tutorial EYD

Lebih Bagus Mana (3)

Penggunaan Kata Sapaan atau Cara Menggunakan Nama dan Panggilan dalam Novel

Hal paling sering ditanyakan juga untuk masuk ke Seri PUEBI kali ini adalah Kata Sapaan. Kapan besar, kapan kecil, mana yang masuk Kata Sapaan, mana yang bukan. Akhirnya setelah mengumpulkan segala tekad dan niat, inilah Penggunaan Kata Sapaan atau Cara Menggunakan Nama dan Panggilan dalam Novel Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita harus tahu dulu pengertian Kata Sapaan. Kata Sapaan adalah kata yang dipakai untuk menegur atau menyapa orang lain. Bisa merupakan orang yang diajak berbicara atau sebagai pengganti nama orang ketiga yang sedang dibicarakan. šŸ’“ Cara Menggunakan Kata Sapaan : Memakai Huruf besar. šŸ’“ Ciri Kata Sapaan : 1. Dipakai sebagai pengganti cara menyapa seseorang. 2. Menggunakan huruf kapital. 3. Berlaku untuk sapaan secara langsung maupun tak langsung melalui media telepon, dll Yang sering membuat bingung dalam Penggunaan Kata Sapaan atau Cara Menggunakan Nama dan Panggilan dalam Novel adalah ketika kita tidak tahu apakah sebuah kata termasuk kata sapaan atau bukan. Shirei sendiri menguji sebuah kalimat adalah Kata Sapaan atau bukan berdasarkan ciri-ciri berikut: 1. Jika menggunakan -nya di akhir katanya, artinya BUKAN Kata Sapaan. Contoh : Delan panik saat maminya menelepon. (Fake LoveĀ – Aku, Suamiku, dan Gunpla-nya) 2. Jika dipakai sebagai kata ganti orang yang disapa, artinya termasuk Kata Sapaan. Contoh : “Lo udah tahu, Net?” Ray menatap Netta penuh keterkejutan. (Eyenomaly) 3. Jika dipakai sebagai kata ganti diri, maka termasuk Kata Sapaan. Contoh : “Jadi, Kakak akan selalu melindungimu. Kau mengerti?” Alf membelai pipi Neysha penuh kasih. (Deliverance – Dimensional Fugitive) 4. Jika dipakai sebagai kata ganti panggilan orang lain maka termasuk Kata Sapaan. Contoh : “Menurut Pimpinan, kita harus segera menghabisi pemuda itu.” (Deliverance – Dimensional Fugitive) 5. Jika dipakai mengiringi nama, maka termasuk Kata Sapaan juga. Contoh : Sudah delapan tahun Pak Ahmad menghilang (Menjadi Babu Suamiku) šŸ’“šŸ’“šŸ’“ Masalah yang sering timbul : šŸŒŗ Tiba-tiba Ibu bertanya, “Kapan Bapak pulang?” šŸŒŗSudah dua hari banyak camat datang ke hotel itu. Kok bisa tahu mana yang besar mana yang kecil? Balik ke ciri-ciri di atas : Kalau dipakai sebagai SAPAAN, maka KAPITAL. Bapak dipakai untuk memanggil suami. Berarti kapital. Sedangkan camat itu menjelaskan jabatan bukan memanggil seseorang, jadi kecil. Apa masih bingung? Contoh lain lagi : “Sudah tiga bulan Nenek sakit sampai ibuku pun sedih.” Aku menarik napas pedih. Nenek = cara si Aku memanggil ibu dsri ibunya. Jadi, kapital. Sedangkan Ibuku, menjelaskan tentang seseorang, bukan menyapanya. Jadi, kebayang kan Penggunaan Kata Sapaan atau Cara Menggunakan Nama dan Panggilan dalam Novel ini? Kalau masih bingung, silakan drop komen aja, yaaa. Makasiiii

Penggunaan Kata Sapaan atau Cara Menggunakan Nama dan Panggilan dalam Novel Read More Ā»

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga

Yak, POV 3 ketinggalan di post. Ahahaha Setelah POV 1 dan POV 2 sudah kita bahas di postingan sebelumnya, hari ini kita akan kupas abis POV terakhir dalam jagat pernovelan (halah). Semoga setelah artikel di web Tips Menulis Novel Gratis ini, teman-teman bisa memutuskan mau POV mana yang paling cocok buat novelnya, yaaa. šŸ˜ Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Sebelum bahas kesulitan POV 3, Shirei mau jelasin dulu jenisnya. šŸ’œ JENIS-JENIS POV 3 šŸŒø POV 3 CENTRIC / LIMITED Sama kayak POV 1 aturannya, tapi pake kata ganti nama. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkannya bicara. Entah sampai kapan dirinya akan dianggurkan seperti setan yang tak kasatmata. šŸŒø POV 3 OMNICENT / MAHA TAHU Penceritaan dari sudut luar karakter. Seperti kamera yang berputar. Contoh : Netta menyipitkan mata melihat Ray masih serius menikmati potongan bakso, alih-alih mendengarkan perempuan itu bicara. Entah sampai kapan Ray akan mengabaikan Netta seperti setan yang tak kasatmata. šŸ’Ž šŸ’Ž šŸ’Ž Bisa berasa bedanya? Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga POV 3 dikenal sebagai POV yang paling luas. Karena dia bisa bermain dari beberapa sudut pandang sekaligus. šŸ” Apa boleh POV 3 omni dan limited dipake bersamaan? Tentu saja BOLEH. Sama kayak POV 1 dan POV 3 yang bisa campur baur, selama BISA BIKINNYA silakan aja. Ini salah satu alasan Shirei ambil POV 3. Bisa switch POV style tidak sesulit POV 1 ke POV 3. Bisa dibilang, prosesnyaĀ tanpa ribet. Namun, ini masalah kebiasaan aja kali, ya. ahahahha Shirei kalau novel selalu POV 3. Beda sama cerpen yang entah kenapa berasa lebih punya feel kalau pakai POV 1. Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Nah, pertanyaan di Facebook Page, KENAPA KALAU NULIS POV 3 HILANG FEEL? šŸ¤” Jawabannya simple. Karena make POV 3 OMNI / Maha tahu. POV jenis ini memberi JARAK dengan pembaca. šŸ” Contoh : Fathiya – https://my.w.tt/k4455eOXN1 šŸŒø Contoh POV 3 OMNICENT Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata Tanti. Apa pun yang Fathiya lakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwa wanita itu. šŸŒø Contoh POV 3 CENTRIC Fathiya menggerung. Semua selalu terlihat salah di mata ibunya. Apa pun yang dilakukan, tak akan pernah dianggap benar. Kini hanya luka menganga juga jeritan putus asa yang akan terus menggerus jiwanya. šŸ’Ž šŸ’Ž šŸ’Ž Nah, mudah, kan? Masalah yang sering terjadi di POV 3 šŸ’– Terlalu banyak -nya : Airin terjaga dari lamunannya. Dia pergi dengan sepedanya. Dia akan menemui keluarga calon ayah tirinya, tapi kali ini dia akan datang sendiri terlebih dahulu sebelum nantinya akan bersama ibunya, sehingga ia harus buru-buru sampai lupa membawa dompetnya. Di tengah perjalanan ia baru teringat tapi ia tetap melaju dengan sepeda mungilnya. šŸ’– Revisi Airin teringat bahwa ia harus segera pergi ke rumah calon ayah tirinya. Ia sungguh ingin tahu, tapi tanpa perlu diawasi ibu. Sayangnya, karena terburu-buru gadis itu lupa membawa dompetnya. Apa daya, sudah kepalang tanggung. Dia pun melanjutkan perjalanan. šŸ’Ž šŸ’Ž Nah, itu tadi Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga. Silakan kalau mau bertanya di kolom komentar.

