Menulis itu Menunjukkan

#mywritingjourneywithkamaksara

Tips Menyusun Resolusi 2021 Agar Bebas Stres dengan Bullet Journal

Meski Shirei sudah berkata kalau Shirei sudah nggak akan ngoyo lagi menjadi penulis yang bisa menjual banyak buku dan maasuk jajaran best seller seperti yang pernah Shirei tulis di Shirei Menyerah Bermimpi Menjadi Penulis Terkenal , tapi Shirei tetap tidak akan mengabaikan membuat Bullet Journal di tahun 2021. Hanya saja, kalau biasanya Shirei nulis di buku khusus bullet Journal, tahun ini Shirei mengubahnya menjadi hanya memakai buku kayak gini : Karena, Shirei stres dan merasa terbebani dengan ‘kertas bagus’. Ternyata setelah ganti jadi ‘kertas murah’, Shirei ga segan buat merobek kertasnya kalau salah. Wakakakak ya elah, postingannya kok udah tanggal 13 Januari? Tidak ada kata terlambat untuk menyusun resolusi tahun baru. InsyaAllah masih banyak waktu untuk menyelesaikan resolusi kita. Nah, inilah : Tips Menyusun Resolusi 2021 Agar Bebas Stres dengan Bullet Journal Pertama-tama, untuk memulai, tentu teman-teman harus punya buku untuk menuliskannya. Bebas mau buku tulis biasa, buku hardcover kayak Shirei, binder, atau buku bullet journal beneran. Bebas, senyamannya teman-teman. Setelah itu, sebelum mulai, mari kita menulis APA SAJA PENCAPAIAN tahun 2020. Duh, kok udah lewat, masih juga dibahas? Bukankah sebaiknya fokus dengan masa depan? Buat Shirei, justru dengan mensyukuri APA PUN pencapaian kita di tahun lalu, bisa menjadi penyemangat kita untuk terus berjuang menjadi lebih baik di tahun berikutnya. Contoh Layout: Shirei sih nggak pakai hiasan-hiasan gitu. Shirei cuma masukin poin-poin yang di kiri : Alhamdulillah Obsessive Loves Terbit 10 Februari 2020 di GPU, MasyaAllah. Alhamdulillah Obsessive Loves masuk jajaran best seller di beberapa Gramedia dan toko buku, MasyaAllah. Alhamdulillah Eyenomaly lolos top 5 Urban Romance Penerbit Noura-Mizan dan terbit November 2020, MasyaAllah. Alhamdulillah Deliverance – Dimensional Fugitive lolos seleksi penerbit Mayor MCL dan akan terbit 10 Februari 2021, MasyaAllah. Alhamdulillah Sang Penggoda diterima Cabaca mulai Agustus 2020, MasyaAllah. Alhamdulillah Rahim untuk Suamiku dilamar Penerbit Kata Depan dan direncanakan Akan terbit 2021, MasyaAllah. dll Kenapa kok awalnya selalu pakai ‘Alhamdulillah’ dan diakhiri dengan MasyaAllah? Buat Shirei itu sebagai tanpa rasa syukur Shirei dan semua ini terjadi karena berkat izin Allah SWT. Tanpa izin-Nya, Shirei tidak akan bisa mendapat semua rezeki di atas. Bagaimana kalau tidak ada buku terbit? Tidak ada ada karya premium? Shirei juga membuat daftar hal-hal kecil yang patut disyukuri Alhamdulillah bisa aktif Youtube lagi sejak Januari 2020, MasyaAllah Alhamdulillah bisa monet Youtube sejak Desember 2020, MasyaAllah Alhamdulillah bisa memulai proyek Lips Project, MasyaAllah Alhamdulillah bisa menamatkan Jangan Ada Lara dengan Mbak Nurul, MasyaAllah Bahkan sekadar Jumlah Follower  Alhamdulillah bisa punya 15k follower Instagram Shireishou, MasyaAllah Alhamdulillah bisa tembus 8k likers di Page, MasyaAllah Alhamdulillah bisa tembus 190k followers di Wattpad, MasyaAllah Alhamdulillah bisa tembus 6k Subscriber Youtube, MasyaAllah –   Tips Menyusun Resolusi 2021 Agar Bebas Stres dengan Bullet Journal Setelah bersyukur tentang pencapaian 2020, saatnyaa menulis resolusi 2021. Shirei ada tips untuk resolusi bullet journal agar tidak mengintimidasi. JANGAN TULIS TUJUAN, TETAPI CARA! Shirei nggak akan menulis ingin menerbitkan satu karya mayor, tetapi hanya akan menulis seperti ini : Menyelesaikan naskah Arancini untuk MDP bulan Februari. Mulai menulis satu bab seminggu dan menamatkannya pada bab 30 sebelum 2021. Revisi Fathiya mulai Februari 2021 Update blog setiap Senin dan Kamis Update Youtube setiap Sabtu Update Instagram Selasa, Kamis, dan Sabtu Update Page setiap hari Ikut BWM 4 dan Bentang dst Dengan berorientasi pada PROSES, maka kita akan merasa lebih santai. Karena kita akan berfokus pada usaha dan bukan hasil. Saat kita sudah berusaha, apa pun hasilnya, tinggal berserah pada Allah. Shirei sudah nggak ingin menetapkan target tinggi-tinggi. Saat ini, Shirei akan berfokus pada usaha. Sekecil apa pun langkah yang Shirei buat, semoga akan memberi dampak ke depannya. Jika ada pertanyaan, silakan drop komen di postringan ini, yaa! Tips Menyusun Resolusi 2021 Agar Bebas Stres dengan Bullet Journal

