Tutorial

5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

Pernah nggak sih kita tuh ngefans banget sama tokoh fiksi? kayak Shirei yang nggak bisa lupa sama Hokuto meski udah uhuk … hampir 30 tahun sejak 1998. Yang tahu, berarti kita seangkatan. lol Ada juga karakter game yang saat ini lagi heboh-hebohnya di dunia maya. Bukankah Sylus dari Love and Deepspace menggetarkan hati banyak wanita? Apalagi dia lagi berdarah! [Itu sih Shirei doank yang demen] Ahahaha   Sebenernya, nggak cuma tokoh yang kelihatan bentukannya kayak dari anime, game atau film. Bahkan dari novel pun, kita bisa jatuh cinta, kan? Contohlah SNAPEEE! Shirei udah naksir sejak di buku. Terus… pas nongol castnya, Shirei yang…. KAMU KEGANTENGAN!!! Ahahahahah Menciptakan karakter fiksi yang hidup dan menarik adalah seni tersendiri dalam menulis novel. Karakter yang kuat dan relatable dapat membawa pembaca masuk ke dalam cerita, membuat mereka merasa terhubung, dan terus membaca hingga halaman terakhir. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara menciptakan karakter fiksi yang tak hanya menarik, tetapi juga hidup di benak pembaca. Karakter adalah jiwa dari sebuah cerita. Mereka adalah penggerak konflik, pelopor perubahan, dan medium bagi pembaca untuk mengalami kisah kita. Tanpa karakter yang kuat, cerita kita bisa terasa datar, bahkan membosankan. Karakter yang hidup bukan hanya soal deskripsi fisik atau kepribadian. Mereka harus memiliki kedalaman, motivasi, dan konflik internal maupun eksternal yang menjadikan mereka nyata. Gimana nggak kepengin ketika kita sudah tiada, karakter yang kita buat membawa kebaikan bagi para penggemarnya. Jadi pahala jariyah, kan? Jadi, pernahkah kita membaca novel yang membuat kita benar-benar merasa seperti mengenal karakternya secara langsung? Itu bukan kebetulan! Itu adalah hasil dari perencanaan matang dan eksekusi yang baik dalam menciptakan karakter fiksi. 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat   1. Kenali Karakter Anda Secara Mendalam Sebelum menulis, kenali karakter yang kita buat, seperti mengenal sahabat. Buatlah profil lengkap, mulai dari nama, usia, penampilan, hingga latar belakang kehidupan mereka. Kita bisa menggunakan template sederhana seperti: – Nama: – Umur: – Pekerjaan: – Motivasi: – Ketakutan terbesar: Dengan memahami detail ini, kita dapat menulis karakter yang terasa realistis. Misalnya, karakter yang trauma di masa kecil mungkin memiliki sikap defensif atau cemas dalam situasi tertentu. Kalau bingung gimana membuat karakter dari nol, kita bisa riset terlebih dahulu. Masih bingung cara riset? Shirei sudah buatkan post 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu  2. Beri Mereka Motivasi dan Tujuan Motivasi adalah alasan mengapa karakter melakukan sesuatu. Apa yang mendorong mereka? Apakah mereka mencari kebahagiaan, cinta, atau balas dendam? Kayak kita menulis novel, punya tujuan. Nah, tujuan ini yang menjadi bahan bakar kita terus menulis. Sebagai contoh, jika tokoh utama kita ingin membuktikan dirinya kepada keluarganya, maka tindakan dan pilihan yang ia ambil sepanjang cerita akan konsisten dengan motivasi ini. Hal ini juga membantu menciptakan konflik cerita yang menarik.   3. Ciptakan Konflik yang Relatable Konflik adalah bahan bakar cerita. Tanpa konflik, cerita kita akan terasa datar. Konflik bisa berasal dari: – Konflik internal : Pergulatan batin karakter dengan dirinya sendiri. – Konflik eksternal: Masalah yang datang dari luar, seperti orang lain atau lingkungan. Misalnya, seorang karakter yang ingin sukses di kariernya mungkin harus berhadapan dengan bos yang manipulatif atau rekan kerja yang iri. Meskipun genrenya fantasi, konfliknya tetap bisa relatable. Seperti Snape dengan patah hati seumur hidupnya. Ugh….. 4. Tampilkan Karakter Melalui Tindakan, Bukan Hanya Deskripsi Alih-alih mengatakan bahwa karakter kita adalah “pemberani,” tunjukkan melalui tindakan. Misalnya, karakter bisa menyelamatkan seseorang dari bahaya tanpa berpikir panjang. Jangan pernah berpikir kalau pembaca itu tidak cerdas. Mereka bisa kok menyimpulkan bagaimana karakter yang kita buat hanya dari tindakannya. Menurut shirei, dari 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat, tips nomor empat ini yang paling sulit dilakukan.  Show don’t tell sering kita dengar, tapi praktiknya tidak semudah itu. Kadang malah bikin writer block. Namun, jangan cemas. Shirei juga sudah bikin 5 Cara Mengatasi Writer Block. Jadi, meski sulit, menurut Shirei cara ini lah yang membuat pembaca merasa lebih terlibat dengan cerita dan karakter. 5. Buat Dialog yang Natural Dialog adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan kepribadian karakter. Pastikan dialog terdengar alami dan sesuai dengan kepribadian serta latar belakang karakter kita. Jika karakter kita adalah remaja, gunakan bahasa yang santai dan kekinian. Jika ia seorang profesor, tambahkan nuansa formal dalam dialognya. Ini contoh dua orang yang punya latar belakang pendidikan baik dan baru bertemu dan malu-malu. [ Asam Garam Asa dan Gara  by Shireishou ]    6. Tambahkan Flaws (Kelemahan) Karakter yang terlalu sempurna bisa terasa membosankan. Tambahkan kelemahan yang membuat karakter kita terasa lebih manusiawi. Misalnya, seorang detektif genius tetapi memiliki masalah kecanduan alkohol. Atau CEO tajir melintir, ganteng, tapi phobia pakai jas misalnya. Kebayang gimana dia harus berjuang menghandiri pesta dan rapat penting? Shirei ada karakter CEO absurd. Logic-nya minus khususnya di urusan percintaan. Lawak jadinya. 7. Berikan Karakter Perkembangan Perkembangan karakter adalah perjalanan emosional atau psikologis yang dialami karakter sepanjang cerita. Karakter yang hidup adalah karakter yang berubah seiring cerita. Misalnya, seorang tokoh pemalu mungkin belajar untuk percaya diri melalui tantangan yang ia hadapi. Memang harus diakui, karakter-karakter yang sempurna tuh banyak yang naksir. Contohlah di vampir apa itu lupa namanya. Kabarnya dia gary stu. Atau CEO-CEO Wattpad juga banyak yang sempurna tanpa kelemahan. Tinggal kita yang memilih apakah kita harus membuat yang sempurna, atau memang membiarkan karakter kita berkembang seperti kisah pada umumnya. Kayak  karakter fiksi populer seperti Elizabeth Bennet dari *Pride and Prejudice*. Elizabeth memiliki kepribadian yang kuat, kecerdasan yang tajam, tetapi juga kelemahan berupa prasangka yang sering mengaburkan penilaiannya. Ini membuatnya terasa nyata dan relatable. Kalau masih bingung cara menggabungkan semua tips Shirei, jangan lupa baca 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula, ya! Nah, demikianlah 5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Kalau masih ada yang mau ditanyakan, silakan komen, ya. Bagaimana? Apakah postingan ini membantu? Jika ya, yuk bagikan tips ini dengan teman-teman penulis dan mulailah menciptakan karakter yang akan dikenang sepanjang masa! YAY!  

