Shireishou

Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis

Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis

Nggak berasa, tahun 2025 tinggal hitungan hari. Perasaan Shirei, tahun 2024 tuh kayak wuzz banget, nggak, sih? Kayak cuma selewat trus lupa kemarin tuh ngapain aja sebenernya setahun, ya? Rencana-rencana yang Shirei susun 2023 kayaknya ambyar berantakan. Karena itu, Shirei menetapkan sistem dan strategi baru untuk 2025. Semoga bisa lebih banyak hal terwujud dan less stress.  Sebenernya, perancangan begini nggak perlu harus Januari banget. Kapan aja mah hayuk, aja! Cuma kayaknya lebih seru kalau di awal tahun atau seenggaknya awal minggu, deh. Nah, mumpung menjelang 2025, saatnya para penulis mempersiapkan diri dengan strategi yang lebih terorganisir. Salah satu cara terbaik untuk tetap produktif dan menjaga kreativitas tetap mengalir adalah dengan menggunakan planner tahunan khusus untuk penulis. Berikut tips merancang planner yang efektif dan sesuai kebutuhan penulis dan tanpa stres! Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis Sebelum mulai, Shirei mau jelasin beberapa hal soal planner. Ada beberapa bentuk perencanaan. Bullet Journal Biasanya dibuat di buku hardcover isian polos / dotted / grid yang dibuat sendiri. Bullet journal adalah tipe perencanaan buat orang-orang yang suka berkreasi dan relaksasi dengan mendesain template sendiri. Menghias dengan marker, watercolor, pulpen warna, dll. Selain itu, bullet journal juga membebaskan penggunanya untuk membuat perencanaan tipe apa pun. Shirei menggunakan sistem ini kurang lebih 3 tahun dari 2017-2020 2. Planner Biasanya berupa buku yang sudah dicetak ini itunya. Kayak Monthly planner, weekly planner, dll. Kalau di Shopee sering banget tuh tipe ini. 3. Binder Planner Gabungan antara Bullet journal dan planner. Shirei pakai tipe ini. Fleksibel. Bisa bikin dari nol juga. Kalau salah tinggal sobek. Salah urutan, tinggal tuker aja. Kalau males bikin kotak-kotak, ada yang udah jadi. Tinggal beli atau print sendiri. 4. Digital Planner Buat yang paperless ini bisa dipakai. Shirei sediakan di Lynk bersama planner lainnya.   Nah, balik ke Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis : 1. Mulai dengan Tujuan Besar (Big Picture Goals) Tanyakan pada diri sendiri: Apa target utama yang ingin dicapai di tahun 2025? Contoh: Menyelesaikan 1 novel, mempublikasikan 5 cerpen, atau lebih berinteraksi pembaca. Pisahkan tujuan menjadi kategori seperti: Menulis, Publikasi, dan Pengembangan Diri [ibadah atau ilmu]. Tip Praktis: Di awal planner, tuliskan 3–5 tujuan utama. Biarkan halaman pertama ini jadi pengingat setiap kali kamu membuka planner. Buat Goals yang bisa kita kontrol. Jangan “Pengin sekian ribu follower”. Goals usahakan yang berorientasi proses. Contoh Goals yang Shirei hindari : ❌ Turun 10 kg ❌ Terbit satu buku di penerbit mayor ❌ Umrah 2025 Kenapa sebaiknya tidak dilakukan? Berapa banyak dari kita yang bikin goals, tapi kebanyakan gagal? Tahu kenapa? Banyak yang fokus pada hasil besar di akhir, tapi sering merasa gagal, karena lupa: HASIL ADALAH kumpulan usaha konsisten yang SUKSES. Padahal, ya belum tentu 100% gagal. Cuma karena fokusnya finish yang megah, kita jadi lupa, kalau kita sudah lari jauh dari garis start. Karena itu, mulai tahun 2025, Shirei mau coba lebih berorientasi PROSES daripada hasil. Proses itu bisa dikontrol, hasil tidak. 💜 Contoh: “Olahraga 30 menit sehari” ✅ (proses) vs. “Turun 10 kg” ❌ (hasil) “Nulis 1 bab per dua hari” ✅ (progres) vs. “Dapat 1 juta view!” ❌ (Hasil) Dengan fokus pada proses, kita bisa membangun kebiasaan. Hasil? Itu bonus! Karena tugas manusia itu usaha semaksimal mungkin. Hasil, serahkan pada Allah SWT Hasil sering terasa jauh, proses terasa dekat. Bayangkan target satu tahun ke depan UMRAH. Sulit merasa puas karena “hasil” masih jauh. Uang baru 2 juta, udah kayak lama banget ngumpul 25. Apalagi kalau umrah berdua sama suami. Jadi 50an. 😭 Beda kalau targetnya “satu juta sebulan”.  Tiga tahun Insyaallah umrah. Setiap sukses ngumpulin sejuta, meski masih dikit, tapi kayak berhasil kan? Meminimalisir tergoda buat CO barang tersier karena merasa patah arang ga bakalan bisa nabung Berpatok pada proses, membuat rasa stres berkurang. Saat hasil jadi satu-satunya ukuran sukses, gagal mencapai itu = frustrasi. Dengan fokus ke proses: Gagal 1 hari? Masih ada kesempatan besok. Progress kecil tetap dihargai. Buat Shirei, ini mengurangi stres banget Goals berbasis proses melatih growth mindset. Hasil itu statis: “Saya sukses.” Proses itu dinamis: “Saya mau terus belajar.” Dengan proses, kita tumbuh jadi versi diri yang lebih baik setiap hari. Bukan cuma sukses di satu titik, tapi terus berkembang. ✨ Coba mulai dengan Goals Planner 2025 yang fokus pada rutinitas. 😍 2. Pecah Menjadi Target Bulanan dan Mingguan Setelah tahu apa yang ingin dicapai, pecahkan tujuan besar menjadi target yang lebih kecil: Bulanan: Misalnya, Januari = Menyelesaikan plot novel. Februari = Drafting bab 1–5. Mingguan: Jika target bulan Januari adalah menyelesaikan plot, minggu pertama bisa difokuskan untuk merancang premis. Tip Praktis: Gunakan tabel atau kolom dengan format: Tujuan Bulan Ini: Langkah Mingguan: Tantangan yang Mungkin Dihadapi + solusi: 3. Tambahkan Ruang untuk Ide dan Inspirasi Mendadak Penulis sering mendapat ide di waktu yang tak terduga. Tambahkan bagian khusus di setiap bulan untuk mencatat ide-ide yang muncul. Bisa berupa kata kunci, premis cerita, atau bahkan coretan dialog. Hal ini membantu menyelamatkan ide-ide brilian yang biasanya terlupakan. 4. Gunakan Warna untuk Prioritas Jika teman-teman termasuk orang visual kayak Shirei, gunakan sistem warna (color coding) untuk mempermudah mengorganisir waktu dan tugas: Merah: Deadline penerbitan atau lomba. Hijau: Hari untuk riset atau pengembangan ide. Biru: Waktu khusus untuk revisi atau editing. Tip: Gunakan sticky notes atau stiker untuk memberi visual yang menarik. Shirei bindernya penuh stiker. Saatnya menghabiskan koleksi stiker biar nggak cuma dibeli, tapi terlalu sayang untuk ditempel. Ahahaha 5. Sisipkan Ruang untuk Evaluasi Bulanan Di akhir setiap bulan, evaluasi perkembangan kita: Apa yang sudah selesai? Apa yang perlu diperbaiki? Apa kebiasaan buruk yang harus dihindari? Format evaluasi sederhana: Apa penyebab keberhasilan bulan ini? Apa yang jadi kendala? Apa yang akan aku ubah di bulan depan? Shirei meletajkkan blank note biasanya trus nanti tinggal tulis aja 3 point di atas. 6. Tambahkan Jadwal untuk Self-Care dan Kreativitas Lain Produktivitas tinggi tanpa jeda bisa menyebabkan burnout. Pastikan planner kita nggak hanya fokus pada kerja keras, tapi juga pada self-care. Sisipkan halaman untuk mood tracker atau habit tracker. Kalau Shirei pake apk namanya Daylio. Luangkan waktu untuk membaca, menonton, atau melakukan aktivitas yang bisa menambah inspirasi. 7.