Pengertian POV 3 dan Contoh Sudut Pandang Ketiga Read More Ā»

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua

Setelah postingan sebelumnya kita membahas lengkap tentang Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama, kali ini kita akan bergerak ke POV yang paling jarang digunakan di dunia fiksi. Meskipun Shirei bilang JARANG, bukan berarti nggak ada, lho! Ada fiksi yang juga menggunakan POV 2. Jadi, hari ini, kita akan membahas Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Sebelum masuk ke contoh POV 2, kita harus memahami apa itu POV 2 Dengan memahami dengan baik pengertian POV 2, maka akan lebih mudah membuatnya. šŸ’– POV 2 adalah karangan dengan kata ganti KAMU/ANDA/LO. POV 2 menerangkan tokoh dengan kata ganti KAMU yang artinya si penulis (yang menjelaskan) TIDAK MUNCUL dalam cerita. Berbeda dengan POV 1 yang bisa dianggap penulis adalah AKU, atau POV 3 di mana penulis adalah tuhan cerita (yang atur sana-sini), POV 2 tidak ada. POV 2 menerangkan seorang tokoh dari LUAR cerita. Si penulis tidak terlibat dalam cerita. Kayak invicible, lah. Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua   šŸ’– Sederhananya : šŸŒø POV 1 : Aku mengupas jeruk bersama Delan. šŸŒø POV 3 : Arlin mengupas jeruk bersama Delan. šŸŒø POV 2 : Kamu mengupas jeruk bersama Delan. šŸ’Ž Contoh KAMU untuk tutorial pembaca šŸ’– Setelah memastikan semua alat terpasang dengan baik, Anda bisa menyalakannya dengan menekan tombol berwarna merah. šŸ’Ž Contoh KAMU untuk karakter šŸ’– Kau menghabiskan subuh dengan buku berbeda setiap harinya. Ada binar bahagia terpancar di matamu kala menyusuri setiap kata di sana. Aroma khas yang meruak pada ruang kecil penuh gulungan-gulungan kertas dan buku-buku tersusun adalah teman sejatimu. POV 2 NGGAK UMUM buat novel. Apa nggak capek ngomongnya cuma boleh ‘KAMU’? Heheheh Ada beberapa novel yang pakai POV 2. Shirei cuma tahu yang berbahasa Inggris. Kalau ada yang tahu novel lokal boleh tulis di kolom komentar. šŸŒø POV 2 umumnya untuk : 1. Tutorial 2. Pick your story (Buku yang kita milih jalan cerita sendiri kayak ; kalau belok kiri, buka halaman 7. Kalau kanan, buka halaman 10) 3. Game simulasi 4. Iklan šŸ’Ž šŸ’Ž šŸ’Ž Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Seperti yang dijelaskan di atas, POV 2 memiliki ciri utama menggunakan kata ganti KAMU. šŸ’– Lalu, ini beberapa Kesalahan penggunaan POV 2 : šŸ’œ 1. Keceplosan Pakai Aku Kadang tanpa sadar, penulis akan menyelipkan kata -ku, ku-, bahkan AKU di POV 2. Padahal itu ciri POV 1 Contoh : [salah] Kamu masih sama cantik seperti pertama kali datang bersamaku. [benar] Kamu masih sama cantiknya seperti sepuluh tahun lalu. šŸ’œ 2. Terlalu Banyak Kata Kamu Sama kayak POV 1, pemakaian KAMU berlebih juga jelek. [salah] Kamu terdiam. Kamu menatap langit yang menggelap. Kamu menarik napas dan membiarkan rintik hujan memainkan senandungnya. [benar] Kamu terdiam menatap langit yang kian menggelap. Ada tarikan napasmu ketika rintik hujan mulai memainkan senandungnya. šŸ’œ 3. Tidak Konsisten Kalau sudah pakai KAMU ya KAMU. Jangan mendadak LO atau ANDA atau KAU. Pilih yang paling sesuai buat kita, lalu konsistenlah. šŸ’œ 4. Tidak Tahu Mau Ikut Aliran Apa Halah, POV aja pake ada alirannya. šŸ¤£ Namun memang ada dua aliran kepercayaan di POV 2. šŸµ A. Yang melarang penulis membaca isi hati šŸµ B. Yang membolehkan penulis membaca isi hati. Pilih salah satunya dan yakini sepenuh hati (halah) šŸ’– Alasan Penulis Dilarang Membaca Hati POV 2 adalah penjelasan dari LUAR tokoh utama. Artinya si penulis TIDAK TERLIBAT. Dia hanya bertindak sebagai PENGAMAT. Kemudian pengamat TIDAK akan bisa membaca isi hati. šŸ’– Alasan Penulis Boleh Membaca Hati Dalam sebuah kisah FIKSI, menceritakan sesuatu tanpa menunjukkan perasaan si tokoh sangatlah hambar. Karenanya, aliran ini menyatakan sah-sah saja untuk menggambarkan perasaan di tokoh sama seperti POV 3. šŸµšŸµšŸµ Sejujurnya, Shirei kekurangan literatur untuk POV 2 ini. Bahkan di web berbahasa Inggris, rata-rata hanya membahas POV 2 untuk TUTORIAL atau CHOOSE YOUR OWN PATH. Menurut Shirei, POV 2 aliran pertama bisa dilakukan jika untuk cerpen, tutorial, dan choose your own path. Jika dipakai untuk novel, pembaca akan kesulitan untuk mempertahankan minat karena nggak bisa “masuk” ke dalam karakter karena adanya dinding pemisah di sana. Shirei cenderung memilih POV 2 tipe 2 untuk novel dan POV 2 tipe 1 untuk cerpen. šŸ’– Contoh POV 2 tipe satu Angkatlah tanganmu. Lihatlah ada cinta menggembung dalam bongkahan jemarimu. Cinta yang tumbuh bukan dalam waktu semalam. Cinta yang telah tumbuh di usia tiga tahun pertunanganmu dengannya. Bahagiakah engkau? Puaskah engkau telah menipunya? Engkau mengharapkan tak seorang pun menyentuhnya, tetapi engkau adalah penyentuh ratusan wanita yang bersedia demi bayaran dari dompetmu. [ OctaCintaBuku ] šŸ’– Contoh POV 2 tipe 2 Lustā€™ by Susan Minot ā€œThereā€™d be times when you overdid it. Youā€™d get carried away. All the next day, youā€™d be in a total fog, delirious, absent minded, crossing the street and nearly getting run over. But then youā€™d start to slip and the dark would come in and thereā€™d be a cave. You make out the dim shape of the windows and feel yourself become a cave, filled absolutely with air, or with a sadness that wouldnā€™t stop.ā€ šŸ’ŽšŸ”·šŸ’Ž Puyeng? Sama šŸ˜… Makanya Shirei sangat nggak menyarankan POV ini buat novel fiksi. Sampai di sini, ada yang mau ditanya? Semoga pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua membantu, ya!