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Read More »

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu

Sering penulis galau gimana sih cara buat riset, tapi nggak buang-buang waktu? Kadang kita terlalu sibuk untuk riset sana-sini, tapi ternyata malah nggak semua masuk. Buanyak hasil riset yang akhirnya malah nggak kepakai. Masih mending kalau bisa disimpan. Yang fatal, kalau akibat terlalu bersemangat dalam mencari riset, capek duluan pas mau nulisnya. Akibatnya, malah nggak jalan novelnya. Kan ambyar, tuh! Harus diakui, riset itu krusial banget terutama buat kita yang nggak punya banyak pengalaman. Rasanya bosen kalau memang ceritanya sekadar yang kita tahu saja. Karena itu riset super amat sangat penting. Nah, di sini lah Shirei mau membahas 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu 1. Pahami Ide Cerita  Riset biasanya jadi makan waktu, kalau kita nggak ada bayangan mau nulis apa. Akibatnya jadi melebar banget risetnya. Ke mana-mana banget. Karena kita belum tahu apa yang kita butuhkan. Ibarat kita mau ke supermarket, tapi nggak bawa daftar belanjaan. Akibatnya, kan malah bingung muter-muter nggak tahu mau belanja apa. Nah, mencegah supaya kita nggak muter-muter nggak keruan, kita harus tahu ide ceritanya. Genrenya, lokasi, teknologi, dll Misal, kalau mau bikin historical romance. Shirei kudu mikir dulu enaknya mau ambil seting mana, negara mana. Misal, untuk cerita Shirei yang My Lovers is a Beast, ini ambil zaman Viking. Jadi nggak usah nyari zaman medieval lainnya. Fokus ke viking era aja. Atau misal, Shirei mau idenya di Italia untuk Amore in Sardegna. “Riset yang baik adalah landasan dari cerita yang hidup.” 2. Pahami Setting Cerita  Setelah kebayang misal, kayak contoh Shirei tadi pengin bikin di Italia untuk Amore in Sardegna, waktu kira-kira 90-an, saatnya riset untuk seting.  Nah, setting seperti ini yang harus dipikirin lagi, yang cocok sama ide cerita kita yang mana, sih? Misal, butuhnya seting pantai kah, seting gunung kah? Setingnya tahun kapan? Masa lalu, kasa kini, atau mungkin masa depan? Telusuri buku, artikel, atau dokumentasi lain terkait latar tersebut. Jika setting fiksi, buat kerangka dunia berdasarkan inspirasi dunia nyata. Kayak misal, di kota Jakarta, tapi kecamatannya fiksi, ya boleh. Mirip kayak beika city di Jepang.  3. Kenali Karakter  Siapa bilang riset cuma untuk setting? Riset karakter juga penting, lho! Lakukan riset tentang pekerjaan, budaya, atau kepribadian karakter juga. Jangan disepelekan. Jangan sampai karakternya dokter, tapi lokasi IGD aja nggak tahu.  Kalau bisa wawancara langsung maka akan sangat bagus. Misalnya, berbincang dengan dokter untuk karakter dokter. Namun, kalau nggak bisa, ya, bisa simak Tiktok, Youtube, Reels dari dokter-dokter yang kerap berbagi insight. Ambil yang sesuai sama novel kita. 4. Pakai Sumber Terpercaya Baca jurnal, buku, dan sumber terpercaya. Hindari hanya mengandalkan Wikipedia. Kalau bisa datengin sih, alhamdulillah. Namun, udah banyak koik review-review kota. Salah satu cara Shirei untuk menjelaskan rasa makanan yang belum pernah Shirei makan ya juga begitu. Dari  5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu ini yang memang agak sulit. Soalnya di era internet, memilah mana sumber terpercaya dan tidak itu semakin sulit. Apalagi banyak AI. Dan jangan lupa, AI nggak sepenuhnya tepat, ya! 5 . Uji dan Validasi Pernah kan kita menyelidiki dua website ternyata hasilnya nggak sama bahkan bertolak belakang. Nah, tujuan kita untuk mengiji dan memvalidasi tulisan ya itu. Agar riset yang kita ambil tidak salah. 5  Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita tidak hanya memperkaya cerita, tetapi juga memberikan pengalaman membaca yang autentik dan menyenangkan bagi audiens. Selamat menulis!

