Menunda-nunda menulis (prokrastinasi) sering bikin naskah kita terlantar. Padahal, kadang kita cuma butuh ritual rutin. Semacam angkah-langkah praktis yang membangunkan mood dan mematikan tombol “tunda” di otak.
Berikut 5 Cara Jitu Anti-Prokrastinasi Sebelum Menulis yang bisa kita praktikkan kapan pun teman-teman mau menulis.
Setiap penulis pernah mengalami writer’s block yang membuat jari enggan menyentuh keyboard. Alih-alih langsung duduk dan menulis, ritual anti-prokrastinasi sebelum menulis bisa menjadi kunci untuk “membuka gerbang kreativitas”.
Sering nggak denger kalau penulis produktif memiliki rutinitas spesifik sebelum memulai sesi menulis. Bukan sekadar coffee break, melainkan rangkaian langkah psikologis yang mengirim sinyal ke otak untuk ngabarin, “Sekarang waktunya berkarya.”
Nah, ritual anti-prokrastinasi sebelum menulis ini nggak perlu rumit. Fokus pada 5 langkah jitu berikut yang udah Shirei pakai juga.
Bayangkan ini: kita duduk di depan laptop dengan blank page, lalu berpikir, “Harus bikin bab 3 yang dramatis!”—tekanan ini justru memicu prokrastinasi. Apalagi kalau kalimat pertama tuh nggak sesuai sama harapan.
Solusinya?
Ritual ini memanfaatkan prinsip “action precedes motivation” (tindakan mendahului motivasi). Dengan membuang beban output, otak beralih ke mode explorasi, kondisi ideal untuk kreativitas.
Enggak cuma urusan memilih diksi kita pakai fokus ke lima indra. Tubuh kita pun perlu diperhatikan kesemua indranya, lho! Prokrastinasi sering dipicu oleh sensory overload. Otak kewalahan memproses informasi sehingga memilih “lari” ke media sosial. Terjadi juga untuk ibu-ibu yang overstimulasi di rumah oleh anak-anak.
Solusinya? Ritual anti-prokrastinasi sebelum menulis dengan sensory reset:
Hasilnya? Kita jadi lebih rileks untuk mulai menulis
Di Jepang, penulis haiku menggunakan teknik shasei (sketsa realitas) untuk mengatasi kebuntuan kreatif. Adaptasi modernnya menjadi ritual anti-prokrastinasi sebelum menulis yang powerful:
Batasan waktu 2 menit mencegah overthinking, sementara fokus pada observasi sensorik melatih kemampuan deskripsi, keterampilan kritis untuk penulis.
Tubuh kaku sering bikin otak malas gerak. Lakukan stretching ringan selama 2–3 menit. Angkat lengan, putar leher, tarik mata ke kanan-kiri. Lalu praktikkan napas 4–7–8:
Tarik napas dalam hitungan 4.
Tahan selama 7 hitungan.
Hembus perlahan selama 8 hitungan.
Ulangi 3 siklus. Shirei baru praktik ini otw 2 bulan dari kelas Bunda Sayang Ibu profesional. Ini akan mengurangi ketegangan dan meningkatkan fokus. Salah satu ritual penulis yang sederhana, tapi powerful.
Target harian seperti “tulis 2.000 kata” seringkali terasa menakutkan. Alih-alih, terapkan prinsip “1% rule” dalam ritual anti-prokrastinasi sebelum menulis:
Otak lebih mudah menerima komitmen kecil karena tidak memicu amygdala (area yang merespons ancaman). Setelah menyelesaikan 1%, Anda cenderung melanjutkan. Fenomena yang disebut Zeigarnik effect (otak mudah melupakan yang udah selesai dan malah fokus panik dengan yang belum).
Menunda menulis itu wajar, tapi 5 Cara Jitu Anti-Prokrastinasi Sebelum Menulis ini akan membantu kita memulai dengan ringan dan penuh fokus. Coba praktikkan setiap pagi, dan rasakan perbedaannya: naskah jalan, ide mengalir, dan prokrastinasi kabur!
Coba 1 ritual di atas besok pagi, lalu komen di bawah: Ritual mana yang paling ‘klik’ untukmu?
5 Filosofi Samurai untuk Mengatasi Burnout Dulu Shirei tipe yang nggak percaya adanya burnout. Shirei…
5 Cara Menulis Adegan Tarung Termasuk Keroyokan Shirei entah kenapa justru sangat amat suka menulis…
7 Cara Mengoptimalkan Cuaca dalam Novel Cuaca bukan sekadar latar belakang. Ia bisa jadi unsur…
Menulis prolog kadang terasa menakutkan. Jangankan mulai menulis, baru mikir ‘enaknya pakai prolog atau tidak’…
Halo, teman-teman! Kali ini kita akan membahas topik yang sering bikin penulis pemula atau bahkan…
Pernah nggak, kita sengaja mencari film, novel, atau drama dengan tema hubungan toxic meski tahu…
This website uses cookies.