Tip Merancang Planner Tahunan 2025 untuk Penulis Read More »

5 kebiasaan buruk penulis yang bikin macet berkarya

5 Kebiasaan Buruk Penulis Pemula

Sampai sekarang, Shirei masih terus belajar soal menulis novel. Ada kebiasaan-kebiasaan yang harus Shirei akui, kadang masih Shirei lakukan padahal justru menghambat Shirei dalam berkarya. Namanya juga old habbit die hard, ya? Susah banget dihilangkan hal-hal demikian, tuh! Kadang kita tahu itu salah, tapi pada akhirnya tetap aja dilakukan. Jadi, Shirei bikin postingan ini sekaligus buat reminder diri sendiri kalau jangan sering-sering kumat. Sesekali boleh lah. Namanya juga manusia punya khilaf. Namun, kalau keseringan, takutnya malah nggak bisa berkarya sama sekali. Kan sayang, ya? Jadi, inilah : 5 Kebiasaan Buruk Penulis Pemula Menjadi seorang penulis adalah perjalanan yang menginspirasi, penuh tantangan, dan memerlukan ketekunan. Bagi pemula, ada banyak hal baru yang harus dipelajari. Namun, di balik semangat awal, banyak dari kita tanpa sadar mengadopsi kebiasaan yang justru menghambat kreativitas. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima kebiasaan buruk yang sering ditemukan pada penulis pemula dan bagaimana cara mengatasinya.   1. Overthinking Plot Sampai Tidak Menulis Apa-apa Sebagai seorang penulis, merancang plot yang kuat dan menarik adalah salah satu tugas penting. Namun, sering kali penulis pemula menghabiskan terlalu banyak waktu memikirkan plot hingga akhirnya tidak menulis sama sekali. Kita terjebak dalam upaya menciptakan cerita sempurna sejak awal. Kita terus khawatir untuk mau ke tahap eksekusi. Coba bayangkan ini: kita sudah memiliki ide cerita yang bagus, tetapi takut menulis karena merasa belum cukup matang. Alhasil, ide tersebut hanya berputar-putar di kepala tanpa pernah dituangkan ke dalam tulisan. Padahal, “The first draft of anything is sh*t,” kata Ernest Hemingway. Saat ini, Shirei sendiri merasakan ini. Mungkin karena ada beban mental banget untuk menulis Prequel Deliverance – Dimensional Fugitive. Apakah cerita ini bisa diterima lebih baik dari pendahulunya, apa Shirei bsia nulis genre Sci-Fi, dll. Akibatnya, dari Desember 2023, sampai desember 2024, Shirei sampai rombak plot 4x. T_T Solusi: Fokus pada Draft Pertama Jangan takut untuk menulis draf pertama yang buruk. Biarkan ide mengalir tanpa harus sempurna. Anggap saja draf pertama sebagai fondasi kasar yang nantinya bisa diperbaiki melalui proses revisi. Ini Deliverance Shirei udah kelar 2x dan sekaranga khirnya rombak ulang nulis untuk kali yang ketiga. Mohon doanyaaaa agar lancar semuaaaaa….. Aamiin 2. Revisi Terus-Menerus Sebelum Menyelesaikan Naskah Ini adalah kebiasaan klasik lainnya. Banyak penulis pemula yang terlalu sering membaca ulang dan merevisi tulisan mereka sebelum selesai. Akibatnya, mereka tidak pernah mencapai bagian akhir cerita. Lha wong baru up satu bab, revisi lageee sampe capek. Sering peserta privat Shirei yang curhat seperti ini. Mengapa Ini Terjadi? Perfeksionisme menjadi alasan utama. Kita merasa bahwa setiap kalimat harus sempurna sebelum bisa melanjutkan ke paragraf berikutnya. Sayangnya, hal ini justru membuat mereka kehilangan fokus pada keseluruhan cerita. Solusi: Selesaikan Dulu, Baru Revisi Tetapkan tujuan untuk menyelesaikan naskah terlebih dahulu tanpa tergoda untuk merevisi. Setelah seluruh cerita selesai, kita dapat mendedikasikan waktu khusus untuk merevisi secara menyeluruh. 3. Terlalu Terpaku pada Aturan Teknis Menguasai teknik menulis itu penting, seperti struktur narasi, tata bahasa [EYD], dan gaya penulisan. Namun, jika terlalu terpaku pada aturan-aturan ini, penulis sering kali kehilangan spontanitas dan keunikan suara kita sendiri. Apa yang Sebenarnya Penting? Menulis adalah seni, bukan sekadar rangkaian aturan. Pablo Picasso pernah berkata, “Learn the rules like a pro, so you can break them like an artist.” Ini juga berlaku dalam menulis. Solusi: Prioritaskan Ide dan Emosi Alih-alih memikirkan apakah kita telah mematuhi semua aturan teknis, fokuslah pada bagaimana cerita kita dapat menyampaikan emosi dan pesan yang kuat kepada pembaca. EYD dan kalimat efektif bisa dipelajari dan diperbaiki seiring waktu. Cek artikel sebelumnya soal Bagaimana cara revisi ala Jessica Brody. 4. Membandingkan Diri dengan Penulis Lain Di era media sosial, mudah sekali membandingkan diri dengan orang lain, termasuk penulis lain yang terlihat lebih sukses atau produktif. Penulis pemula sering kali merasa tidak cukup baik setelah melihat pencapaian orang lain. Apalagi kalau view di platform segitu-segitu aja. Boro-boro ngarep dapat jutaan rupiah dari menulis. Pedih….. Mengapa Ini Berbahaya? Setiap penulis memiliki perjalanan yang unik. Membandingkan diri hanya akan menurunkan rasa percaya diri dan menciptakan keraguan. Anda mungkin merasa seperti tidak pernah cukup baik, meskipun sebenarnya kita telah membuat kemajuan besar. Solusi: Fokus pada Perjalanan Kita Sendiri Tulis jurnal atau catatan perkembangan untuk melacak kemajuan kita sebagai penulis. Rayakan setiap langkah kecil yang telah kita capai, seperti menyelesaikan satu bab atau menerima komen yang positif. Ingat … jangan berorientasi hasil, tapi fokus lah pada proses.  5. Menunda Menulis Hingga Inspirasi Datang Salah satu mitos terbesar dalam dunia menulis adalah bahwa kita harus menunggu inspirasi untuk mulai menulis. Kenyataannya, menulis adalah tentang disiplin, bukan sekadar inspirasi. Kata Bijak dari Ahli Stephen King, salah satu penulis paling produktif di dunia, mengatakan, “Amateurs sit and wait for inspiration, the rest of us just get up and go to work.” Menunda menulis hanya karena merasa tidak cukup terinspirasi adalah resep terbaik untuk tidak pernah menulis. Ahahah Jadi, jangan ditiru, yaaa! Meski kita nggak mood, nggak ada ide, kita bisa googling, nonton, atau membaca buku untuk mencari inspirasi. Ingat, bukan plagiasi, ya! Solusi: Jadwalkan Waktu Menulis Tetapkan waktu khusus setiap hari untuk menulis, meskipun hanya 15 menit. Dengan konsistensi, kita akan menemukan bahwa inspirasi sering kali muncul saat kita mulai bekerja. Mengapa 5 Kebiasaan Buruk Penulis Pemula Ini Penting Dihindari Semua kebiasaan ini memiliki satu kesamaan: mereka adalah penghalang yang membatasi kreativitas dan produktivitas. Menulis adalah proses yang tidak sempurna dan kesalahan adalah bagian dari perjalanan itu. Semakin cepat kita menerima hal ini, semakin bebas kita untuk bereksperimen dan tumbuh sebagai penulis. Harus diakui, ketika melempar sebuah karya ke masyarakat, kita mau tidak mau harus siap mendapatkan bintang satu dari lima. Pedih? PASTI! Shirei juga mengalami itu. Namun, ingat, jangan menjadikan hal itu sebagai penghalang kita berkarya. Jadikan itu semacam cambuk agar kita berkarya lebih baik di karya berikutnya. Memang karya itu tidak bisa kita ubah [jika terbitnya cetak atau di platform premium yang terkunci tidak bisa diedit lagi]. Akan tetapi, kita bisa melangkah maju untuk karya berikutnya. Lupakan saya keinginan untuk memperbaiki karya yang sudah belalu. Fokus pada masa depan. Ini yang berusaha selalu Shirei inget. Ya, meski jujur tetep sedih kalau kena bintang di bawah