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu Read More »

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula

Shirei sudah beberapa kali menulis tentang tahap-tahap menulis novel. Salah satunya di postingan Cara Menulis Novel Bagi Pemula. Hanya saja, di sana, lebih riweuh alias lebih melebar sekali karena Shirei sekaligus menyertakan pranala ke halaman tutorial Shirei yang lain di blog Tips Menulis Novel Gratis ini. Nah, di postingan kali ini, Shirei sederhanakan menjadi 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula supaya teman-teman langsung bisa membaca setiap langkah untuk membuat novel! Semoga lebih mudah dimengerti. Jujur aja, hal paling sulit dari menulis tuh bukan memulai menulis, tapi malah saat revisi. Akan tetapi, justru para pemula ketakutan saat hendak memulai. Padahal, mulai menulis novel tuh nggak sulit. Hal sulit lainnya yaitu konsisten sampai menulis TAMAT tanpa berpindah ke naskah baru lain. Hehehe Jangan segan bertanya di kolom komentar kalau ada tutorial yang teman-teman nggak paham, ya! Inilah : 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula 1. Menentukan Ide dan Tema Cerita Kadang ada yang bilang, ide datang dari mana saja. INI BENAR! Ide bisa datang dari mana saja. Bahkan jika cerita kita fantasi atau scifi, kita bisa mendapatkannya dari sekadar MIMPI! Aktif membaca, mengamati sekitar, bisa membuat kita kepikiran sebuah ide yang bagus. Shirei sering menemukan ide menulis domestic romance dari curhatan orang di media sosial. Tentu saja tidak diambil semuanya. Hanya garis besar saja sebagai ide dasar. Hindari keinginan memmbuat karya serupa setelah menonton atau membaca buku yang kita senangi. BIG NO! Khawatir jatuhnya disangka plagiat atau tanpa sadar malah nggak sengaja mirip banget. Kalau kepengin banget, bisa bikin fanfic-nya saja.  Tips untuk Menemukan Ide: 2. Membuat Karakter yang Kuat Ada penulis yang membuat karakter dulu, baru ide cerita. Namun, umumnya orang akan mikir cerita dulu, baru mikir karakter mana sih yang cocok sama ceritanya. Biar tahu karakter macam mana yang bakalan tersiksa sampai akhir [eh]. Shirei pribadi, paling senang dengan karakter yang banyak kelemahan. Karena dia akan berproses dan berkembang. Berbeda dengan karakter yang udah mapan sejak awal, hanya untuk bersenang-senang saja. Ini contoh novel Shirei yang karakter utamanya paling banyak dihujat dan paling berkembang. Cara Membuat Karakter yang Berkesan: 3. Membuat Plot atau Alur Cerita Di sini kita bisa mulai menulis Premis, lalu dikembangkan menjadi plot dan alur cerita.  Rumus sederhana premis : Karakter [sifat] + Tujuan + Halangan  Contoh dari naskah SEJEJAK LANGKAH yang Insyaallah akan terbit digital tahun depan di BIP [Bhuana Ilmu Populer] Vega yang bertobat dari masa lalunya sebagai berandalan INGIN lulus SMA dengan baik, TAPI malah diganggu oleh pembunuh kakaknya yang baru keluar dari penjara Langkah Menyusun Plot: 4. Menulis Draf Pertama Tanpa Berhenti Draft pertama ini termasuk yang akan kita unggah di platform menulis gratisan. Kalau teman-teman membaca novel shirei, beda banget antara yang di Wattpad dengan yang sudah jadi buku. Bahkan bisa nambah dan kurang karakter, lho! Jadi, ketika mengunggahnya di Wattpad atau website novel lain yang gratisan, nggak usah mikir berat-berat. Anggap ini draft pertama yang akan kita edit kelak kalau sudah tamat.  Kecuali mengunggahnya di platform berbayar, ya. Pembaca berhak mendapatkan kualitas terbaik yang kita mampu. Tips Menyelesaikan Draf Pertama: 5. Melakukan Revisi dan Penyuntingan Setelah menyelesaikan draf pertama, istirahatlah sejenak sebelum kembali membaca cerita kita. Kayak Shirei habis ngelarin Kamu Tenar, Arini? kemarin, Shirei break. Blas nggak mau baca sampai setidaknya lima hari ke depan. Setelah itu baru mulai revisi pelan-pelan.  Lalu, ini lho bedanya antara revisi dan editing. Keduanya lakukan TERPISAH, ya! Revisi duluan [poin 5], baru edit [poin 6].  Naskah paling buanyak kena revisi tuh cerita Shirei yang Deliverance – Dimensional Fugitive. Baik yang buku pertama, maupun on going buku kedua [prequel-nya].  Nulis ulang lebih dari 5 kali boooo!! Mohon doanya agar bisa terbit dengan baik 2025, ya…. Langkah-langkah Penyuntingan: 6. Melakukan Proofreading dan Tata Bahasa Big No untuk typo di sini. Perhatikan juga apa kata-kata tersebut beneran ada di KBBI. Juga perhatikan efektifitas kalimat. Kita bisa mulai membuka apk tesaurus buat nyari kata-kata yang lebih cetar membahana untuk novel kita. Cara Proofreading yang Efektif: 7. Menyiapkan Novel untuk Publikasi Jika novel sudah selesai dan disunting dengan baik, langkah terakhir adalah memikirkan cara publikasi. Kita bisa memilih untuk menerbitkan secara tradisional atau secara indie melalui platform online. Pilihan Publikasi:

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula Read More »

kekuatan Super Ibu yang juga Penulis

Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis

Sering Shirei dapat pertanyaan, kekuatan macam apa yang bisa bikin Shirei bisa update satu bab sehari novel untuk KBM, dua atau tiga kali seminggu untuk Wattpad dan Joylada. Mungkin karena Shirei SuperMom? Ahahaha Bercanda, Guys! Sebenarnya Shirei nggak semaso itu. Kualitas tulisan sehari satu bab, dengan seminggu satu bab jelas berbeda. Cerita Shirei yang di KBM tentu kualitasnya tidak semulus karya Shirei yang jadi buku. Kenapa? Soalnya ada jeda waktu untuk revisi kalau seminggu. Sementara yang sehari kan begitu dua kali dibaca, langsung up. Enggak sempat mikir sulit-sulit lagi. Kalau yang seminggu, diendapin dulu sehari, dibaca ulang, dicari padanan kata cakep di KBBI, kalau nggak nemu, besok diubah lagi. At least ada lima kali revisi sebelum diunggah. Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Lalu, bagaimana kok bisa nulis ngebut kurang lebih 10-12k kata seminggu? Mungkin kunci utamanya adalah “TIME MANAGEMENT” dan “MOOD MANAGEMENT” Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis adalah mengatur dua hal di atas agar tidak timpang. Memang waktu menulis yang terbaik adalah saat kita dipenuhi mood dan semangat. Namun, bukankah merawat tiga anak laki-laki kadang bikin kepala cenut-cenut dan mau marah entah pada anak-anak maupun pada diri sendiri. Belum lagi kalau inferior complex menyerang. Ambyar semua. Akan tetapi, saat kita berniat menjadi seorang penulis profesional, maka kita harus terbiasa menulis tanpa mengandalkan mood. Jangan terseret jatuh oleh mood! Kita punya kekuatan istimewa yang bisa mengalahkan mood! Yakni… THE POWER OF KEPEPET!! Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Emak-emak mungkin tahu paniknya ketika jam 22 di WAG kelas disuruh bawa ini itu untuk besok pagi. Mungkin yang belum adalah disuruh bikin candi dalam semalam, ya? Ahahaha Nah, ide-ide akan muncul saat kepepet itu. Tentukan prioritas kegiatan harian. Kalau Shirei pribadi, nggak akan per jam ngasih jadwal. Pokoknya satu hari 1 bab. Pas ada waktu, langsung nulis. Kalau misal, sampai sore nggak ada waktu, berarti nggak boleh tidur sebelum selesai. Ahahaha Shirei udah sering buang-buangin game yang makan banyak waktu. Karena, Shirei cuma kasih jatah ngegame satu jam sehari. Di atas itu, harus ada yang dibuang. Menulis paling mudah ketika kita sudah tahu mau dibawa ke mana cerita. Jadi kalau kita adalah emak-emak rempong yang banyak kegiatan, tipe plotter adalah yang paling cocok dengan kita daripada maksain menjadi tipe pantser. Kelamaan mikirnya! Jadi, sebenernya, semua orang punya Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis. Sudahkah teman-teman menggunakannya?  

Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Read More »

Cara Menulis Novel Bagi Pemula

Agak kaget melihat banyaknya query masuk ke web untuk mencari Cara Menulis Novel Bagi Pemula yang baik. Kalau dipikir-pikir, tutorial Shirei memang lumayan banyak, ya. Namun, bertaburan dan mungkin yang mau baca juga bingung mau mulai dari mana. Jadinya, kali ini, Shirei mau mencoba merangkum semua dalam satu postingan. Tentu saja, besar harapan Shirei kalau teman-teman membaca postingan lain agar lebih bisa dipahami. Maka, kali ini Cara Menulis Novel Bagi Pemula akan dipenuhi dengan tautan ke halaman lain yang sesuai. Sebelumnya, jangan panik! Percayalah kalau MULAI menulis novel itu tidaklah sulit. Yang bagis Shirei paling sulit justru adalah konsisten untuk terus menulis hingga tamat. Jangan khawatir juga kalau cerita kita tidaklah keren atau banyak salah. Namanya juga ketikan pertama. Nanti akan ada revisi, dll. Cara Menulis Novel Bagi Pemula 1. Cari Ide dan rumuskan Premis Untuk Premis, teman-teman bisa baca di CARA MEMBUAT PREMIS NOVEL Konsep utama dari membuat novel adalah, premis harus solid. Harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Apakah masalah yang diangkat cukup menarik, cukup kuat, dan mampu membuat protagonis bergerak. 2. Cari Konflik yang Sangat kuat Mencari konflik yang sangat kuat ini susah-susah gampang. Setelah tahu keinginan protagonis, lalu konflik utamanya di premis, kita harus membuat konflik-konflik yang mendukung konflik utama. Cara membuatnya bisa dicek di TIPS MENYUSUN ALUR, PLOT, dan KERANGKA 3. Silakan riset Apa itu riset? Riset adalah proses mencari data untuk dituliskan dalam novel. Entah itu tentang pekerjaan, data-data khusus, ataupun seting novel. Semua bisa dikumpulkan sebelum digunakan dalam novel. Adapun tipsnya bisa dibaca di TIPS RISET MENULIS NOVEL 4. Mulai membuat prolog Prolog adalah awalan kisah. Apa prolog harus dibuat? Tentu tidak. Hanya saja, jika bab satunya kurang nendang atau menyentak, tentu saja dipersilakan membuat prolog yang nendang agar cerita lebih gereget dan menggaet pembaca. Untuk cara membuatnya, bisa diintip ke CARA MEMBUAT PROLOG DAN EPILOG NOVEL 5. Mulai menulis.  Jangan terlalu khawatir kalau tulisan kita jelek, tidak bagus, dll. Fokus pada RASA. Tulis sebisanya, semampunya, secepatnya. Tidak perlu memikirkan diksi. Pokoknya kebut sampai ending. Kalau macet? Mungkin cara menulis kamu yang berbeda. Ada beberapa cara menulis. Silakan kamu pilih mau jadi yang mana dan disesuaikan saja. TIPE CARA MENULIS NOVEL DAN CARA MEMILIHNYA TIPS MENULIS NOVEL TANPA MACET 6. Jangan lupa tulis ending yang berkesan Akhir cerita yang baik akan membuat pembaca merasa puas setelah membaca novel kita. Pastikan semua masalah sudah selesai dan ditutup dengan baik. Open ending tidak masalah, tapi harus ada konklusi. Lalu untuk tipsnya bisa ke CARA MEMBUAT AKHIR NOVEL YANG BAIK 7. Lakukan Revisi  Berikut tips melakukan revisi agar naskah kita terpoles dan menjadi jauh lebih baik. TIPS MEREVISI NOVEL 8. Persiapkan untuk dikirim ke Penerbit /platform incaran Jangan lupa siapkan premis dan sinopsis lengkap. Hal ini sangat krusial kalau kamu pengin mengirim naskah ke penerbit. Soalnya, dari sini lah penerbit membaca intisari dari cerita kamu dan akan menentukan cerita kamu akan diterima atau tidak. PENTINGNYA SINOPSIS LENGKAP YANG BAIK —— Nah, ribet juga nyariin link semua postingan Shirei yang lawas-lawas. Sebenarnya isi blog ini juga nggak banyak. Kalau ada waktu, bisa dibaca semua dan semoga bisa memberi manfaat, ya. Kalau masih kurang paham, bisa ikut les, ya! Klik link di atas artikel atau bisa langsung KLIK INI BUAT INFO LEBIH LANJUT.  Sekian dulu Cara Menulis Novel Bagi Pemula kali ini. Kalau ada request artikel, drop komen aja, ya. Nanti kalau bisa, Shirei usahakan buatkan Sampai jumpaaaaa