Pengertian POV 2 dan Contoh Sudut Pandang Kedua Read More Ā»

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama

Dalam menulis novel, kita mengenal yang disebut dengan Sudut Pandang atau kalau versi bule disebut dengan Point of View (POV) Kenapa lebih sering disebut POV? Karena SP itu surat peringatan (nggak gitu). šŸŒø Apa itu POV? PoV adalah sudut pandang yang digunakan penulis dalam menceritakan kisahnya. Jadi, buku yang kita baca/tulis itu bercerita dari ‘kacamata’ mana, itulah POV. šŸŒø Ada tiga macam POV yang dikenal yaitu : 1. POV 1 alias Sudut Pandang Pertama 2. POV 2 alias Sudut Pandang Kedua 3. POV 3 alias Sudut Pandang Ketiga Nah, supaya asik, kita akan bahas satu per satu setiap minggu, ya. Sebenernya ini sudah dibahas di Facebook page Shireishou. Namun, nggak ada salahnya dipindah dan diperdetail di blog Tips Menulis Novel Gratis ini. Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama Sudut pandang pertama ini cukup asyik untuk dibuat. Karena seolah menuliskan pengalaman pribadi dalam cerita. Asal nggak jadi semacam curhat dan memasukkan diri sendiri ke dalam cerita yang tertukar dengan tokohnya. Wah, bahaya tuh. Kita akan bahas itu juga di postingan kali ini. Sekarang, kita fokus ke Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama. šŸŒø Mengapa belajar POV penting? Supaya kita tahu POV mana yang PALING COCOK buat novel kita hingga bisa meningkatkan “feel” ke pembacanya. Lalu POV 1 ini adalah salah satu yang wajib dipelajari. Hehehe Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama šŸ’– First Person Point Of View (POV 1) Dikenal dengan sudut pandang orang pertama. Ciri utama : 1. Narasi menggunakan kata aku. 2. Kisah berpusat pada perasaan dan kejadian di sekitar tokoh utama. Contoh : Unseen Heart Fanfic Fuuma no Kojiro – Suara Hati dalam Kabut. Karena itu kusingkirkan semua nurani. Seperti rasa es di musim dingin yang menusuk jauh ke dalam kulit dan dagingku. Tak akan kusuguhkan mentari pagi yang dihiasi suara ayam berkokok, juga burung-burung yang berkicau riang. Karena aku terselimut kabut. Tak terlihat dalam warna putih yang mengaburkan segalanya. Ya … tidak seorang pun sadar. Tidak juga dirinya! šŸ’– First Person Peripheral (POV 1 Peripheral) Ciri utama : 1. Narasi menggunakan kata aku. 2. Kisah berpusat pada perasaan dan kejadian di sekitar tokoh pendamping. Contoh : 1. Agatha Christy – Pierrot Case di mata sahabat Polisinya 2. Conan Doyle – Sherlock Case di mata Watson Contoh Cerita : Fanfic Merantau – Lenyapkan Mimpi Apabila kau mengembuskan napas terakhir, itu pasti juga untuknya. Hey, apa sekarang kau bahagia? Apa kau sudah puas dengan akhir seperti ini? Aku tak mendapat jawaban, karena saat ini hanya kau dan Tuhan yang tahu persis bagaimana perasaanmu. Aku mulai menggunting artikel tentang kematian Luc. Kuselipkan dengan hati-hati dalam sebuah buku. Buku kelulusan yang selalu tersimpan dengan rapi. Kututup buku itu seiring berakhirnya kenangan tentangmu di masa lalu. Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama šŸ’œ Masalah POV 1 adalah : A. KEBOCORAN POV 1 šŸŒø Contoh : Aku menatapnya sedang termenung memikirkan hasil ujian minggu depan. Tokoh di POV 1 sama kayak kita, NGGAK BISA BACA PIKIRAN. Jadi semua hal yang ada di pikiran lawan bicara TIDAK BISA DIJELASKAN šŸŒø Contoh : Saat aku terlelap, suamiku mengecupku diam-diam. Jadi si aku tidur apa bangun sebenernya? Hehehe šŸŒø Contoh : Aku masih menunggunya di kafe. Dia masih berlari terengah naik ke lantai atas. Apakah si Aku punya matanya Neji bisa lihat banyak tempat?   B. SERANGAN AKU di POV 1. Dalam satu paragraf, usahakan hanya 1-3 kata ‘aku’ saja. Cara revisinya sebenernya cuma ada dua opsi 1. HAPUS AKU-NYA 2. UBAH KALIMAT Enggak ada teori lain. Intinya cuma perbanyak baca dan latihan aja. šŸ’– Contoh : Masih tak ada jawaban atas panggilanku. Baru saja aku hendak bangkit mencari Ibu, di dapur, suara derit pintu rumahku yang karatan menyentakku. Ibu masuk dari pintu depan. membawakanku setengah piring nasi yang mengepulkan asap tipis. šŸ˜… Kebanyakan šŸ˜… šŸ’œ Revisi : Panggilanku masih tak terjawab. Baru saja aku hendak bangkit mencari Ibu, di dapur, suara derit pintu karatan menyentak. Ibu masuk dari pintu depan dan membawa setengah piring nasi yang mengepulkan asap tipis. šŸ’Ž šŸ’Ž šŸ’Ž Sering-sering latihan aja, ya! šŸ˜˜ C. SELF INSERT Karakter yang kita buat jadi mirip diri kita. Ini biasanya karena karakter yang dirancang kurang kuat hingga personality kita nimpa ke atasnya. Nah, itulah pembahasan lengkap tentang POV 1 sudut pandang pertama. Kalau ada pertanyaan tentang Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama silakaaaan komen, yaaa