5 Kebiasaan Buruk Penulis Pemula Read More »

Aliran Rasa KLIP 2024

Jumpa lagi postingan tahunan Shirei yakni Aliran Rasa Klip 2024! Alhamdulillah tahun ini Shirei juga berhasil lulus meski tidak gemilang di KLIP. Kalau pas Aliran rasa 2023 masih ada tuh, dapat badges emas, sekarang… AHAHHAHA badges minimal aja, lah! Eh iya, sebelum lanjut curhat, KLIP itu singkatan dari Kelas Literasi Ibu Profesional. Websitenya bisa diakses di sini : https://www.klip.web.id/ Minimal nulis 200, 300, lalu 500 kata dan minimal banget 10x dalam sebulan. Nah, niatnya tuh, bulan Desember pengin banget posting 10 artikel blog. Apa daya, ternyata Shirei cuma sanggup mentok lima. Padahal udah ikutan kabin Blogging Kaba 4, lho! Wakkaakak Sebenernya, hampir setiap hari Shirei nulis novel satu bab. Ini karya Shirei di Wattpad dan di GWP. Belum dihitung karya yang di akun Wattpad lain ada dua yang tamat. Satu berbahasa Inggris. Di mana? rahasia. lol   Jadi, karya Shirei yang tamat 2024 [New Novel] ada empat novel plus dua di akun lain. Yang tamat dengan major revision ada empat. Total sepuluh novel di 2024. Weh, yang hilal terbit cuma sebiji T_T Lomba kalah mulu. Semoga ada kabar baik untuk lomba yang masih penjurian. Aamiin. Yang tahun lalu diterima oleh GWP [Asam Garam Asa dan Gara] juga kena penolakan terus sampai penerbit terakhir. Shirei udah putus asa sebenernya Ahahahah Semoga nanti KLIP 2025, Shirei bisa lebih rajin posting blog. Jadi 4 blog, 6 novel gitu. Aamiin Oh, iya, 2024 ada kabar duka dari dunia platform. Ada Joylada yang gugur. Padahal Shirei mulai Pewe di sana, euy. Qadarullah lah. T_T Oke, aliran rasa kali ini Shirei nggak bisa panjang-panjang karena bingung juga. Tahun 2024 bener-bener berat buat Shirei pribadi. Semoga 2025 akan lebih baik dan lebih muluuuuus. Aamiin…..  

Aliran Rasa KLIP 2024 Read More »