Cara Menulis Novel Bagi Pemula Read More »

Cara Membuat Cliffhanger

Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya

Di Instagram Shireishou, Shirei udah pernah membahas sedikit tentang cara membuat Cliffhanger ada empat point. Namun, karena keterbatasan jumlah kata, akhirnya hanya bisa meminta menunggu sampai Shirei bahas di blog Tips Menulis Novel Gratis ini atau di Youtube Shireishou. Semoga bahasan kali ini bisa lebih jelas dan langsung dipraktikkan, ya. Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya Pernah kan pas lagi seru-serunya membaca cerita tiba-tiba…. ‘CUT!’ gitu? Rasanya kan gereget gitu, ya? Kalau di buku cetak, mungkin kita akan langsung buka bab berikutnya, ya? Kalau di platform cerita bersambung kayak Wattpad, maka kudu gigit jari bersabar sampai update selanjutnya. Heheheh Nah, gimana kita membuat akhir bab yang bikin pembaca merasa gereget kayak gitu? Sekarang kita bahas Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya 1. Berikan Ketegangan Sayang, beristirahat sehari semalam di penginapan cukup membuat keberadaan mereka terendus. Dari balik semak-semak, muncul lebih dari selusin pasukan berbadan tegap dengan pedang panjang terhunus siap menyerang. Beberapa bahkan membawa tongkat sihir. Agnis merasakan kengerian yang sangat. —- Jadinya, pembaca diberi ketegangan tentang apa yang akan terjadi. Apa akan ada yang tewas? Apa semua dalam bahaya? Dll 2. Scene melakukan sesuatu tapi terpotong Ae mengangguk maklum. “Lo keliatan bukan tipe gamer. Terus ngapain nyoba main game ini?” Jantung Kalya langsung berdegup dengan kencang. Jawaban apa yang harus dia berikan? [ ToGetHer Love / Fight [with] Me – Shireishou ] —- Pembaca diberikan rasa ingin tahu tentang adegan berikutnya. Apakah sesuai perkiraan atau justru ada akhir twist? 3. Twist “Lalu?” “Nama pena dari teman yang disukainya itu adalah Stayka.” [Amore in Sardegna – Shireishou ] Jadi, untuk membuat kejutan, twist bisa dilakukan di akhir bab. HIngga ini adalah Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya yang terbaik. 4. Info baru Mas Radi mungkin mengalami masa berat yang tidak pernah kubayangkan sama sekali. Bisa jadi trauma kehilangan berturut-turut membuat pikiran Mas Radi menjadi sama sekali tidak logis. Namun, apa benar begitu? [Rahim untuk Suamiku – Shireishou ] Memberikan informasi baru yang belum ada sebelumnya. 5. Memberikan pertanyaan “Otak cerdasmu ke mana Danita?” suara Indria menggelegar. “Mana ada cowok mau lamaran yang diminta bilang ceweknya. Pengecut macam apa dia?!” Danita tersentak. [ Suami Jahatku Tak Lagi Mampu Menyakitiku – KBM – Ani Laelia ] 6. Jam menghitung mundur Suara familier terdengar di kepala.  “Lima … empat … tiga … dua … satu….” [ 12 Tender Killers – Shireishou ] 7. Kematian orang penting Kuzunoha sangat kuat. Aku bisa merasakan tekanan besar yang menahan pergelangan tanganku. Aku menghadap ke lemari kaca. Bisa kulihat di belakangku dia menatap bayanganku di kaca dengan sedih. Seolah ia enggan melakukan hal hendak dikerjakannya. “Maafkan saya sensei. Sayonara.” Sempat kulihat dia mengangkat sikunya sebelum dihunjamkan kuat ke tengkukku dan semua langsung menjadi gelap. [ 12 Tender Killers – Shireishou ] 8. Menampilkan kenyataan Akan tetapi, seberapa kuat pun gadis itu memberontak semua sia-sia. Di hari dengan hujan petir menggelegar, gadis itu pun kehilangan mahkotanya yang direnggut paksa. [ Asam Garam Asa dan Gara – Shireishou ] 9. Membuat keputusan “Oke.” Aku pun bangkit, merapikan piring makan kami dan meninggalkannya. Sebuah senyum penuh kemenangan terukir di wajahku diam-diam. Mas Danu masuk perangkap. [ Balas Debdan Istri Tajir – KBM – Shireishou ] —- Tokoh utama akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang bisa memajukan plot. 10. Penyesalan Nama yang dipanggil berulang, tekanan pada perut yang terkoyak, berusaha untuk menghentikan serpihan nyawa yang semakin menghilang. Semua tak membuahkan apa-apa. Sang gadis hanya menatap pria muda di hadapannya dengan lunglai. Ia berusaha mengangkat tangannya yang kini serapuh jaring laba-laba. Membelai pipi pria yang membanjiri wajahnya dengan air mata sebelum terjatuh menghunjam tanah. — Nah, gimana? Udah lengkap bukan Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya ? Semoga bisa dipahami, ya. Silakan kalau masih ada yang belum jelas. Boleh komen, ya. Sampai jumpa di postingan berikutny!