Tips Menyusun Resolusi 2021 Agar Bebas Stres dengan Bullet Journal Read More »

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan

Shirei sering mendapatkan kalimat, “Kalau nulis novel tuh harus Show don’t Tell! Biar pembaca bisa meresapi apa yang terjadi.” Nah, apa sih Show don’t Tell itu? Kenapa dia begitu dikumandangkan ke seluruh penjuru bumi? Seberapa sakti dia untuk membuat novel kita menjadi lebih hidup? Ehehehe Postingan kali ini akan membahas tentang bagaimana cocoknya Show don’t Tell diterapkan dalam cerita. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Sederhananya, jika kita menulis novel, jangan serta merta menulis seperti urutan kejadian yang lurus tanpa ada hiasan sama sekali. Banyak yang kurang mampu membedakan antara menulis laporan kejadian dengan menulis novel. Dalam novel ada berbagai macam faktor yang mendukung. Ada seting, karakteristik, dll Meski dalam contoh di post Tips Menulis Novel Gratis kali ini, Shirei enggak kasih semua faktor untuk masuk, tapi semoga tetap bisa dimengerti perbedaannya ⛔ Contoh salah : Syaira menangis, lalu mengambil tisu, kemudian mengelap air mata yang tumpah. Setelah tisunya basah, dia melemparnya ke tempat sampah. Hatinya begitu sedih hingga ia tak bisa berhenti menangis. —— Apa enggak ambyar itu feeling-nya? Si sana kayak pembaca berita lagi melaporkan kejadian penyebab terjadinya suatu peristiwa. Datar dan lurus tanpa emosi sama sekali. ⛔ Contoh salah 2 : Syaira mengeluarkan cairan sebening kristal dari matanya. Tetes demi tetes menyiratkan duka mendalam yang terus mengoyak jiwa. Sudah seminggu ini dia berbenguk. Bahkan helai putih terus teronggok di ranjang. Ia ingin mencuarkan darah dari nadi yang menjantang di tangannya. ——— Ini juga ambyar. Terlalu menyodorkam kosakata baru, kiasan-kiasan yang terlalu rapat satu sama lain bikin enggak fokus. Bahkan mungkin pembacanya perlu buka KBBI dulu supaya bisa memahami itu paragraf isinya apaan sih. Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Banyak juga yang sering bingung kenapaa kok novelnya ‘garing’. Salah satu alasan karena kita terlalu berusaha mengatakan, bukan menunjukkan. Alias, kita terlalu TELL bukan SHOW. Di sisi lain, ada yang justru terlalu berpuitis, lalu kehilangan esensi cerita sebenarnya karena sibuk menyusun kata dan frasa indah seperti contoh nomor dua. Kita terlalu SHOW dan kurang lugas. Contoh 1 dan 2 menjelaskan ada beda signifikan antara terlalu Tell dan terlalu Show. Keduanya butuh KESEIMBANGAN. Contoh yang seimbang : TELL : Aguri lapar. Perutnya terasa keroncongan kala mencium aroma roti. Sayang, uangnya terbatas. SHOW : Air liur Aguri menetes kala mencium aroma roti yang menggelitik hidung. Perutnya merintih. Pemuda itu ingin sekali menyuapkan roti lembut itu ke mulutnya. Sayang sekali, saat ini ia tak punya uang sepeser pun. Ah … seandainya menjadi Makai Knight bisa menghasilkan uang juga, tentu ia tak kelaparan seperti ini. Aguri – Garo Yami o Terasu Mono. Jadi, meski orang-orang selalu mengatakan Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan, sekali lagi, buat Shirei itu namanya keseimbangan. Tujuan utama menulis novel adalah membuat pembaca terhanyut dengan cerita. Kalau terlalu puitis ya susah dicerna, kalau terlalu lugas ya susah diresapi. Kalau kata orang dulu … Yang sedang-sedang sajaaaa. (plak) Jadi, sekian post tentang Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan. Kalian suka tipe yang mana? Show? Tell? Gabungan?