3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody

3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody

Agak kaget pas Shirei di Wattpad, beli paid story, tapi isinya kayak belum diedit. Vibe genre ceritanya berubah-ubah dari depan sampai akhir. Memang populer dengan jutaan view, tapi EYD-nya masih ada yang salah. Meski harus diakui, ceritanya lumayan seru, tapi Shirei percaya masih bisa lebih dipoles lagi. Shirei paham banget kalau di Wattpad tuh kita nulis sendirian, tanpa editor. Kadang, sesempetnya nulis, langsung kita unggah. Apalah itu revisi? Yang baca aja belum tentu ada. Shirei pun menjadikan Wattpad sebagai tempat untuk meletakkan draft pertama. Hanya cerita awal yang masih mentah banget. Habis itu baru pelan-pelan direvisi. Syukur kalau dapat koreksi dari pembaca. Baru deh dibenerin di Google Docs-nya. Jadi, bisa dikatakan, kalau jadi buku, cerita Shirei bakalan beda dari yang di Wattpad. Nah, sekarang, Shirei mau berbagi 3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody Jessica Brody, seorang penulis dan mentor menulis terkenal, memperkenalkan teknik revisi novel yang terstruktur dan efektif melalui pendekatan tiga level editing: macro editing, scene editing, dan line editing. Teknik ini cocok untuk meningkatkan kualitas naskah, termasuk di platform populer seperti Wattpad. Berikut ini, Shirei akan membahas cara mengimplementasikan tiga level editing untuk novel Wattpad dan platform menulis lain. Apa Itu Tiga Level Editing? Sebelum masuk ke langkah-langkah detail, penting untuk memahami konsep tiga level editing ini: Macro Editing: Memperbaiki elemen besar seperti plot, struktur cerita, dan pengembangan karakter. Scene Editing: Meninjau setiap adegan untuk memastikan keberlanjutan cerita dan dampak emosionalnya. Line Editing: Memoles setiap kalimat untuk memperbaiki gaya bahasa, tata bahasa, dan kejelasan. Ketiga level ini memberikan pendekatan bertahap untuk memastikan novel kita menjadi karya terbaik sebelum diterbitkan. Tips Revisi Novel Wattpad dan Platform Menulis Lain dengan Macro Editing   Evaluasi Struktur Cerita Macro editing adalah langkah awal untuk memastikan fondasi cerita kita kuat. Gunakan pertanyaan berikut sebagai panduan: Apakah konflik utama menarik dan jelas? Apakah setiap karakter memiliki motivasi yang konsisten? Apakah alur cerita bergerak dengan logis? Jessica Brody merekomendasikan menggunakan kerangka “Save the Cat” untuk mengevaluasi plot kita. Setiap bab harus memiliki tujuan yang jelas dalam keseluruhan cerita. Ada di Udemy dan bsia beli bukunya kalau mau detailnya. Shirei juga buka kelas rangkumannya buat teman-teman yang tidak sempat membaca buku tebal atau menonton kelasnya yang berdurasi berjam-jam. Ciptakan Karakter yang Hidup Karakter yang realistis adalah kunci menarik pembaca. Dalam revisi macro, fokus pada: Backstory: Pastikan setiap karakter memiliki latar belakang yang memengaruhi tindakan mereka. Arc Karakter: Apakah mereka mengalami perkembangan sepanjang cerita? Di Wattpad juga platform menulis lain, pembaca menyukai karakter yang relatable. Pastikan karakter utama Anda memiliki kelemahan yang membuat mereka manusiawi. Scene Editing untuk Novel di Wattpad dan Platform Menulis Lain Setelah memperbaiki fondasi cerita, masuklah ke setiap adegan. Scene editing adalah tentang memastikan setiap momen dalam cerita memberikan dampak yang maksimal. Pertanyaan Kunci untuk Scene Editing Apakah adegan ini mendukung alur utama? Jika tidak, pertimbangkan untuk menghapus atau mengubahnya. Apakah adegan memiliki konflik yang menarik? Konflik tidak harus besar, tetapi harus relevan. Apakah dialog terasa alami? Pembaca Wattpad sering mengomentari dialog. Pastikan karakter berbicara seperti manusia nyata, tidak kaku ala textbook. Bangun Ketegangan Emosional Deskripsi Sensorik: Libatkan indera pembaca. Cliffhanger: Akhiri bab dengan kejutan untuk menarik pembaca Wattpad membaca bab berikutnya. Apalagi kalau kita update-nya cuma sekali seminggu. Biar tetap menjaga hype terhadap cerita. Line Editing: Polesan Akhir untuk Novel Wattpad Tahap ini adalah penyempurnaan akhir. Line editing memastikan novel Anda bebas dari kesalahan teknis dan memiliki gaya penulisan yang menarik. Dari 3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody, bagi Shirei, ini yang paling mudah. Selama cerita sudah solid, perbaikan EYD dan diksi akan terasa ringan. Perhatikan Pilihan Kata [Diksi] Jessica Brody menekankan pentingnya menggunakan kata-kata yang spesifik dan kuat. Hindari klise dan pastikan setiap kata memiliki tujuan. Kadang, kita terlalu ingin nyastra, tapi malah kesan yang didapat pembaca berbeda. Bukan larangan menggunakan diksi puitis, tapi harus pandai-pandai menempatkannya. Perbaiki Tata Bahasa Kesalahan kecil seperti tanda baca atau ejaan dapat mengganggu pengalaman membaca. Meski bukan naskah jadi, typo di Wattpad sebaiknya dihindari sebaik mungkin. Terlalu banyak typo dan EYD yang salah, akan berdampak besar dalam kenyamanan pembaca. Sayang kalau sampai ditinggal pembaca gara-gara typo, kan? Tingkatkan Flow Penulisan Gabungkan kalimat pendek dan panjang untuk ritme yang menarik. Pastikan transisi antar kalimat dan paragraf terasa mulus. Tools Pendukung untuk Revisi Novel Wattpad dan Platform Menulis Lain Software Editing Google Docs : Enak ada garis merah kalau salah. Tapi, kadang masih salah sih tandanya. Gampang share file sama teman dan beta reader. KBBI : Membantu mencari cara penulisan yang tepat Tesaurus: Meningkatkan diksi penulisan. Feedback dari Komunitas Gunakan Wattpad atau platform seperti Reedsy untuk mendapatkan masukan dari pembaca dan penulis lainnya. Revisi adalah kunci untuk mengubah draf kasar menjadi novel yang layak terbit. Dengan tiga level editing ala Jessica Brody, kita dapat meningkatkan kualitas novel secara signifikan, baik di Wattpad maupun platform menulis lainnya. Semoga ini bisa membantu teman-teman, dan jangan lupa untuk terus belajar dari masukan pembaca! 3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody

3 Cara Merevisi Novel Wattpad ala Jessica Brody Read More »

5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat

Pernah nggak sih kita tuh ngefans banget sama tokoh fiksi? kayak Shirei yang nggak bisa lupa sama Hokuto meski udah uhuk … hampir 30 tahun sejak 1998. Yang tahu, berarti kita seangkatan. lol Ada juga karakter game yang saat ini lagi heboh-hebohnya di dunia maya. Bukankah Sylus dari Love and Deepspace menggetarkan hati banyak wanita? Apalagi dia lagi berdarah! [Itu sih Shirei doank yang demen] Ahahaha   Sebenernya, nggak cuma tokoh yang kelihatan bentukannya kayak dari anime, game atau film. Bahkan dari novel pun, kita bisa jatuh cinta, kan? Contohlah SNAPEEE! Shirei udah naksir sejak di buku. Terus… pas nongol castnya, Shirei yang…. KAMU KEGANTENGAN!!! Ahahahahah Menciptakan karakter fiksi yang hidup dan menarik adalah seni tersendiri dalam menulis novel. Karakter yang kuat dan relatable dapat membawa pembaca masuk ke dalam cerita, membuat mereka merasa terhubung, dan terus membaca hingga halaman terakhir. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara menciptakan karakter fiksi yang tak hanya menarik, tetapi juga hidup di benak pembaca. Karakter adalah jiwa dari sebuah cerita. Mereka adalah penggerak konflik, pelopor perubahan, dan medium bagi pembaca untuk mengalami kisah kita. Tanpa karakter yang kuat, cerita kita bisa terasa datar, bahkan membosankan. Karakter yang hidup bukan hanya soal deskripsi fisik atau kepribadian. Mereka harus memiliki kedalaman, motivasi, dan konflik internal maupun eksternal yang menjadikan mereka nyata. Gimana nggak kepengin ketika kita sudah tiada, karakter yang kita buat membawa kebaikan bagi para penggemarnya. Jadi pahala jariyah, kan? Jadi, pernahkah kita membaca novel yang membuat kita benar-benar merasa seperti mengenal karakternya secara langsung? Itu bukan kebetulan! Itu adalah hasil dari perencanaan matang dan eksekusi yang baik dalam menciptakan karakter fiksi. 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat   1. Kenali Karakter Anda Secara Mendalam Sebelum menulis, kenali karakter yang kita buat, seperti mengenal sahabat. Buatlah profil lengkap, mulai dari nama, usia, penampilan, hingga latar belakang kehidupan mereka. Kita bisa menggunakan template sederhana seperti: – Nama: – Umur: – Pekerjaan: – Motivasi: – Ketakutan terbesar: Dengan memahami detail ini, kita dapat menulis karakter yang terasa realistis. Misalnya, karakter yang trauma di masa kecil mungkin memiliki sikap defensif atau cemas dalam situasi tertentu. Kalau bingung gimana membuat karakter dari nol, kita bisa riset terlebih dahulu. Masih bingung cara riset? Shirei sudah buatkan post 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu  2. Beri Mereka Motivasi dan Tujuan Motivasi adalah alasan mengapa karakter melakukan sesuatu. Apa yang mendorong mereka? Apakah mereka mencari kebahagiaan, cinta, atau balas dendam? Kayak kita menulis novel, punya tujuan. Nah, tujuan ini yang menjadi bahan bakar kita terus menulis. Sebagai contoh, jika tokoh utama kita ingin membuktikan dirinya kepada keluarganya, maka tindakan dan pilihan yang ia ambil sepanjang cerita akan konsisten dengan motivasi ini. Hal ini juga membantu menciptakan konflik cerita yang menarik.   3. Ciptakan Konflik yang Relatable Konflik adalah bahan bakar cerita. Tanpa konflik, cerita kita akan terasa datar. Konflik bisa berasal dari: – Konflik internal : Pergulatan batin karakter dengan dirinya sendiri. – Konflik eksternal: Masalah yang datang dari luar, seperti orang lain atau lingkungan. Misalnya, seorang karakter yang ingin sukses di kariernya mungkin harus berhadapan dengan bos yang manipulatif atau rekan kerja yang iri. Meskipun genrenya fantasi, konfliknya tetap bisa relatable. Seperti Snape dengan patah hati seumur hidupnya. Ugh….. 4. Tampilkan Karakter Melalui Tindakan, Bukan Hanya Deskripsi Alih-alih mengatakan bahwa karakter kita adalah “pemberani,” tunjukkan melalui tindakan. Misalnya, karakter bisa menyelamatkan seseorang dari bahaya tanpa berpikir panjang. Jangan pernah berpikir kalau pembaca itu tidak cerdas. Mereka bisa kok menyimpulkan bagaimana karakter yang kita buat hanya dari tindakannya. Menurut shirei, dari 7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat, tips nomor empat ini yang paling sulit dilakukan.  Show don’t tell sering kita dengar, tapi praktiknya tidak semudah itu. Kadang malah bikin writer block. Namun, jangan cemas. Shirei juga sudah bikin 5 Cara Mengatasi Writer Block. Jadi, meski sulit, menurut Shirei cara ini lah yang membuat pembaca merasa lebih terlibat dengan cerita dan karakter. 5. Buat Dialog yang Natural Dialog adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan kepribadian karakter. Pastikan dialog terdengar alami dan sesuai dengan kepribadian serta latar belakang karakter kita. Jika karakter kita adalah remaja, gunakan bahasa yang santai dan kekinian. Jika ia seorang profesor, tambahkan nuansa formal dalam dialognya. Ini contoh dua orang yang punya latar belakang pendidikan baik dan baru bertemu dan malu-malu. [ Asam Garam Asa dan Gara  by Shireishou ]    6. Tambahkan Flaws (Kelemahan) Karakter yang terlalu sempurna bisa terasa membosankan. Tambahkan kelemahan yang membuat karakter kita terasa lebih manusiawi. Misalnya, seorang detektif genius tetapi memiliki masalah kecanduan alkohol. Atau CEO tajir melintir, ganteng, tapi phobia pakai jas misalnya. Kebayang gimana dia harus berjuang menghandiri pesta dan rapat penting? Shirei ada karakter CEO absurd. Logic-nya minus khususnya di urusan percintaan. Lawak jadinya. 7. Berikan Karakter Perkembangan Perkembangan karakter adalah perjalanan emosional atau psikologis yang dialami karakter sepanjang cerita. Karakter yang hidup adalah karakter yang berubah seiring cerita. Misalnya, seorang tokoh pemalu mungkin belajar untuk percaya diri melalui tantangan yang ia hadapi. Memang harus diakui, karakter-karakter yang sempurna tuh banyak yang naksir. Contohlah di vampir apa itu lupa namanya. Kabarnya dia gary stu. Atau CEO-CEO Wattpad juga banyak yang sempurna tanpa kelemahan. Tinggal kita yang memilih apakah kita harus membuat yang sempurna, atau memang membiarkan karakter kita berkembang seperti kisah pada umumnya. Kayak  karakter fiksi populer seperti Elizabeth Bennet dari *Pride and Prejudice*. Elizabeth memiliki kepribadian yang kuat, kecerdasan yang tajam, tetapi juga kelemahan berupa prasangka yang sering mengaburkan penilaiannya. Ini membuatnya terasa nyata dan relatable. Kalau masih bingung cara menggabungkan semua tips Shirei, jangan lupa baca 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula, ya! Nah, demikianlah 5 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Kalau masih ada yang mau ditanyakan, silakan komen, ya. Bagaimana? Apakah postingan ini membantu? Jika ya, yuk bagikan tips ini dengan teman-teman penulis dan mulailah menciptakan karakter yang akan dikenang sepanjang masa! YAY!  