Cara Membuat Cliffhanger dan Contohnya Read More »

Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya

Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari sebagai penulis. Akan tetapi, tidak sedikit penulis yang enggan mengembangkan diri menjadi lebih baik. Entah atas alasan malas atau sudah merasa paling  canggih dalam tulis-menulis. Akibatnya, kemampuan menulisnya mandek dan tidak berkembang lagi. Eksekusi ceritanya begitu-begitu saja dan monoton. Setelah beberapa waktu, Shirei sering menerima curhatan juga menemukan pola saat memeriksa novel murid mentoring novel privat. Di situ Shirei menemukan. Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya Tentu saja, tidak semua penulis mau mengakui memiliki kelemahan. Kebanyakan yang enggan belajar itu, justru tidak sadar memiliki kelemahan diri. Jujur saja, memahami kelemahan diri lebih sulit dibandingkan mendapat masukan dari orang lain. Akan tetapi, hal ini tidaklah mustahil. Karena itu, buat kamu yang mau berkembang dengan baik, yuk mulai evaluasi kelemahan tulisan sendiri. Shirei pun sering melakukan ini karena jujur aja, Shirei masih jauh banget dari standar ‘bagus’ yang Shirei kejar. Jadi, kali ini Shirei bikin artikel tentang Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya Semoga saja kita bisa sama-sama menggali dan berkembang lebih baik lagi! Sebelumnya, kita harus mengosongkan isi kepala. Karena paling berat saat mengoreksi diri sendiri adalah perasaan bahwa semua yang kita kerjakan sudah sangat baik. Juga perasaan malu karena kita punya kelemahan yang mungkin sudah dilihat pembaca. Singkirkan semua rasa jengah agar kita bisa menulis dengan lebih baik. Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya 1. Tidak Mau Revisi Tidak ada tulisan yang sekali jadi. Semua pasti butuh REVISI. Dan meski tampak membosankan, proses ini harus dilalui oleh kita sebagai penulis. Lakukan Revisi dulu, baru diedit. Jangan menggabungkan kedua proses bersamaan. Nanti kepala pusing dan malah tidak fokus. Eh? Bedanya apa? Ini dia bedanya. Kalau bingung, langsung tanya aja di kolom komentar, ya!   2. Kurang Fokus Premis tidak kuat hingga kisah pun melenceng ke mana-mana. Cara membuat premis bisa dibaca di Cara Membuat Premis Novel Misal, tentang seorang Pembunuh Bayaran yang ingin bertobat jatuh cinta pada seorang penjahit tetangganya yang ternyata korban rudapaksa rnam orang. Namun, di tengah kisah melebar tentang konflik di tempat kerja si mantan pembunuh, lalu membahas soal pekerjaan jahitnya, dll. Memang terlihat ‘nyambung’, tapi sebenarnya melenceng. Apa pun tipe menulis kita, baik plotter maupun pantser, pastikan premisnya kuat dulu. Lihat bagaimana Shirei membuat cerita Asa dan Gara tetap fokus pada track-nya, meski tampaknya tetap harus ada revisi besar untuk memperbanyak perjuangan Gara lepas dari masa lalunya sebelum mendapatkan Asa. 3. Kalimat Tidak Efektif dan berputar-putar Kalau bermain di platform premium, pasti sudah tidak asing dengan ‘dibayar berdasarkan banyaknya jumlah kata‘. Hal ini mengakibatkan tulisan jadi melebar tidak karuan. Misal penyebutan warna mata berulang-ulang. Penyebutan pakaian di satu scene yang sama berkali-kali, dll. Sebenarnya, kalau menulisnya sistem kebut-kebutan, maka akan sulit sekali menghindari pemborosan kata ini karena tidak adanya waktu untuk mengedit. Namun, jika untuk buku cetak, ada baiknya untuk membaca ulang dan melakukan editing yang diperlukan. Bersabarlah untuk membaca ulang karya kita dari awal. 4. Terlalu terpengaruh Pembaca Saat kita sudah menentukan pasangan cerita kita, misal A dengan B dan bukan dengan C, lalu banyak pembaca protes. Kita akhirnya berubah ke C. Padahal tidak ada hint-hint kalau C tuh bakalan jadi sama A. Bisa jadi malah plot hole. Atau ada penulis yang tiap pembaca marah-marah dan menuntut plot sesuai keinginan mereka, penulis pun ikutan. Akibatnya, plot hole bisa terjadi di mana-mana. Ayo angkat kepala! Jangan mau diatur pembaca jika kita sudah punya rencana matang dengan cerita kita. Kalau mau mengambil ide pembaca, harus dipastikan baik-baik semua sudah ‘mulus’ dan tidak akan menimbulkan kesalahan. 5. Berhenti Sebelum Selesai Jangan tergoda menulis cerita baru kalau cerita lama belum selesai. Karena, biasanya meski cerita baru terlihat lebih indah, tapi akan berhenti jika tiba-tiba kita menemukan ide baru lagi. Tulis saja premis kasar. kalau belum puas, bikin juga covernya lalu simpan di draft. Yang penting ‘lega’ dulu. Untuk Tips Mendesain Cover bisa dibaca di sini —- Nah, itu kesalahan umum yang cukup sering Shirei temui dan bahkan juga Shirei miliki. Teman-teman biasa kena yang mana? Shirei nomor 2. Ahahaha Romance selalu kebawa gelut. lol Semoga artikel Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya ini membantu, ya! Jangan ragu untuk drop komen kalau ada yang mengganjal. Kalau ada notifnya, InsyaAllah Shirei coba balas. Sampai jumpaaa….

