula lebih tergila-gila mengejar statistik dibandingkan kualitas tulisan. Tentu ini sangat membahayakan.

Mengejar Viral itu BAGUS! Namun, jangan abaikan kualitas dan kerapian naskah kita.

Terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis kita melalui bacaan bermutu dan juga tutorial menulis novel gratis yang banyak ada di internet.

2. Banyak Penerbit Hanya Memandang Statistik Cerita

Kalau teman-teman menyangka Shirei akan selalu diterima di penerbit mana pun karena punya 180k follower di Wattpad, itu SALAH! Banyak Penerbit yang lebih fokus pada VIEW CERITA daripada jumlah follower.

Jadi, untuk Shirei yang jumlah view-nya rata-rata hanya 100-300k per cerita, tetap butuh berjuang sama seperti yang view-nya di bawah 1k.

Karena 2019, Shirei dua kali ditolak dengan alasan ceritanya belum menyentuh satu juta view. πŸ˜…

Namun, teman-teman nggak perlu berkecil hati, karena Shirei percaya :

Setiap naskah ada jodohnya.

Obsessive Loves yang sudah 3x ditolak mayor dengan berbagai alasan sejak awal 2018, akhirnya mendapatkan jodohnya di Gramedia Pustaka Utama.

Monokrom yang gagal saat lomba karena Shirei kurang populer, akhirnya menemukan jodoh di Noura Publisher – Mizan dan berganti judul menjadi Eyenomaly.

Jangan menyerah! Temukan jodoh untuk naskah kita!

Tantangan Penulis di tahun 2020

3. Branding Menjadi Elemen Krusial

Punya fanbase kuat setidaknya di satu platform tampaknya menjadi sebuah keharusan di tahun 2020. Shirei sering melihat penerbit mensyaratkan memasukkan akun sosial media kita saat mengajukan naskah.

TIDAK PERLU HARUS MENGGUNAKAN SEMUA PLATFORM!

Shirei sarankan fokus pada satu platform dulu hingga stabil, baru melebarkan sayap ke platform lain.

Jangan lupa jaga ketikan kita agar tidak mencederai nama baik diri sendiri.

Lalu, kalau bisa, nama teman-teman sama di semua platform.

Kayak Shirei yang selalu Shireishou apa pun platformnya (Blog, Facebook page, Instagram, wattpad, YouTube, dll)

4. Mental Baja

Tidak sedikit penulis baru yang naik daun mendapat serangan haters. Iya, di Indonesia juga ada haters, lho! Jadi, jangan terlalu terpengaruh pada orang-orang yang membenci kita. Fokus saja sama orang-orang yang menyayangi dan menunggu karya kita.

Ingat, ada beda antara kritikan dengan komen kebencian.

Tetap semangat!

Ini ada sedikit tips menghadapi haters.

5. Tidak Fokus

Kembali ke poin pertama karena VIRAL ADALAH KUNCI, banyak penulis akhirnya seperti mengekor tema yang sedang viral dengan harapan agar ikutan viral.

Padahal, VIRAL ITU TAKDIR!

Mau sama-sama pelakor, mau sama-sama bad boy, kalau nggak takdirnya viral ya nggak akan viral.

Jadi, mending fokus pada niche yang biasa kita tulis.

Kalau nyaman di fantasi, ya tetaplah fantasi. Buat pembaca mengingat kita sebagai author fantasi yang keren.

Kalau nyaman di Slice of Life kayak Shirei juga silakan. Mencoba genre lain sesekali boleh saja. Namun, jangan setiap saat ganti-ganti lalu tidak dilanjutkan karena gagal viral. Nangis itu ceritanya diabaikan. Hix

6. Terlalu Membandingkan Kesuksesan Orang Lain

Setiap orang punya waktu sendiri untuk bersinar. Kadang malah butuh waktu sangat lama.

Namun, menulis bukan sekadar untuk menjadi terkenal, bukan? Namun, juga menebarkan manfaat ke banyak orang. Itu salah satu alasan Shirei mulai menulis.

Viral itu takdir, tapi tetap menulis adalah pilihan.

Kesuksesan orang lain memang terlihat menggiurkan. Menjadikan mereka sebagai tolok ukur keinginan, boleh saja. Akan tetapi, bersyukur pada pencapaian sendiri adalah sebuah keharusan.