Pengertian POV 1 dan Contoh Sudut Pandang Pertama Read More Ā»

20191014 104705 0000

Tips Membuat Karakter Antagonis Novel

Dalam membuat novel, hal yang biasanya paling menarik empati pembaca adalah TOKOH-TOKOHNYA. Tentu yang paling menarik perhatian tak lain dan tak bukan adalah sang protagonis utama. Lalu gimana supaya dia dikasihani? Tentu dengan menyediakan lawan tandingnya alias si antagonis. Jadi, membuat karakter antagonis sama pentingnya dengan membuat protagonis. Jangan pernah meremehkan keberadaan antagonis novel. Tak jarang pembaca malah bisa jatuh cinta sama antagonisnya, lho! Namun, tergantung cerita juga, sih. Ada yang antagonisnya ngeselin luar binasa. Nah, bagaimana membuat karakter antagonis yang menarik? Banyak yang meminta Tips Membuat Karakter Antagonis Novel di blog Tips Menulis Gratis Novel ini. Shirei langsung study case aja dengan novel terbaru Shirei yang judulnya Fathiya – Labuhan Hati antara Kau dan Dia. Pranala : https://my.w.tt/xWcTNYTHL0 Nah, sebelum mulai, kita kudu ngerti dulu antagonis itu apaan. Tips Membuat Karakter Antagonis Novel Menurut KBBI https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Antagonis an.ta.go.nis n Sas tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan Kebayang, kan? Kalau Fathiya tujuan utamanya adalah Move On dari mantan tunangannya Raka dengan menikahi Lintang, maka antagonisnya adalah orang yang justru menginginkan Fath cerai dengan Lintang dan kembali sama Raka. šŸ’œ Jadi inilah Tips Membuat Karakter Antagonis Novel šŸ’– 1. Tentukan Tujuan Antagonis Sebelum mikir SIAPA, tentukan TUJUAN si antagonis ini ada. Contohnya bisa membuat Fathiya kembali ke Raka. Itu dulu. šŸ’– 2. Tentukan Siapa Tokohnya. Orang yang bisa memenharuhi Fath menceraikan Lintang ya IBUNYA sendiri alias MERTUAnya Lintang. šŸ’– 3. Tentukan Tindakannya Setelah ketemu antagonisnya adalah Mertua, kita harus menyusun taktik supaya tujuannya tercapai. Dengan Kekuasaannya, Mertua Lintang alias Tanti akan menyudutkan Lintang agar menjauh dari anaknya. Nanti susun detailnya saat menyusun plot. šŸ’– 4. Tentukan Alasan Tindakannya Bahkan seorang antagonis pun harus punya alasan kuat untuk bisa melakukan tindakannya. Dalam hal ini, salah satu alasan Tanti sangat membenci menantunya adalah karena dia merasa Lintang tak cukup layak untuk membahagiakan Fath dalam segi harta. Alasan lainnya dibaca aja novelnya. Nanti spoiler. heheheh šŸ’– 5. Antagonis Tidak Selalu 100% Jahat Bahkan Tanti yang pualing banyak dihujat oleh pembaca pun sebenernya punya sisi baik (meski sekarang belum dikuak). Karena tidak ada manusia yang 100% baik dan 100% jahat. Buat karakter antagonis kita juga manusiawi. Ada sisi gelap, ada sisi baik juga. Jadi pembaca bisa memahami alasan dia menentang protagonis meski nggak selalu bisa dibenarkan. šŸ’Ž šŸ’Ž šŸ’Ž Sebenarnya, Mertua banyak sekali dijadikan antagonis di banyak novel. Umumnya sih, mertua pihak wanita. Karena wanita biasanya dibuat mudah terintimidasi mertua. Akan tetapi, Shirei justru kebalikan dengan menyajikan mertua pihak pria dan justru menekan suaminya. Mertua dianggap jahat karena menerapkan standart tinggi untuk pasangan anak tersayang mereka. Maklum sih, soalnya kan ibu sudsh merawat anaknya seoenuh hati sampai dewasa. Melihat ada orang lain yang menggantikan, ada rasa cemburu juga. Akibatnya, apa pun yang dilakukan menantu, akan selalu dianggap kurang. Hal inilah yang kemudian dijadikan konflik-konflik novel. Nah, gimana? Udah ada bayangan tentang membuat karakter antagonis khususnya Mertua? Semoga Tips Membuat Karakter Antagonis Novel ini bermanfaat, ya! Kalau teman-teman, biasanya membuat antagonis tipe yang seperti apa?