Lima Kesalahan Umum Seorang Penulis dan Cara Memperbaikinya Read More »

Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis

Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis

Bingung cara nulis kembali setelah lama tidak menulis?  Pengin nulis lagi setelah didera writer block dalam waktu yang lama? Nggak tahu harus dari mana ketika ingin menulis setelah Hiatus gara-gara kesibukan lainnya? Di postingan kali ini, Shirei mau membuat tips : Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis Perasaan tidak tahu harus mulai dari mana, sering kali kita hadapi sebagai penulis. Apalagi jika sudah lama tidak menulis. Adapun penyebab kita menjadi kaku memulai setelah lama tidak menulis adalah : Tidak pernah latihan Semua skill jika tidak pernah dilatih, maka akan karatan. Biasa kita tahu kalimat efektif, nyusun SPOK saja bisa keder, kan? Akibatnya, kita bingung mau mulai darimana saat sudah lama tidak menulis. Kurang Membaca Diperburuk dengan minimnya minat membaca yang kita lakukan. Pas lagi males nulis, meski tidak selalu, tapi kebanyakan akan ikut males membaca. Kita memang bbisa belajar nyusun plot dan alur dengan menonton. Namun, menyusun diksi, tetap membutuhkan asupan gizi berupa bacaan.  Dengan tidak membaca, maka semua diksi dan tata bahasa akan lenyap dari kepala Strong Why yang ikutan hilang Jika lama tidak melakukan sesuatu hal, maka Strong Why alias alasan kuat kita melakukan sesuatu akan ikut terlupakan. Misalnya saja, awalnya kita menggebu-gebu ingin menerbitkan buku di penerbit kenamaan. Namun, setelaah kelamaan tidak menulis, niat itu pun lenyap. Mau menamatkan yang sudah ada saja, rasanya enggan. Minder Jikalau teman-teman sesama penulis masih lanjut menulis, sementara kita hiatus dalam waktu yang lama, bisaa-bisa mereka sudah menerbitkan di penerbit yang kita incar, sementara kita malah belum menulis apa pun. Akibatnya, ketika kita mau mulai kembali menulis, rasanya minder berat.   Nah, lalu gimana sih Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis ?   Berikut beberapa tips yang Shirei rangkum dari berbagai sumber serta dari pengalaman pribadi Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis 1. Percaya kalau kita masih punya kemampuan itu Seperti yang sudah Shirei katakan di atas, menulis itu melatih muscle memory juga. Apa pun yang sudah kita pelajari tidak akan mudah lenyap begitu saja. Hanya saja dia tenggelam jauh di dalam ingatan dan butuh waktu untuk menggalinya kembali. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Semoga langkah-langkah yang Shirei tulis bisa membantu. 2. Kembalikan Strong Why yang hilang Ketika mood menulis sudah mengilang, yang pertama harus dikembalikan adalah NIAT utama kita. Sebaiknya, Strong WHY alias niat kita saat melakukan sesuatu tidak diserahkan kepada orang lain. Misalnya, ‘Ingin ceritaku dibaca BANYAK ORANG.’ Ini artinya menimpakan tujuan ke tangan orang lain. Kalau tidak banyak yang baca, maka akan hancur semua semangat. Strong WHY sebaiknya yang bisa kita kontrol sendiri. Misal, ‘Ingin menulis cerita yang bernilai pahala.’ atau ‘Ingin menamatkan dua cerita dalam satu tahun’, dll. Jadi, kegagalan or keberhasilan, semua tergantung pada usaha diri dan takdir Allah SWT. Bukan manusia lain. 3. Membaca yang banyak Isi bensin dengan membaca yang buanyaak. Tidak harus novel. Kalau mager, bisa mulai dari kumcer, atau artikel-artikel pendek. Setelah terbiasa, bisa baca novellet atau novela. usahakan baca yang sudah mengalami proses editing. Biar lebih terasah. 4. Membuat jadwal menulis Tidak perlu lama-lama. Cukup sepuluh menit saja. Tanpa media sosial, tanpa aplikasi chatting. Fokus. sepuluh menit sehari. Kalau di komputer bingung, coba menulis dengan kertas. Coret-coret saja. Entah hanya sekadar premis, atau potongan adegan acak. Yang penting menulis. 5. Membuat jurnal ide / premis Hal cukup mudah untuk mulai menulis adalah dengan menuliskan ide saja. Tanpa memedulikan diksi ataupun efektifitas kalimat. Mulailah dari merancang ide-ide. Tidak perlu yang megah. Kisah-kisah klise sederhana pun nggak apa, kok. 6. Riset Kalau masih stuck juga, tidak perlu memaksa menulis, RISET aja! Cari hal-hal menarik yang ingin kita tulis, lalu catat hasilnya. Siapa tahu menaikkan semangat buat menuliskan hasil risetnya, kan? 7. Jangan terburu-buru Jangan kepengin langsung lepas dari semua rasa mandeg yang mendera. Yang penting konsisten diperjuangkan. 8. Mencari Kesalahan dari karya lama Masih belum bisa juga? Coba baca karya lama dan catat semua kelemahan yang pernah dilakukan. Siapa tahu bisa dapat insight baru dan bersemangat buat berkarya or malah revisi. 9. Keseimbangan berkarya dan istirahat Jangan lupakan beristirahat. Kadang yang bikin mentog, bukan karena hilang strong why, tapi karena terlalu lelah hingga burnt out. 10. Abaikan orang lain Hal lain yang bikin kita minder adalah terlalu sering menoleh dengan pencapaian orang lain. Makanya, pasang kacamata kuda dan teruslah melangkah. *** Tidak semua penulis akan terkenal, tapi klita tidak tahu takdir apa yang menanti kita di depan sana. Jadi, pelan-pelan, teruslah berusaha! Semoga tips Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis bisa membantu Langkah mana yang bisa teman-teman gunakan?