7 Cara Membuat Karakter Novel yang Hidup dan Kuat Read More »

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu

Sering penulis galau gimana sih cara buat riset, tapi nggak buang-buang waktu? Kadang kita terlalu sibuk untuk riset sana-sini, tapi ternyata malah nggak semua masuk. Buanyak hasil riset yang akhirnya malah nggak kepakai. Masih mending kalau bisa disimpan. Yang fatal, kalau akibat terlalu bersemangat dalam mencari riset, capek duluan pas mau nulisnya. Akibatnya, malah nggak jalan novelnya. Kan ambyar, tuh! Harus diakui, riset itu krusial banget terutama buat kita yang nggak punya banyak pengalaman. Rasanya bosen kalau memang ceritanya sekadar yang kita tahu saja. Karena itu riset super amat sangat penting. Nah, di sini lah Shirei mau membahas 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu 1. Pahami Ide Cerita  Riset biasanya jadi makan waktu, kalau kita nggak ada bayangan mau nulis apa. Akibatnya jadi melebar banget risetnya. Ke mana-mana banget. Karena kita belum tahu apa yang kita butuhkan. Ibarat kita mau ke supermarket, tapi nggak bawa daftar belanjaan. Akibatnya, kan malah bingung muter-muter nggak tahu mau belanja apa. Nah, mencegah supaya kita nggak muter-muter nggak keruan, kita harus tahu ide ceritanya. Genrenya, lokasi, teknologi, dll Misal, kalau mau bikin historical romance. Shirei kudu mikir dulu enaknya mau ambil seting mana, negara mana. Misal, untuk cerita Shirei yang My Lovers is a Beast, ini ambil zaman Viking. Jadi nggak usah nyari zaman medieval lainnya. Fokus ke viking era aja. Atau misal, Shirei mau idenya di Italia untuk Amore in Sardegna. “Riset yang baik adalah landasan dari cerita yang hidup.” 2. Pahami Setting Cerita  Setelah kebayang misal, kayak contoh Shirei tadi pengin bikin di Italia untuk Amore in Sardegna, waktu kira-kira 90-an, saatnya riset untuk seting.  Nah, setting seperti ini yang harus dipikirin lagi, yang cocok sama ide cerita kita yang mana, sih? Misal, butuhnya seting pantai kah, seting gunung kah? Setingnya tahun kapan? Masa lalu, kasa kini, atau mungkin masa depan? Telusuri buku, artikel, atau dokumentasi lain terkait latar tersebut. Jika setting fiksi, buat kerangka dunia berdasarkan inspirasi dunia nyata. Kayak misal, di kota Jakarta, tapi kecamatannya fiksi, ya boleh. Mirip kayak beika city di Jepang.  3. Kenali Karakter  Siapa bilang riset cuma untuk setting? Riset karakter juga penting, lho! Lakukan riset tentang pekerjaan, budaya, atau kepribadian karakter juga. Jangan disepelekan. Jangan sampai karakternya dokter, tapi lokasi IGD aja nggak tahu.  Kalau bisa wawancara langsung maka akan sangat bagus. Misalnya, berbincang dengan dokter untuk karakter dokter. Namun, kalau nggak bisa, ya, bisa simak Tiktok, Youtube, Reels dari dokter-dokter yang kerap berbagi insight. Ambil yang sesuai sama novel kita. 4. Pakai Sumber Terpercaya Baca jurnal, buku, dan sumber terpercaya. Hindari hanya mengandalkan Wikipedia. Kalau bisa datengin sih, alhamdulillah. Namun, udah banyak koik review-review kota. Salah satu cara Shirei untuk menjelaskan rasa makanan yang belum pernah Shirei makan ya juga begitu. Dari  5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu ini yang memang agak sulit. Soalnya di era internet, memilah mana sumber terpercaya dan tidak itu semakin sulit. Apalagi banyak AI. Dan jangan lupa, AI nggak sepenuhnya tepat, ya! 5 . Uji dan Validasi Pernah kan kita menyelidiki dua website ternyata hasilnya nggak sama bahkan bertolak belakang. Nah, tujuan kita untuk mengiji dan memvalidasi tulisan ya itu. Agar riset yang kita ambil tidak salah. 5  Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita tidak hanya memperkaya cerita, tetapi juga memberikan pengalaman membaca yang autentik dan menyenangkan bagi audiens. Selamat menulis!

5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu Read More »