Tips Membuat Karakter Antagonis Novel Read More Ā»

20190912 092524 0000.png

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi

Hal paling sering salah dari kata sambung atau kata hubung adalah posisi peletakannya. Kita sering terbalik-balik antara ketiga kata di atas. Tidak banyak yang sadar kesalahan ini karena sudah sangat umum terjadi. Mungkin sejenis dengan kesalahan kata acuh dan hirau. Karenanitu, di post tutorial menulis novel gratis kali ini Shirei mau bahas : Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Sebenernya udah pernah dibahas di Instagram Shireishou dan Facebook Page Shireishou. Namun, nggak ada salahnya di blog juga dibahas Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi.Siapa tahu jangkauan lebih luas. Ahahaha Nah, kenapa sih mereka berbeda? Sebenernya yang membedakan adalah FUNGSINYA. Ada yang untuk menyambung INTRAkalimat, ada yang untuk menyambunh ANTARkalimat. Intrakalimat = di dalam kalimat Antarkalimat = antara dua kalimat. Jadi, misal kita PUNYA DUA FAKTA. Fakta 1 : Ibu lapar. Fakta 2 : Ibu ingin makan mi ayam. šŸ’– Kata hubung Intrakalimat : Ibu lapar DAN ingin makan mi ayam. šŸ’– Kata hubung Antarkalimat : Ibu lapar. OLEH KARENA ITU, ibu ingin makan mi ayam. Contoh lengkapnya kapan-kapan Shirei bahas. Bisa paham beda keduanya? šŸ’œ Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi šŸ’œ Banyak orang bingung di mana sebenernya naruh NAMUN dan TETAPI. . šŸ’– Sederhananya, NAMUN itu untuk ANTARKALIMAT. šŸ’– Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. šŸ’” Contoh : šŸŽµ Delan adalah orang yang ketus. Namun, dia selalu jujur. . šŸŽµ Delan adalah anak yang ketus, tetapi selalu jujur. . Gampang, kan? Setelah NAMUN dan TETAPI, kali ini giliran AKAN TETAPI dan TETAPI. Banyak orang salah ngira mereka sama, padahal beda. šŸ’– Sederhananya, AKAN TETAPI itu untuk ANTARKALIMAT. šŸ’– Sedangkan TETAPI itu untuk INTRAKALIMAT. šŸ’” Contoh : šŸŽµ Razza menyukai Keshwa. Akan tetapi, dia memilih jadi penguntitnya. šŸŽµ Razza menyukai Keshwa, tetapi hanya berani menguntit. BAGIAN TERAKHIR. Kali ini giliran TETAPI dan TAPI. . Di KBBI, TAPI adalah bentuk TIDAK BAKU dari TETAPI. . šŸ’– Dua-duanya berfungsi sebagai kata sambung INTRAKALIMAT šŸ’” Contoh : šŸŽµ Mirna bersuara imut, tetapi/tapi bertubuh mirip laki-laki. . šŸŽµ “Tapi, dia temanmu, lho!” Mirna tersentak . Untuk beberapa selingkung penerbitan, TAPI boleh ditaruh di depan dialog. TAPI juga boleh dipakai sebagai pengganti TETAPI di narasi meski tidak baku, tapi TIDAK BOLEH ditaruh sebagai kata hubung ANTARKALIMAT. šŸ”·šŸ”·šŸ”· Semoga penjelasan tentang Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi ini bisa dipahami, ya. Silakan kalau ada pertanyaan.

Beda Cara Memakai Namun, Akan Tetapi, dan Tetapi Read More Ā»

Cara Menulis Partikel Pun Lah Kah Tah Per

Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Ada banyak hal yang membuat cerita kita menarik. Salah satunya adalah pemilihan diksi dan kosakata yang mendukung terciptanya suasana dramatis pada cerita kita. Salah memilih kata, bisa menjadi awal kegagalan kita sebagai penulis. Banyak yang meminta tutorial memilih diksi di Website Tips Menulis Novel Gratis ini. Yuk, Shirei bagikan sedikit Tips Memilih Diksi dan Kosakata Menurut KBBI dikĀ·si n Ling pilihan kata yang tepat dan selaras (dl penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (spt yg diharapkan) Shirei enggak akan ngebahas soal tata bahasa dan berbagai pengertian denotasi, konitasi dll ye. Shirei anggap, temen-temen semua udah mengerti apa itu kalimat baku, kalimat efektif , macam-macam makna kata [padahal Shirei juga masih suka salah]. Shirei lebih fokus pada gimana sih milih Diksi yang sesuai dengan cerita temen-temen. Fungsi Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Contoh sederhana gini: 1. Kue itu baunya harum 2. Kue itu aromanya harum Nah … Aroma sama bau kan sinonim tuh. Tapi, bau identik dengan sesuatu yang enggak enak. So, saat kita memilih aroma daripada bau, itu sudah termasuk diksi. Diksi adalah ‘pilihan kata’ yang kita ambil untuk mendeskripsikan sesuatu. Sekarang arti diksi udah jelas? Jelas ga jelas, kita lanjut [disepak ke Jupiter] Tips Memilih Diksi dan Kosakata yang harus diperhatikan dalam memilih Diksi yang sesuai 1. GENRE CERITA Jangan sampe Teen fiction tema ringan kayak love-love anak SMU gaol, bahasanya kaku banget dan puitis. Ngaku … Shirei begonooo di Novel One Step tp krn ia teenfic dg cerita DarkHurt, Shirei milih diksi gitu meski menuai protes. Orz Atau sebaliknya, nenek-nenek tua asli Jawa Timur di daerah terpencil, ngomongnya gue-elo. Atau Historical Romance, mendadak lo gue getoooh [disepak ke Saturnus] 2. CHARACTER Perhatikan perwatakan yang ngomong. Serius, ini teori terdengar mudah, praktiknya susah. Saat cowok berandalan nembak cewek, dia harus ngomong seperti apa. Terus kalau cowok nerd, gimana ngomongnya, etc. Dan KONSISTEN! Tiap-tiap karakter punya gaya bahasa. Apalagi yang POV 1. Wuih, kudu berjuang tuh buat nulis narasi dalam POV 1 yang sesuai sama karakternya. Berjuanglah para penulis POV 1. Shirei cm mampu bikin POV 1 di One Shot. Contoh : Ratih balita berumur empat tahun itu berseru, “Seyogianya kita berdikari mulai saat ini!” Kan konslet itu. Lol 3. SETING Seting juga memengaruhi penjelasan diksi kok. Kalau seting di luar negeri dengan orang2 asing sebagai karakter, jangan sampai make gue elo atau di narasi pakai bahasa gaol meski POV 1. Yang Shirei bingung malah kalau bikin fanfic, charnya ngomong slank Jepang kasar. Kalau bikin fanficnya bahasanya gimana tuh? Boleh ga gue-elo? (Gantian Shirei yg tanya) eheheh Dalam Tips Memilih Diksi dan Kosakata ketika kita nulis genre horror, mau jelasin setting kayak gini Suatu hari di bukit nan jauh, empat makhluk ajaib menari bergembira. Iya, dlm pandangan si Makhluk, mereka nari dengan gembira. Tapi, buat yg baca kan pingin nuansa mencekam. Akan sedikit lebih serem kalau: Tak pernah ada yang tahu mengapa suara derap langkah dan kekehan–yang menaikkan bulu roma–acap kali terdengar dari balik bukit itu. Di kejauhan tampak bayangan empat makhluk yang menari dengan gerakan ganjil. 4. KETEPATAN GUNA & EYD Ini masuk ke materi kalimat efektif ya. Aku dulu pernah bahas sedikit di chapter-chapter akhir One Step- Sejejak Langkah. Intinya, jangan sampai kita memilih kalimat yang justru membuat jadi ambigu. Ngacung yang masih lemah di kalimat efektif? [Shirei angkat tangan tinggi-tinggi]. Kalimat ambigu tuh kayak gini. “Tangan kanannya terluka.” Itu bisa jadi tangan kanan yang sesungguhnya [denotasi] atau yang kiasan [konotasi]. Kesimpulan: – Diksi yang baik jika pemilihan katanya tepat dan sesuai. Diksi bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang beda antara penulis adengan pembaca, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana [kayak bau sama aroma tadi]. – Diksi berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. – Diksi berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. – Jangan terlalu sering menggunakan diksi bahasa asing. Kalau misal mau pake istilah enggak umum, misal turqouise, kasih penjelasan. Contoh : Boneka ikan berwarna turqouise–hijau kebiruan–itu terlihat mencolok. Nah, kalau mau penjelasan lebih detail lagi, bisa ikut les premium Shirei tentang Diksi dan Kosakata. Ada tugas dan koreksi juga. Sampai jumpa di tutorial berikutnya. Tips Memilih Diksi dan Kosakata