Cara Kembali Menulis Setelah Writer Block dan Lama Tidak Menulis Read More »

Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik

Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik

Ada banyak cara untuk mengakhiri novel yang kita tulis. Mau itu berakhir bahagia, sedih, atau akhir yang terbuka supaya pembaca bisa mengkhayalkan ceritanya sendiri. Shirei pribadi paling suka menulis dan membaca novel yang memiliki akhir bahagia. Soalnya di tengah udah menderita. Kalau sampai akhir tetap menderita rasanya kok mengenaskan. Ahahaha Tentu saja, tidak ada larangan untuk membuat akhir tragis dan menyedihkan hingga menguras air mata pembaca hingga kisah novel kita pun terasa nyata. Akhir seperti ini biasanya akan lebih diingat karena umumnya memberi dampak lebih besar daripada akhir yang bahagia. Kita bukan akan membahas tiga tipe ending cerita, tapi lebih ke Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik. Ending seperti apa yang tetap bisa diterima pembaca meskipun pada akhirnya hero / heroine tidak berakhir bahagia. Bagaimana menyusun akhir kisah yang membuat pembaca merasa puas dan tidak berpikir bahwa karya yang kita tulis ‘nggak jelas. Ini mungkin ada sedikit gambaran tentang pengertian akhir cerita yang bagus versi Shirei. Buat yang nggak bisa membuka gambar, Shirei salinkan tulisannya. Akhir yang baik adalah akhir yang masuk akal dan menyelesaikan semua masalah yang dijabarkan di awal cerita. Pembaca juga akan menghapuskan semua pertanyaan dari kepala saat membaca novel yang kita tulis. Bahkan ending yang sangat baik adalah akhir yang akan dikenang pembaca hingga nanti. Nah, Lalu bagaimana sih membuat akhir yang baik itu? Pertama-tama, dilansir dari laman Masterclass, yang harus diingat ada empat hal yang membuat sebuah akhir novel menarik : 1. Resolusi: Akhir cerita harus selalu merangkum dan menyelesaikan konflik utama yang kita susun di awal novel. Seorang pembaca harus memiliki perasaan bahwa ceritanya sudah selesai. 2. Transformasi: Tidak hanya plot yang selesai, karakter utama pun harus BERUBAH menjadi sesuatu yang berbeda daripada bagaimana mereka ada di awal cerita. Entah semakin baik atau semakin buruk, semua tergantung pada cerita. Yang jelas, perubahan ini penting karena di sinilah pembaca akan merasakan perjuangan pemeran utama telah mendapatkan ‘hasil’. Jadi ini adalah Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik 3. Ketegangan: Ketika mau menuju akhir, pembaca sebaiknya dibuat setegang mungkin di konflik utama. Hingga saat pembaca masuk ke bagian akhir, kepuasan itu melonjak! Seperti saat kita menonton pertandingan bulutangkis di mana draw di akhir pukulan. Begitu kemenangan tiba, rasanya SUPER sekali daripada yang sejak awal sudah memimpin di depan. 4. Kejutan: Banyak yang suka akhir yang mengejutkan. Namun, bagi Shirei, tidak bisa membuat plot twist pun tak mengapa. Karena cerita yang baik tidak ditentukan oleh banyaknya plot twist. Namun, bagaimana kisah kita bisa membuat pembaca bertahan membaca sampai akhir dan merasakan kepuasan 💖💖💖 Setelah mengetahui empat alasan akhir novel kita dinilai baik, sekarang kita bergerak ke Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik 1. Pastikan kita tahu akhir sebelum mulai menulis Gimana kalau tipe pantser yang maunya langsung nulis nggak pakai plotting?  Enggak pakai plotting bukan berarti nggak ada perencanaan. Umumnya, cerita yang sudah diketahui akhirnya akan lebih mudah disusun daripada yang sambil jalan. Mengurangi kemungkinan plot hole, juga masalah yang tidak selesai. Coba dibayangkan kita mau jalan, tapi nggak tahu mau ke mana. Akhirnya cuma muter-muter ngabisin bensin, tapi nggak tahu mau ke mana. Tiba-tiba pengin ke Bandung, eh, lupa bawa koper misalnya. Berbeda kalau kita mau ke Surabaya. Kita bisa mengecoh pembaca berpura-pura mau Ke Jogja ternyata lanjut ke Surabaya. Semacam itulah. Tidak perlu kerangka detail kalau kamu termasuk penulis pantser. Namun, setidaknya, mengetahui apa akhir ceritamu akan sangat membantu 2. Pastikan karakter amat menderita di klimaks cerita Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa semakin ketegangan memuncak, kemenangan akan terasa semakin manis 3. Pastikan karakter berubah Jika kamu tidak terbiasa membuat plot sebelum menulis, setidaknya buat sebaik mungkin karakter novelmu, bahkan yang karakter antagonisnya. Karakter tidak harus menjadi lebih baik, bisa saja dia meninggal atau bahkan masuk penjara. Namun, karakter ini HARUS BELAJAR menjadi sesuatu yang baru karena perjalanannya selama bertualang di dunia novel yang kita tulis. Perubahan ini sebaiknya signifikan, mencolok, dan terasa penting bagi cerita. Misal di kisah Asam Garam Asa dan Gara, Gara si Pembunuh bayaran pas akhir berubah jadi sosok yang berjuang menjadi suami yang saleh. Demikian Asa yang korban rudapaksa hingga trauma pada laki-laki, akhirnya berjuang menjadi istri yang salehah. 4. Pastikan semua masalah selesai Kalau kamu tipe pantser, tiap ada masalah, tolong dicatat. Jadi kalau masalah tersebut selesai, beri ceklis. Jangan sampai pas ending masih ada misteri yang tidak terselesaikan. 5. Pastikan akhirnya tidak memaksa Banyak akhir yang berujung memaksakan cerita demi plot twist. Misal tadinya sepanjang cerita A mau dijodohkan dengan B. Tiba-tiba tanpa petunjuk apa-apa, hanya karena ingin membuat ending yang mengejutkan, kita membuat A jadian sama C. Padahal belum pernah ada latar belakang bagaimana C bisa mungkin jadian sama A. Akhirnya cerita jadi terasa memaksakan dan janggal. 6. Tidak perlu sampai happily ever after Kadang, kita nggak perlu membuat akhir yang sampai punya anak. Kadang, untuk kisah romansa, cukup sampai lamaran pun boleh. Intinya, jangan terlalu mengekang pikiran pembaca, Biarkan mereka berkreasi sendiri akan akhir ceritanya. 💖💖💖 Demikianlah, Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik Kamu suka akhir novel yang bagaimana? Happy end? Sad end? Gantung end? Ahahahah

Cara Membuat Akhir / Ending Novel yang Baik Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top