5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif

5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif

Writer block ini, meski sudah bertahun-tahun jadi penulis, bukannya malah hilang, tapi kadang malah semakin menjadi, lho! Shirei hampir tiap bulan kena T_T Namun, ada juga lho yang bilang kalau writer block ini cuma mitos! Menurut teman-teman sendiri, Writer block itu fakta apa mitos? Apa pun itu, kali ini Shirei akan membagikan cara Shirei mengatasi kebuntuan yang datang tanpa diundang, pulang sih maunya nggak diantar [plak] 5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif Sama seperti penyakit pada umumnya, writer block pun demikian. Dia muncul bukan seperti makhluk yang kabarnya datang tak diundang itu. Dia hadir karena beberapa sebab. Dengan mengetahui penyebab writer blog yang menerpa, akan lebih mudah bagi kita untuk mengempasnya jauh-jauh! Hush hush! Percaya nggak kalau penulis profesional pun pernah bahkan sering mengalami writer block. Hanya saja, mungkin bagi penulis pemula yang masih belajar mengontrol mood, penyebab writer block paling besar terjadi pada ‘mood menulis yang hilang’. Beberapa penyebab umum termasuk: – Stres atau kelelahan – Terkadang, tekanan pekerjaan atau kelelahan membuat otak sulit fokus. – Perfeksionisme – Keinginan untuk menulis sesuatu yang sempurna sejak awal malah bisa menahan aliran ide. – Kurangnya inspirasi – Kadang kita hanya butuh perspektif atau pengalaman baru untuk menyegarkan pikiran. – Prokrastinasi – Menunda-nunda karena takut hasilnya tidak sesuai ekspektasi. – Bosan – Bosan dengan cerita yang ditulis. Nah, secara umum, lima penyebab ini lah yang paling sering menimpa penulis hingga macet dan tidak bisa melanjutkan karyanya. Sekarang, shirei bagikan 5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif 5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif Pas kita kena writer’s block, renungkan apa alasan kita nggak bisa menulis? Karena terlalu banyak tugaskah? Terlalu takut salah? Macet ide? Atau apa? Setelah itu, teman-teman bisa pilih, mana solusi yang paling cocok dengan apa yang teman-teman alami. Inilah cara praktis yang bisa membantumu mengatasi Writer Block : Shirei jelaskan mulai dari yang paling sederhana hingga yang membutuhkan sedikit usaha ekstra. 1. Ambil Jeda, Beri Otakmu Waktu untuk Istirahat Kadang, berhenti sejenak adalah solusi terbaik. Melangkah keluar, berjalan-jalan di taman, atau sekadar duduk menikmati secangkir kopi bisa membantu meredakan ketegangan. Banyak penulis terkenal, seperti Ernest Hemingway, melakukan aktivitas fisik untuk menjaga pikiran mereka tetap segar dan penuh ide.Beri diri kita waktu untuk istirahat, baik dari layar laptop maupun dari tekanan untuk menulis. Ini bukan berarti kita menyerah, tapi justru membantu otak untuk ‘reset’ dan kembali lebih segar. Saat kita berhenti memaksa, sering kali ide-ide segar datang dengan sendirinya. Mungkin juga dengan bantuan jongkok di WC [plak] 2, Tuliskan Apa pun yang Terlintas di Pikiran Kalau kita sering macet nggak tahu mau nulis lanjutannya apa? Jangan lupa pakai kerangka karangan. Jangan memaksakan nulis bebas kalau sering galau mau nulis apaan. Terus, jangan terpaku pada hasil akhir atau tata bahasa yang sempurna. Ingat, MENULIS beda dengan REVISI dan EDITING. Cobalah untuk melakukan latihan free writing, yaitu menulis tanpa jeda apa pun yang terlintas di kepalamu. Tidak perlu logis, tidak perlu rapi—hanya menulis untuk melatih otak agar tetap terbuka pada ide. Teknik ini tidak hanya melatih otak untuk berfokus, tapi juga membantu kita membuang pikiran-pikiran yang menghambat.Tuliskan pikiran bebas ini selama 5-10 menit tanpa berhenti. Banyak penulis menemukan bahwa dari tulisan acak inilah terkadang ide brilian bisa muncul. 3. Ganti Lokasi dan Suasana Menulis Tempat yang sama setiap hari bisa menjadi terlalu monoton, dan bagi sebagian orang, lingkungan yang baru bisa membawa inspirasi baru. Coba pindah ke tempat lain untuk menulis, seperti kafe, perpustakaan, atau bahkan taman kota. Pemandangan dan suasana yang berbeda bisa memberikan stimulasi segar bagi otakmu.Jika pindah tempat tidak memungkinkan, kita juga bisa mengganti dekorasi di ruang kerjamu atau menambahkan elemen-elemen baru, seperti tanaman hijau atau hiasan dinding yang inspiratif. Pasang action figure husbu atau waifu juga sangat membantu, lho! 4. Buat Jadwal Menulis Rutin Menjadikan menulis sebagai kebiasaan rutin bisa membantu otak lebih siap setiap kali kita duduk untuk menulis. Bahkan jika hanya 10-15 menit per hari, menulis secara teratur akan melatih otak untuk mengatasi Writer Block lebih cepat. Sama halnya seperti otot, semakin sering digunakan, otak akan semakin terbiasa untuk mengalirkan ide tanpa hambatan.Tentukan waktu khusus di hari yang menurutmu paling nyaman untuk menulis, misalnya pagi hari saat otak masih segar, atau malam hari saat suasana tenang. Menemukan waktu terbaik untuk menulis bisa membantu kamu menemukan ritme yang nyaman. Shrei jam 9-11 pagi saat domestic duty sudah selesai dan anak-anak sudah sekolah semua. 5. Mencari Inspirasi dari Buku atau Film Agar tidak bosen dengan yang kita tulisa, kita bisa beralih membaca / menonton. Tidak ada salahnya mengisi kembali otak dengan pengalaman dari karya orang lain. Membaca buku, artikel, atau menonton film yang menarik perhatian bisa membantu kamu mendapatkan perspektif dan ide baru. Kadang, melihat bagaimana penulis atau sutradara lain menyampaikan cerita atau pesan bisa memberi ide yang segar dan memantik imajinasimu sendiri.Pilih buku atau film dengan tema yang berbeda dari biasanya, karena kadang inspirasi datang dari sumber yang tidak terduga. Ini juga bisa menjadi waktu istirahat produktif sambil menunggu inspirasi menulis datang. Jangan alihkan rasa bosan dengan membuat cerita baru. Nanti nggak ada yang kelar. Nangis berjamaah, deh. Jaga Motivasi dan Tetapkan Tujuan Menulis yang Sederhana Terkadang, Writer Block bisa jadi terasa lebih ringan jika kita selalu ingat mengapa kita menulis. Mengapa kamu mulai menulis di awal? Apa yang ingin kita capai dari setiap tulisan? Menyadari kembali alasan menulis bisa memberi dorongan kuat untuk menyalakan semangat. Kalau di Komunitas Ibu Profesional, kami menyebutnya STRONG WHY. Lalu dari sana, kita bisa set goal yang lebih kecil. “Saya hanya akan menulis satu paragraf hari ini” atau “Saya hanya akan menulis selama 15 menit.” Dengan tujuan kecil yang bisa kita capai setiap kali menulis, tekanan terasa lebih ringan dan proses menulis terasa lebih menyenangkan. Ingatkan diri bahwa menulis adalah perjalanan, bukan tentang hasil akhir saja. Coba screenshot komen dari teman atau pembaca, lalu cetak. tempelkan di monitor, atau pin di gallery HP agar kita bisa lihat kapan pun. Penyemangat seperti ini yang kita butuhkan untuk terus melaju di saat mandek. Kesimpulan: Writer Block Adalah Bagian dari Proses Kreatif Writer Block BUKAN akhir dari kreativitasmu, ingatlah bahwa ini sebenarnya