Tips Memilih Diksi dan Kosakata Read More Ā»

Tips Menyusun Plot Alur dan Kerangka

Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka

Setiap menulis novel, Shirei selalu menyusun premis dengan baik. Setelah premis ditetapkan dan yakin akan bertahan sampai akhir, Shirei bergerak ke langkah selanjutnya. Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka. Apa kita harus menulis plot, alur, dan kerangka? Buat Shirei, YA! Dengan mengetahui akan berjalan ke mana novel kita, umumnya kita nggak akan stuck dan malah tidak bisa menamatkan cerita. Semua yang akan kita tulis sudah tercatat dengan rapi. Tinggal masalah eksekusi aja. Lagipula, dalam kebanyakan Tips Menulis Novel gratis maupun berbayar yang Shirei ikuti, semua selalu kompak menyarankan penulis sebaiknya menggunakan sistem plot, alur, dan kerangka. Jadi, inilah Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka MenurutĀ KBBI plotĀ n SasĀ jalan (alur) cerita (dl novel, sandiwara, dsb) alurĀ nĀ 3Ā SasĀ rangkaian peristiwa yg direka dan dijalin dng saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian; 4Ā SasĀ jalinan peristiwa dl karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat); keĀ·rangĀ·kaĀ nĀ 1Ā garis besar suatu gejala atau kejadian yg akan dibuat dl laporan lengkap dan resmi; Kesimpulan : Alur dan Plot itu serupa tapi tak sama. Maka diĀ Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka kali ini, Shirei mencoba menjelaskannya secaraa singkat dan mudah. Alur adalah URUTANĀ kejadian berurutan yang disususun berdasarkan waktu. Plot adalahĀ HUBUNGANĀ sebab-akibat sebuah peristiwa dengan peristiwa di sisinya. Di dalam alur, belum tentu ada plot, tapi di dalam plot pasti ada alur. Kerangka adalahĀ garis besar dari alur dan plot yang dirancang ********************************* Tahapan plot [sudah disederhanakan bahasanya ala Shirei] Penjelasan akan pakai kisah Cinderela sebagai contoh, ya! a. TahapĀ pengenalanĀ situasi dan tokoh cerita. Tokoh dan situasi cerita diperkenalkan. Dalam Cinderela diperkenalkan tentang kematian ibu kandung, lalu ibu tiri dan dua anaknya masuk ke dalam keluarga Ela setelah menikahi ayahnya, b. TahapĀ persiapanĀ bakarĀ konflik. Diperkenalkan kedua saudara tiri Ela ternyata sudah buruk rupa, buruk pula hatinya. Setelah ayah Cinderela pergi [atau tewas?], mereka jadi mengeluarkan sifat sesungguhnya yang menindas Ela sepuasnya c. Tahap ngipasin konflik di manaĀ konflikĀ akan semakinĀ membesar. Lalu ada undangan pesta dansa ke Istana. Ela ingin ikutan, tapi tentu saja dilarang oleh keluarga tirinya. Ela diam-diam menjahit gaunnya sendiri dari sisa-sia kain yang dia temukan. d. TahapĀ tokohĀ mencapai titik intensitasĀ puncak. Paling gereget! Saat Ela bersiap ke pesta, kedua saudara tiri dan ibu mereka melihat gaun yang dibuat Ela. Meski sederhana, Ela terlihat sangat cantik. Tak rela ada saiingan, mereka pun menghancurkan gaun Ela dan meninggalkannya di rumah. e. TahapĀ penyelesaian Ibu peri datang dan memberi Ela gaun dan akhirnya bisa berdansa dengan pangeran. Pangeran pun mengeluarkan sayembara menemukan Ela dan berhasil menikahinya. Contoh Lain: One Punch Man Episode 2 AlurĀ : Suatu pagi, Saitama lagi nyiram tanaman, nemu nyamuk pengganggu PlotĀ : Saitama nyiram tanaman -> Ada nyamuk -> Nyamuk gigit Saitama -> Berusaha dibunuh Kerangka Karangan : 1. Saitama ambil air 2. Saitama nyiram kaktus 3. Nyamuk gigit punggung tangan 4. Digebuk, tapi lolos 5. Nyerang pelipis, digebuk lolos 6. Saitama marah 7. Lompat-lompat buat bunuh nyamuknya di balkon apartemennya. Kebayang cara bikinnya? AlurĀ itu urutan globalnya,Ā PlotĀ itu sebab akibatnya,Ā kerangkaĀ itu detilnya. ————————– Jenis plot menurut urutan waktu a. PlotĀ maju, jika peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian. b. PlotĀ mundur, yaitu cerita yang diawali tahap akhir baru tahap awal. c. PlotĀ campuran, maju mundur [One step pake cara ini] Trivia dari Shirei 1. Shirei selalu menggunakan bahasa seenaknya saat nulis Alur. Bahasa singkatan, gaul, bebas, toh cuma Shirei yang baca. 2. Shirei nyusun plot pake strip. Hal ini mempermudah saat merasa plot nggak sreg, tinggal copy paste or ketik-ketik lagi, tapi nggak perlu revisi nomer. 3. Kerangka selalu Shirei tulis secara plot maju. Baru setelah itu mainĀ cutĀ danĀ pasteĀ untuk menciptakan alur maju mundur jika dibutuhkan. KerangkaĀ karanganĀ bukanĀ suatuĀ halĀ ygĀ wajib. Seperti yang pernah Shirei bilang di postingan Cara Mempersiapkan Menulis Novel, ada orang yang bisa nulis HANYA dengan premis. Itu bebaaaaas. Suka-suka. Namun, buat orangyg pelupa,Ā moody, butuh ketenangan batin, dan gampangĀ writer’s blockĀ kayak Shirei, kerangka karangan ngebantu banget. Kalo Shirei lagi sedih, dan nggak mood bikin bab ceria, Shirei cukup lihat di kerangka, cari chapter galau, dan lompat nulis bab itu. Senang deh. Lol SemogaĀ Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka bisa dipahami, ya! Apa ada pertanyaan?