7. Tidak Menikmati Perjalanan Sendiri

Balik ke poin nomor 6, akhirnya kita kerap merasa kesal dengan pencapaian kita. Kita terburu-buru untuk sukses. Kita jadi tidak Menikmati belajar PUEBI, tidak mengisi diri dengan membaca buku karena dianggap membuang-buang waktu, bahkan mungkin hati menjadi tidak tenang dan benci ketika melihat orang lain menerbitkan buku.

Setop!

Nikmati setiap proses yang kita jalankan. Karena terkadang, proses jauh lebih penting daripada sekadar hasil.

Jangan lupa tuliskan impian kita di kertas agar lebih terekam di otak.

8. Patah Semangat

Menjadi viral bukan hal mudah. Penolakan naskah akan menjadi santapan kita. Banyak yang akhirnya menyerah mewujudkan keinginan terbit buku.

Jangaaaaan! Kalau tidak bisa mayor, masih ada opsi indie dan self publish. Kalau pun maunya harus mayor, ya coba saja teruuus!

Fake Love – Aku, Suamiku, dan Gunpla-nya terbit setelah Shirei ditolak 13x oleh penerbit mayor. Alhamdulillah MasyaAllah best seller di banyak toko buku nasional meski belum bisa mendapat predikat best seller nasional.

Amore in Sardegna baru terbit setelah 8x penolakan setelah Fake Love. Jadi total penolakan ke 21.

Sampi detik ini, Shirei udah ditolak 29x oleh penerbit mayor dengan 7 novel. πŸ˜‚

Jadi, jangan takut gagal! Shirei ngitung setiap kegagalan supaya Shirei nggak mengirimkan naskah yang sama ke penerbit yang sama. Lama-lama kan keder juga. Lol

πŸ’–πŸ’–πŸ’–

Nah, itu sedikit Tantangan Penulis di tahun 2020.

Semoga kita semua bisa menulis dan berkarya dengan lebih baik di 2020.

Shirei tahun 2019 kemarin ikut kelas Ibu Profesional dan akhirnya mengikuti peminatan MENULIS (Iya, ada grup khusus yang suka penulis).

Nah, postingan kali ini juga terinspirasi dari challenge yang diadakan di grup untuk menulis dengan tema 2020.

Sebagai perempuan, khususnya seorang ibu, Shirei sering merasa MINDER dengan teman-teman di grup lain yang bisa update nyaris setiap hari, sementara Shirei seminggu sekali saja rasanya berat sekali.

Namun, sejak ikut IIP-KAMI Menulis, Shirei jadi makin semangat. Bahwa ada banyak emak-emak lain yang juga tangguh menyusun waktu mereka dengan baik hingga tetap berkarya tanpa mengganggu tugas utama mereka sebagai IBU.

MasyaAllah aku cinta banget IIP menulis (peluk semuaaaa).

Nah, semoga artikel Tantangan Penulis di tahun 2020 ini bermanfaat, ya.

Teman-teman sendiri merasa tantangan apa yang paling berat di 2020? Yuk, ketikin aja di kolom komentar supaya kita bisa saling menyemangati.

Shireishou

View Comments

  • Makasih semangat kerennya Mbak.
    Btw untuk konsisten di satu nama udah telanjur. Nama Fb dan nama pena beda. 😊😊

    • Aku fanpage yang pakai Shireishou. Bukan ID pribadi. Tp ID pribadi jg Shirei Shou sih. November, Lima thn lalu pindahan dr ID nama asli krn suatu hal. Padahal lom kepikiran mau nulis waktu itu. hehehe

  • Terimakasih sudah memutuskan untuk menulis ya mak Shei. Andai dirimu berhenti, maka saya tidak akan dapat kesempatan untuk belajar dari pengalaman berharga ini.
    Thanks a lot…

    • Ini Shirei lho. Mak Sheila beda lagi. Takut salah orang hehehe
      Iyaaa. Mohon bantuannya ke depan, mak. Sukses selalu buat Mak Roro

  • Tulisannya sangat bermanfaat dan memotivasi, Kak Shirei
    Terimakasih 😍
    Tahun 2020 ini, tantangan terberatku adalah :
    1. Memperbaiki puebi
    2. Memasarkan novel yang baru berani kuterbitkan indie πŸ˜… belum pede kirim ke mayor