5 Cara Mengatasi Writer Block dengan Efektif Read More »

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula

Shirei sudah beberapa kali menulis tentang tahap-tahap menulis novel. Salah satunya di postingan Cara Menulis Novel Bagi Pemula. Hanya saja, di sana, lebih riweuh alias lebih melebar sekali karena Shirei sekaligus menyertakan pranala ke halaman tutorial Shirei yang lain di blog Tips Menulis Novel Gratis ini. Nah, di postingan kali ini, Shirei sederhanakan menjadi 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula supaya teman-teman langsung bisa membaca setiap langkah untuk membuat novel! Semoga lebih mudah dimengerti. Jujur aja, hal paling sulit dari menulis tuh bukan memulai menulis, tapi malah saat revisi. Akan tetapi, justru para pemula ketakutan saat hendak memulai. Padahal, mulai menulis novel tuh nggak sulit. Hal sulit lainnya yaitu konsisten sampai menulis TAMAT tanpa berpindah ke naskah baru lain. Hehehe Jangan segan bertanya di kolom komentar kalau ada tutorial yang teman-teman nggak paham, ya! Inilah : 7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula 1. Menentukan Ide dan Tema Cerita Kadang ada yang bilang, ide datang dari mana saja. INI BENAR! Ide bisa datang dari mana saja. Bahkan jika cerita kita fantasi atau scifi, kita bisa mendapatkannya dari sekadar MIMPI! Aktif membaca, mengamati sekitar, bisa membuat kita kepikiran sebuah ide yang bagus. Shirei sering menemukan ide menulis domestic romance dari curhatan orang di media sosial. Tentu saja tidak diambil semuanya. Hanya garis besar saja sebagai ide dasar. Hindari keinginan memmbuat karya serupa setelah menonton atau membaca buku yang kita senangi. BIG NO! Khawatir jatuhnya disangka plagiat atau tanpa sadar malah nggak sengaja mirip banget. Kalau kepengin banget, bisa bikin fanfic-nya saja.  Tips untuk Menemukan Ide: 2. Membuat Karakter yang Kuat Ada penulis yang membuat karakter dulu, baru ide cerita. Namun, umumnya orang akan mikir cerita dulu, baru mikir karakter mana sih yang cocok sama ceritanya. Biar tahu karakter macam mana yang bakalan tersiksa sampai akhir [eh]. Shirei pribadi, paling senang dengan karakter yang banyak kelemahan. Karena dia akan berproses dan berkembang. Berbeda dengan karakter yang udah mapan sejak awal, hanya untuk bersenang-senang saja. Ini contoh novel Shirei yang karakter utamanya paling banyak dihujat dan paling berkembang. Cara Membuat Karakter yang Berkesan: 3. Membuat Plot atau Alur Cerita Di sini kita bisa mulai menulis Premis, lalu dikembangkan menjadi plot dan alur cerita.  Rumus sederhana premis : Karakter [sifat] + Tujuan + Halangan  Contoh dari naskah SEJEJAK LANGKAH yang Insyaallah akan terbit digital tahun depan di BIP [Bhuana Ilmu Populer] Vega yang bertobat dari masa lalunya sebagai berandalan INGIN lulus SMA dengan baik, TAPI malah diganggu oleh pembunuh kakaknya yang baru keluar dari penjara Langkah Menyusun Plot: 4. Menulis Draf Pertama Tanpa Berhenti Draft pertama ini termasuk yang akan kita unggah di platform menulis gratisan. Kalau teman-teman membaca novel shirei, beda banget antara yang di Wattpad dengan yang sudah jadi buku. Bahkan bisa nambah dan kurang karakter, lho! Jadi, ketika mengunggahnya di Wattpad atau website novel lain yang gratisan, nggak usah mikir berat-berat. Anggap ini draft pertama yang akan kita edit kelak kalau sudah tamat.  Kecuali mengunggahnya di platform berbayar, ya. Pembaca berhak mendapatkan kualitas terbaik yang kita mampu. Tips Menyelesaikan Draf Pertama: 5. Melakukan Revisi dan Penyuntingan Setelah menyelesaikan draf pertama, istirahatlah sejenak sebelum kembali membaca cerita kita. Kayak Shirei habis ngelarin Kamu Tenar, Arini? kemarin, Shirei break. Blas nggak mau baca sampai setidaknya lima hari ke depan. Setelah itu baru mulai revisi pelan-pelan.  Lalu, ini lho bedanya antara revisi dan editing. Keduanya lakukan TERPISAH, ya! Revisi duluan [poin 5], baru edit [poin 6].  Naskah paling buanyak kena revisi tuh cerita Shirei yang Deliverance – Dimensional Fugitive. Baik yang buku pertama, maupun on going buku kedua [prequel-nya].  Nulis ulang lebih dari 5 kali boooo!! Mohon doanya agar bisa terbit dengan baik 2025, ya…. Langkah-langkah Penyuntingan: 6. Melakukan Proofreading dan Tata Bahasa Big No untuk typo di sini. Perhatikan juga apa kata-kata tersebut beneran ada di KBBI. Juga perhatikan efektifitas kalimat. Kita bisa mulai membuka apk tesaurus buat nyari kata-kata yang lebih cetar membahana untuk novel kita. Cara Proofreading yang Efektif: 7. Menyiapkan Novel untuk Publikasi Jika novel sudah selesai dan disunting dengan baik, langkah terakhir adalah memikirkan cara publikasi. Kita bisa memilih untuk menerbitkan secara tradisional atau secara indie melalui platform online. Pilihan Publikasi:

7 Cara Lengkap Menulis Novel untuk Pemula Read More »

kekuatan Super Ibu yang juga Penulis

Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis

Sering Shirei dapat pertanyaan, kekuatan macam apa yang bisa bikin Shirei bisa update satu bab sehari novel untuk KBM, dua atau tiga kali seminggu untuk Wattpad dan Joylada. Mungkin karena Shirei SuperMom? Ahahaha Bercanda, Guys! Sebenarnya Shirei nggak semaso itu. Kualitas tulisan sehari satu bab, dengan seminggu satu bab jelas berbeda. Cerita Shirei yang di KBM tentu kualitasnya tidak semulus karya Shirei yang jadi buku. Kenapa? Soalnya ada jeda waktu untuk revisi kalau seminggu. Sementara yang sehari kan begitu dua kali dibaca, langsung up. Enggak sempat mikir sulit-sulit lagi. Kalau yang seminggu, diendapin dulu sehari, dibaca ulang, dicari padanan kata cakep di KBBI, kalau nggak nemu, besok diubah lagi. At least ada lima kali revisi sebelum diunggah. Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Lalu, bagaimana kok bisa nulis ngebut kurang lebih 10-12k kata seminggu? Mungkin kunci utamanya adalah “TIME MANAGEMENT” dan “MOOD MANAGEMENT” Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis adalah mengatur dua hal di atas agar tidak timpang. Memang waktu menulis yang terbaik adalah saat kita dipenuhi mood dan semangat. Namun, bukankah merawat tiga anak laki-laki kadang bikin kepala cenut-cenut dan mau marah entah pada anak-anak maupun pada diri sendiri. Belum lagi kalau inferior complex menyerang. Ambyar semua. Akan tetapi, saat kita berniat menjadi seorang penulis profesional, maka kita harus terbiasa menulis tanpa mengandalkan mood. Jangan terseret jatuh oleh mood! Kita punya kekuatan istimewa yang bisa mengalahkan mood! Yakni… THE POWER OF KEPEPET!! Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Emak-emak mungkin tahu paniknya ketika jam 22 di WAG kelas disuruh bawa ini itu untuk besok pagi. Mungkin yang belum adalah disuruh bikin candi dalam semalam, ya? Ahahaha Nah, ide-ide akan muncul saat kepepet itu. Tentukan prioritas kegiatan harian. Kalau Shirei pribadi, nggak akan per jam ngasih jadwal. Pokoknya satu hari 1 bab. Pas ada waktu, langsung nulis. Kalau misal, sampai sore nggak ada waktu, berarti nggak boleh tidur sebelum selesai. Ahahaha Shirei udah sering buang-buangin game yang makan banyak waktu. Karena, Shirei cuma kasih jatah ngegame satu jam sehari. Di atas itu, harus ada yang dibuang. Menulis paling mudah ketika kita sudah tahu mau dibawa ke mana cerita. Jadi kalau kita adalah emak-emak rempong yang banyak kegiatan, tipe plotter adalah yang paling cocok dengan kita daripada maksain menjadi tipe pantser. Kelamaan mikirnya! Jadi, sebenernya, semua orang punya Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis. Sudahkah teman-teman menggunakannya?  

Kekuatan Super Ibu yang Juga Penulis Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top