Menulis itu Menunjukkan, Bukan Mengatakan Read More »

20191008 113353 0000

Menulis untuk Memaknai Hidup

Pernahkah berpikir untuk apa sebenarnya kita menulis? Untuk meluapkan ide? Untuk menghibur orang lain? Untuk terkenal? Untuk dapat uang? Atau mungkin, untuk belajar memaknai hidup? “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56) Tujuan manusia ada di dunia sudah jelas untuk beribadah sebagai bekalnya di akhirat kelak. Masalahnya, apakah yang bisa kita lakukan agar hidup tak hanya mengejar akhirat, tapi juga berguna bagi sesama manusia (yang tentu InsyaAllah akan mendapat ganjaran kebaikan di akhirat). Menulis untuk Memaknai Hidup   Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289). Salah satu yang bisa Shirei lakukan adalah MENULIS. Dengan menulis, Shirei bisa memberikan kebaikan dalam bentuk cerita sederhana untuk dibaca orang lain. Bahkan web Tips Menulis Novel Gratis ini pun salah satu perwujudannya.   “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7) Menulis tak sekadar membuat cerita seru yang viral. Namun, berusaha agar setiap kata yang tertuang punya makna dan manfaat bagi pembacanya. Karenanya, Shirei berupaya keras untuk tetap menjaga niat untuk selalu lurus memberikan manfaat positif buat seluruh pembaca. Karenanya, Shirei berharap bisa Menulis untuk Memaknai Hidup. “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907] Kenapa Menulis untuk Memaknai Hidup? Sebenarnya, niat apa pun sah-sah saja. Toh, setiap penulis punya idealismenya masing-masing. Namun, Shirei memilih niatan menulis untuk memberi manfaat positif pada banyak orang. Shirei mengambil jalur menulis fiksi khususnya novel. Dalam kisah fiksi, meski harus didahului riset, tetap saja kisah di dalamnya UMUMNYA fiksi alias tidak nyata. Akan tetapi, di balik kisah tidak nyata itu, Shirei berharap bisa menyelipkan pesan secara tersirat tentang kehidupan. Bagaimana perjuangan para tokohnya dalam memaknai kehidupan. Itulah sebabnya, genre novel yang Shirei fokuskan adalah Slice of Life. Sebenarnya, kategori Slice of Life atau SoL ini terfokus pada KISAH SEHARI-HARI protagonis utama. Minim konflik dan open ending. Contoh : Doraemon, Crayon Shinchan, Chibi Maruko Chan, dll Akan tetapi, untuk genre novel SoL, biasanya difokuskan pada perjuangan protagonis utama untuk mendapatkan keinginannya yang terhalang permasalahan tertentu. Romansa biasanya hanyalah bumbu dan bukan fokus utama. Shirei pribadi, memaknai hidup dengan berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi sesama. Dengan menulis genre SoL, Shirei berharap bisa memberikan suntikan semangat bagi para pejuang kehidupan agar tidak menyerah! Agar mereka bisa berjuang bersama tokoh-tokoh yang Shirei ciptakan. Berikut daftar novel yang pernah Shirei buat dan sedikit perjuangan yang dihadapi tokoh utamanya : 💖 One Step — Cowok korban KDRT dan mantan ketua gang motor yang berjuang untuk berubah agar bisa lulus sekolah dengan baik. 💖 Voice in Dream — Cewek korban bully verbal berjuang meraih cita-cita menjadi seorang pengisi suara meski ditentang ibunya. 💖 Amore in Sardegna — Cewek Nomophobia berjuang menghilangkan kecanduannya terhadap gawai sekaligus belajar tentang kenyataan bahwa dunia maya tak selalu seindah kelihatannya. 💖 Fake Love — Perempuan penggila bento yang memaksakan diri menikah hanya karena didesak lingkungan sekitar hingga harus berhadapan dengan suami nggak peka yang penggila Gunpla. 💖 Obsessive Loves — Kisah perjuangan perempuan SMA korban perkosaan agar bisa mengatasi PTSD-nya. 💖 ToGetHer Love — Kisah perjuangan seorang programmer yang belajar menjadi gamer demi mendapatkan cintanya sekaligus mempelajari bahwa tak semua manusia sebahagia kelihatannya. 💖 Fathiya — Kisah seorang wanita yang berusaha move on dari bayang-bayang mantannya meski kini dirinya sudah menikah. 💖 Blood Beyond the Blue Gate — Kisah dua saudara kandung yang bahu-membahu berusaha menemukan kebahagiaan di tengah perburuan dan kematian. 💖 Sang Penggoda — Kisah Penyihir Angin yang berjuang memaknai kehidupannya yang selama ini terbutakan oleh harta. Slice of Life bukan genre populer seperti romance. Sangking enggak jelasnya, di Wattpad, dia nggak punya kategori sendiri. Jadi Shirei suka lompat-lompat ke aneka genre. Kasihan kan? 🤣 Akan tetapi, Shirei tetap bertahan di genre ini meski sampai detik ini tidak pernah punya karya viral. Ahahaha Karena apa? Shirei berharap tetap bisa memberikan manfaat positif bagi setiap pembacanya. Shirei juga berharap, teman-teman bisa menciptakan karya yang mampu memberikan inspirasi positif bagi banyak orang. Karena Menulis untuk Memaknai Hidup bukan suatu hal yang mustahil. Sudahkah kita menulis yang bermanfaat hari ini.

Menulis untuk Memaknai Hidup Read More »

error: Maaf, tidak diperkenankan klik kanan. Tautan akan terbuka langsung ke halaman baru.
Scroll to Top