Tips Menyusun Plot, Alur, dan Kerangka Read More Ā»

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel

Di salah satu grup Wattpad di Facebook suering buanget ada yang tanya, “Kak suara efek orang nelen liur gimana?”, “Kak suara efek cowok jatuh ke lantai gimana?”, “Kak, suara efek kertas diremas gimana?”, “Kak, efek suara pintu kebuka gimana?” Shirei spechless membacanya. Bukan apa-apa, udah suering banget dibahas soal ini, tapi kayaknya pada nggak berkenan membaca reply Shirei di sana. Jadi, Tips Menulis Novel Gratis ini sekalian Shirei pindahin dari Wattpad Tips ke Blog Shireishou aja, ya! So, kali ini kita akan bahas tentang : Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel ono.ma.to.pe /onomatopĆ©/n Ling kata tiruan bunyi, misalnya “kokok” merupakan tiruan bunyi ayam, “cicit” merupakan tiruan bunyi tikus Di Instagram Shireishou banyak yang minta ini dilanjutkan di wattpad [di Instagram nggak muat]. Jadi, silakan membaca. Seberapa sering dan perlu Onomatope dalam cerita? Dee Lestari dalam blog-nya menulis : [su_quote]”We’re writers, but don’t write’em all down. Trust our readers’ ability to imagine things. And give them some inspiring convincing description, bukan sekadar deskripsi harfiah karena malas mikir.Ā  A person laughs, okay, but we don’t need to write “hahahaha”.Ā  A person’s heartbeat is racing, okay, but we don’t need to read the “dag-dig dug”.Ā  A person walks through a dark alley, fine, but we don’t need to read the “sret-sret-sret”.Ā  A phone rings, please, save the “KRING! KRING!” for a toddler’s storybook.”[/su_quote] Apa itu berarti onomatope dilarang? Enggak juga. Buanyak onomatope yang masuk KBBI. Namun, memang tidak sebanyak onomatope di dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Menurut Shirei, Onomatope terkadang perlu, tapi tidak perlu mendominasi. Khususnya untuk genre action dan thriller yang kayaknya bakal sering terjebak onomatope. Namun, daripada terjebak mikirin ganti suara memukul, efek kaca pecah, rentetan senjata, dll kenapa nggak dideskripsikan aja dengan narasi? Misal : Suara ledakan terdengar di kejauhan. Dentumannya menggetarkan rentetan kaca yang terpasang di sepanjang koridor sekolah. Sekali lagi, boleh aja dipake, tapi jangan setiap saat. Contoh lain : DOR! DOR! Ryan tengah ditembaki oleh lawannya tanpa ampun. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. Namun, itu tak bisa bertahan lebih lama. Tiba-tiba … PRANG! Kaca yang pecah di belakangnya, mau tak mau membuat Ryan berkelit dan merunduk di antara tong-tong besi. GLONTANG!! Salah satu tong terguling saat Ryan berlindung di baliknya. Membuat celah terbuka bagi musuh untuk menembaknya. DEZIING! Suara peluru terdengar tepat saat darah segar muncrat dari lengan kiri Vash. CROT! —————– Annoying? Mayaaaan. ahahahaha Itu makanya, Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel yang tidak boleh dipakai sembarangan. Bandingkan dengan ini : Suara tembakan beruntun terdengar memenuhi kota. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. Namun, itu tak bisa bertahan lebih lama. Peluru yang dimuntahkan ke arahnya mengenai kaca. Menghamburkan kepingan-kepingan tajam ke arahnya. Ryan berguling dan menunduk ke arah jajaran tong besi di sebelah kanan. Tanpa sengaja kakinya menendang tong dan membuatnya berguling. Bunyi gaduh yang ditimbulkan membuat para penembak melihat celah. Gadis itu kehilangan tempat berlindung. Sebuah peluru langsung menembus kengan kirinya. Mengalirkan darah kental kemerahan yang memberikan sensasi nyeri luar biasa. —————- Kerasa bedannya? [Maaf, bikin sampel agak buru-buru] Shirei masih pake onomatope kok. Di One Step masih mendominasi. wkwkwk. Di Voice in Dream berkurang drastis karena novelnya tentang suara dubbing. Jadi dominan penjelasan tentang suara. Di Fake Love nyaris nggak ada kecuali beberapa adegan action. Lemahnya onomatope juga terletak pada TIDAK ADANYA STANDAR BAKU antarsuara. Misal Cetar itu bisa pecut, bisa petir, bisa Syahrini (eh). Semoga membantu. Klo ada request materi lain, silakan drop komen Btw, kalau Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel ada di KBBI, berikut Shirei copas dari http://www.rinurbad.com/daftar-tiruan-bunyionomatope/ Enjoy … kaget kan banyak istilah baru? hihi Suara makhluk hidup [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Kucing mengeong Burung mencericip/berkicau Anjing menggonggong/mendengking Serigala melolong Sapi melenguh Katak menguak Kambing mengembik Merpati berdekut Ayam jantan berkokok Ayam betina berkotek Anak ayam menciap Macan mengaum Tikus mencicit Kuda meringkik Tidur mendengkur Berjalan terhuyung-huyung. [/su_spoiler] Suara benda mati [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Meriam berdentam Angin berkesiur/mendesau Papan/kayu berderak Bel/lonceng berdentang Sendok berdenting Air bergemericik Pintu berderit Gigi gemeletuk (kedinginan) Telepon berdering Peluru berdesing Daun bergemeresik Jantung berdegup Uang logam bergemerincing Petir menggelegar Kuda berderap. Darah berdesir/menggelenyar. Selendang berkibar. [/su_spoiler] Berdasarkan aktivitas [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Minum: gluk, gluk, gluk Menginjak kayu/ranting: krak, krak, krak Jatuh ke dalam air: Byur, jebur, plung (jika yang jatuh adalah benda) Menggunting: kres, kres, kres Meninju: Buk, dhuak Menyobek kertas: srek, srek Meledak: bum! Jatuh dengan keras: gedebuk! Gedebum! Barang pecah: Prang! Kaleng tertendang: Klontang! Menembak: Dor! Menyeruput: Srup, srup. Mengayun tongkat: Syuut, syuut. Menumpuk barang: Bruk, bruk. Batuk: Uhuk, uhuk. Bersin: Hatsyi! Hatsyi! Kunci diputar: Klik. Menusuk dengan pisau: Jleb. Perut keroncongan: Kruk, kruk. Kain dirobek: Breet, breeet. Menggigit makanan renyah: Kriuuk. Jam dinding kuno: Tik tok. Pohon bambu tertiup angin: Keriang keriut Ketukan di pintu: Tok tok tok. Sepatu hak tinggi di lantai: Tuk tuk tuk. Air menetes: Tes tes tes. [/su_spoiler] Dari KBBI [su_spoiler title=”Klik untuk Melihat List”] Minum: gluk, gluk, gluk bang n tiruan bunyi spt bunyi ā€“ barang jatuh, meletup, dsb bap n tiruan bunyi barang jatuh di tanah lembut dsb; debap celebuk n tiruan bunyi spt batu dsb yg jatuh ke air celepik n tiruan bunyi spt barang kecil (cecak, kertas, dsb) jatuh di lantai celepuk n tiruan bunyi spt celepik tetapi lebih nyaring celung n tiruan bunyi spt bunyi angklung dsb ceter /cetĆ©r/ n tiruan bunyi cemeti (cambuk dsb) yg dicambukkan cit n tiruan bunyi spt bunyi tikus atau anak burung ciut n tiruan bunyi spt bunyi pohon ditempuh angin, pintu terbuka, dsb; berciut-ciut (menciut-ciut) v berbunyi “ciut, ciut” debak n bunyi spt bunyi orang meninju; debuk; debak-debuk v berulang-ulang berbunyi “bak-buk” (spt bunyi barang-barang berat berjatuhan, orang meninju berulang-ulang, dsb) debam n tiruan bunyi spt bunyi benda berat jatuh ke lantai debap n tiruan bunyi spt bunyi barang jatuh dsb debar n, berdebar (berdebar-debar) v bergerak-gerak atau berdenyut-denyut keras atau lebih kencang decup n tiruan bunyi spt bunyi ikan menangkap

