Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur?

Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur?

Pernah ikut lomba novel? Merasa kalau lomba novel kok pemenangnya ‘itu-itu’ saja? Pasti yang menang tidak jauh-jauh dari mereka yang sudah sering menjalin kerja sama dengan penerbit itu, mereka yang bukunya sudah berjajar di toko buku besar, atau mereka yang view di Wattpad-nya sudah berjuta-juta. Merasa kecewa? Sakit hati? Lalu muncul pertanyaan, apakah Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur? Sebenarnya, yang harus kita telaah adalah kenapa selalu mereka yang berada di puncak kesuksesan? Sementara kita yang pas-pasan mungkin terseok, tidak disadari keberadaan, dan tetap lenyap dalam lautan peserta tanpa bisa meraih puncak. Mengapa seolah tidak ada kesempatan bagi para pemula? Coba kita putar kacamata kita sebagai sebuah kantor penerbitan. Sebuah bidang usaha yang membutuhkan modal dan memerlukan laba agar tetap bisa berjalan. Karena, penerbit bukan badan amal yang menerbitkan sebuah buku atas dasar satu pertimbangan belaka. Kalau begitu, untuk menerbitkan sekian banyak buku para pemenang, apa yang penerbit pikirkan? Banyak hal tentunya, tapi yang paling utama tentu adalah keuntungan agar mereka tetap bisa berjalan. Jadi, wajar saja yang kira-kira menguntungkan pada saat diterbitkan, akan mendapat prioritas lebih jika dilihat dari segi ekonomi. Lho? Artinya apakah Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur? Wah, Shirei nggak bisa jawab. Shirei nggak pernah kerja di penerbitan. [plak] Cuma, kalau kita bahas perlahan, apa sih kriteria pemenang lomba yang kita harapkan? Ceritanya Sesuai Tema yang Diajukan Penerbit Ceritanya Menarik Karakternya Hidup dan Tidak Membosankan Bisa membuat pembaca penasaran hingga halaman terakhir Kisahnya sangat berkaitan dengan kehidupan banyak pembaca Minim salah ketik, kesalahan PUEBI, dan kalimat tidak efektif Pemenang memenuhi semua persyaratan lomba Pertanyaan kemudian, apa cerita kita memenuhi kriteria di atas? Jika merasa, YA, berarti memang kita layak untuk bersaing dengan para pemenang. Namun, kenapa karya kita nggak juga menang? Balik lagi ke kacamata penerbit. Kriteria pemenang TAMBAHAN yang MUNGKIN dipikirkan oleh penerbit selain syarat dasar [bagus, menarik, dll] Diperkirakan bisa lebih diterima pasar Punya fanbase loyal sehingga minimal ada jaminan dari segi penjualan Sudah dikenal oleh banyak orang Karena balik lagi bahwa penerbit butuh balik modal dan menghasilkan laba. Jadi nggak mungkin memilih atas dasar kasihan karena belum pernah menang. Lho? Bener dong artinya nggak akan ada harapan buat pemula? Nggak juga.  Kalau karya kita beneran dirasa bagus dan melebihi ekspektasi penerbit, maka kita bisa saja menang. Dengan catatan cerita kita menarik perhatian, sangat menggugah, dan dibaca. Lho? Berarti nggak yakin kalau penerbit baca cerita kita? Setiap penerbit punya cara masing-masing untuk menilai, dan ini ranah privasi mereka. Hal yang harus kita hormati. Balik lagi, ke pertanyaan Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Shirei nggak tahu pasti. Namun, sebagai peserta lomba, kita bisa memilih mana lomba yang mau kita ikuti dari rekam jejak penerbit tersebut saat lomba-lomba sebelumnya. Mungkin benar jika kesempatan buat yang nggak punya nama sangat kecil untuk menang. Namun, harap diingat bahwa mereka yang kini duduk di atas telah menulis entah berapa banyak novel. Mereka unggul dalam segi pengalaman menulis, pengalaman ketemu editor, pengalaman dengan penerbit sehingga tahu apa yang diinginkan penerbit. Apalagi jika sudah pernah terbit di penerbit itu. Maka bisa menjadi nilai plus karena editor sudah tahu ‘kemampuan’ si penulis. Lalu buat apa ngadain lomba? Langsung aja lamar mereka? Hmm … lomba bisa dibilang mencari bibit baru, tapi bisa juga buat ajang promosi karya pemenang. Secara sederhana, kontes novel akan membuat SEMUA PESERTA akan kepo seperti apa, sih, karya jawara? Mereka akan memperbincangkannya di sosial media. Bukankah ini cara promosi yang efektif? Yah … jadi males kalau begitu. Toh, yang menang selalu yang pengalaman. Itu, sih, kembali ke tujuan awal, UNTUK APA KITA IKUT LOMBA? Untuk menjadi juara? Untuk ngemaso? Biar ada temen ngebut? Shirei pribadi ikut lomba, kalau banyak temen yang ikut. Shirei nggak narget menang. Shirei targetnya KELAR NOVELNYA. Ada yang mecut karena ada tenggatnya. Jika memang yang diharapkan adalah menang lomba, silakan lihat kembali rekam jejak penerbit tersebut. Apakah dia pernah memenangkan karya penulis yang belum memiliki buku terbit? Apakah pernah memenangkan karya penulis yang tidak punya banyak follower? Meski ini bukan tolok ukur pasti, setidaknya, bisa dilihat dari sini. Jika jawabannya iya, silakan ikut. Jika tidak, silakan pikir-pikir lagi kalau memang berekspetasi bagus di sana Namun, nggak dipungkiri, ada sedikit kekecewaan kala menyadari beberapa panitia lomba tampak abai terhadap peraturan. Nggak cuma sekali Shirei menyaksikan, pemenang lomba tidak memenuhi syarat teknis panitia, tapi tetap menang. Duluuuu … Shirei ikut sebuah lomba novel. Syarat wajibnya adalah update seminggu sekali dan minimal 2x update blog tentang proses menulisnya. Namun, juaranya tidak pernah update blog sama sekali. Shirei Syok. Ahahaha Kalau begitu, kenapa harus ada peraturan sejak awal? Bukankah lebih baik ditiadakan saja? Namun, ngerti sih, acara update, tagging, itu untuk naikin trafik dan kesadaran banyak orang terhadap keberadaan lomba itu. Semakin banyak orang tahu, semakin besar acaranya. Peserta bantu panitia promosi lah istilahnya sekaligus promosikan karyanya sendiri. Hanya saja, biarkan peraturan tetap peraturan. Sebagus apa pun karya pemenang, ia harus memenuhi syarat teknis. Jika gagal, maka jangan dipilih. Karena, itu akan membuat peserta lain bertanya-tanya, “Kenapa kok bisa menang padahal nggak ngikutin aturan lomba? Apa jangan-jangan pemenang sudah ditentukan dari awal?” Kalau menurut teman-teman, bagaimana soal lomba novel ini? Masih berminatkah untuk mengikuti lomba novel, ataukah cukup sebagai pengamat dari luar arena?

Pemenang Lomba Novel Sudah Diatur? Read More »