    • Eh justru indie itu LBH berat, Mak. Krn kita harus promosi. Shirei malu promo sana sini ahaha (jgn ditiru). Shirei pilih mayor karena promonya nggak sengoyo indie. Amore itu indie. Usahanya lumayan bgt tp hasilnya ga sebagus yg mayor. Mungkin krn fanbase kurang besar. Klo sudah besar, iindie or SP enak betul. Heheheh
      Mari berjuaaaaaaaang

  • Jujur saya sedang frustrasi jadi penulis (mencoba jadi penulis). Sejak 2015 - 2019, sudah 3 novel, 6 cerpen, 2 cerbung, dan 1 cerita rakyat. Semuanya gak ada yg lolos, di Penerbit mayor maupun dalam lomba. Sekarang hanya menjadi tulisan usang yg gak ada arti. Tapi begitu membuka dan membaca laman mba Shirei, jadi ada semangat lagi. Memang harus ditolak dulu, begitu ya? Mudah2an di tahun 2020 ada jodoh untuk novel saya. Klo boleh minta saran mbak Shirei, kemana sebaiknya mengirim Novelku? Penerbit Mayor atau Indi ? atau siapa yg mau menerima? trm kasih sebelumnya.

    • Wah samaan, Kak. Saya jg start 2015, ditolak 28x kalah lomba 6x untuk 8 novel. Wakakka
      Saran saya debut HARUS mayor. Ini selera pribadi, sih. Saya ga punya fanbase. Artinya, percuma jadi buku kalau ga ada yg beli. Kalau indie dan selfpub harus punya fans dulu.
      Kalau mayor ga perlu. Tp harus lolos seleksi ketat mereka. Itung2 sambil terus latihan.
      Semangat, Kak. Semoga 2020 ada jodoh naskahnya.
      InsyaAllah kau buat videi di youtibe soal kriteria yg diterima mayor. Siapa tahu bs membantu.
      Ditunggu yaaa

  • Assalamu’alaikum
    Hobi menulis sejak masih usia 13th. Tapi, baru di usia menjelang 30th berani publish sebuah novel di daring. Tepatnya, akhir bulan Maret saya publish novel di paltform A, alhamdulillah viewersnya sudah hampir mencapai 1M, dan yang coment dari para readers pun banyak sekali. Novel saya di platform A masih belum finish. Nah, pertengahan puasa kemarin saya mencoba mengikutkan novel saya ke kompetisi di platform B. Salah satu syaratnya adalah menurunkan novel tersebut dari platform sebelumnya. Dan…. Saya pun menurunkan novel tersebut dari platform A. Saya sempat memberi tahu para readers yang tergabung dalam group novel saya itu.
    Namun, bagi yang tidak bergabung, mereka tidak tahu sama sekali kabar mengenai novel saya itu.
    Banyak diantara mereka yang kecewa, karena tidak mengetahui kelanjutan kisahnya.

    Menurut Kak Shirey, apakah langkah saya benar ini benar atau salah? Dan kira-kira saya harus bagaimana mengobati kekecewaan para readers yang kehilangan jejak novel saya ini?

    • Kalau aku bikin chapter di yg 1M itu untuk pengumuman kalau dipindah ke platform B. Ini dr wattpad ke kwikku?

Recent Posts

5 Alasan Blog Sepi Pengunjung dan Solusi Cerdasnya

Pengin tahu 5 Alasan Blog Sepi Pengunjung? Shirei punya solusi cerdas masalah ini. Yuk, disimak…

5 days ago

Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis

Nggak berasa, tahun 2025 tinggal hitungan hari. Perasaan Shirei, tahun 2024 tuh kayak wuzz banget,…

2 weeks ago

5 Kebiasaan Buruk Penulis Pemula

Sampai sekarang, Shirei masih terus belajar soal menulis novel. Ada kebiasaan-kebiasaan yang harus Shirei akui,…

3 weeks ago

Aliran Rasa KLIP 2024

Jumpa lagi postingan tahunan Shirei yakni Aliran Rasa Klip 2024! Alhamdulillah tahun ini Shirei juga…

4 weeks ago

3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody

Agak kaget pas Shirei di Wattpad, beli paid story, tapi isinya kayak belum diedit. Vibe…

1 month ago

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

Pernah nggak sih kita tuh ngefans banget sama tokoh fiksi? kayak Shirei yang nggak bisa…

1 month ago

This website uses cookies.