Onomatope adalah Efek Suara Pada Novel Read More Ā»

Beda Dia dan Ia

Beda Dia dan Ia

Bismillah. Banyak yang suka bingung kapan harus pake DIA dan kapan harus pakai IA. Sebenarnya ini masalah sederhana yang kadang bikin hati menjadi galau karena nggak yakin apa kosakata yang kita pilih tepat. Kedua kata serupa, dengan makna yang sama, tapi kenapa setiap penulis tampak memiliki acuan yang berbeda-beda dalam memasukkan kedua kata ini dalam karyanya? Sama seperti pertanyaan, kapan pakaiĀ tak, kapan pakaiĀ tidak. Keduanya sama-sama berartiĀ partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya. Itu sebenernya sama aja. Hanya ada sedikit pembeda pada tak yang bisa menjadi sebuah bentuk terikat. Aduh, Shirei jadi melenceng bahasannya. Ahahahah Yuk, balik lagi ke topik semula Menurut KBBI, Beda Dia dan Ia dia1 pronĀ persona tunggal yang dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara; ia ia1 pronĀ orang yang dibicarakan, tidak termasuk pembicara dan kawan bicara; dia pronĀ benda yang dibicarakan:Ā buku adalah teman yang setia, — tidak pernah mengkhianati pemiliknya Lihat Beda Dia dan Ia? Yup! Bedanya di poin yang kedua. Ia bisa dipakai untuk benda, sedangkan dia eksklusif untuk persona tunggal yang bukan benda. Kebayang? Lalu masalah seputar penggunaanĀ ia,Ā dia, -nyaĀ dalam penggunaan bahasa Indonesia baku: 1. Apakah persamaan dan perbedaan antaraĀ iaĀ danĀ dia? 2. Kapan –nyaĀ dipakai? JAWABAN 1. ApakahĀ persamaanĀ antaraĀ iaĀ danĀ dia? IaĀ danĀ diaĀ sama-sama merupakan persona ketiga tunggal. Dalam posisi sebagai subjek, atauĀ di depan verba,Ā iaĀ danĀ diaĀ sama-sama dapat dipakaiĀ denganĀ fungsiĀ dan cara yangĀ sama. Namun…. Saat mereka menjadiĀ Objek,Ā iaĀ tidak akan bisa muncul dan berganti –nya. Saya membenci dia! <– ini sah. Saya membenci ia! <– ini tidak sah. Saya membencinya <– ini sah. PerhatikanĀ iniĀ lagi – Hadiah ini untuk dia. – Hadiah ini untuknya. Ada beberapa penulis yang mengeksklusifkan penggunaan dia untuk pria dan ia untuk wanita [sastra lawas]. Namun, sebenarnya tidak ada aturan baku untuk itu. Keduanya bisa dipakai tanpa perlu ada keterikatan gender personanya. DONE. Ahahaha materi kali ini simpel yeee… namun, berhubung cukup banyak yang tanya, jadi ya silakan dinikmati. Smoga artikel tentangĀ Beda Dia dan Ia ini bisa bermanfaat. Aamin

Beda Dia dan Ia Read More Ā»

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top