Sering penulis galau gimana sih cara buat riset, tapi nggak buang-buang waktu? Kadang kita terlalu sibuk untuk riset sana-sini, tapi ternyata malah nggak semua masuk. Buanyak hasil riset yang akhirnya malah nggak kepakai. Masih mending kalau bisa disimpan. Yang fatal, kalau akibat terlalu bersemangat dalam mencari riset, capek duluan pas mau nulisnya. Akibatnya, malah nggak jalan novelnya. Kan ambyar, tuh!
Harus diakui, riset itu krusial banget terutama buat kita yang nggak punya banyak pengalaman. Rasanya bosen kalau memang ceritanya sekadar yang kita tahu saja. Karena itu riset super amat sangat penting.
Nah, di sini lah Shirei mau membahas
Riset biasanya jadi makan waktu, kalau kita nggak ada bayangan mau nulis apa. Akibatnya jadi melebar banget risetnya. Ke mana-mana banget. Karena kita belum tahu apa yang kita butuhkan. Ibarat kita mau ke supermarket, tapi nggak bawa daftar belanjaan. Akibatnya, kan malah bingung muter-muter nggak tahu mau belanja apa.
Nah, mencegah supaya kita nggak muter-muter nggak keruan, kita harus tahu ide ceritanya. Genrenya, lokasi, teknologi, dll
Misal, kalau mau bikin historical romance. Shirei kudu mikir dulu enaknya mau ambil seting mana, negara mana. Misal, untuk cerita Shirei yang My Lovers is a Beast, ini ambil zaman Viking. Jadi nggak usah nyari zaman medieval lainnya. Fokus ke viking era aja. Atau misal, Shirei mau idenya di Italia untuk Amore in Sardegna.
“Riset yang baik adalah landasan dari cerita yang hidup.”
Setelah kebayang misal, kayak contoh Shirei tadi pengin bikin di Italia untuk Amore in Sardegna, waktu kira-kira 90-an, saatnya riset untuk seting.
Nah, setting seperti ini yang harus dipikirin lagi, yang cocok sama ide cerita kita yang mana, sih? Misal, butuhnya seting pantai kah, seting gunung kah?
Setingnya tahun kapan? Masa lalu, kasa kini, atau mungkin masa depan?
Telusuri buku, artikel, atau dokumentasi lain terkait latar tersebut. Jika setting fiksi, buat kerangka dunia berdasarkan inspirasi dunia nyata.
Kayak misal, di kota Jakarta, tapi kecamatannya fiksi, ya boleh. Mirip kayak beika city di Jepang.
Siapa bilang riset cuma untuk setting? Riset karakter juga penting, lho! Lakukan riset tentang pekerjaan, budaya, atau kepribadian karakter juga. Jangan disepelekan.
Jangan sampai karakternya dokter, tapi lokasi IGD aja nggak tahu.
Kalau bisa wawancara langsung maka akan sangat bagus. Misalnya, berbincang dengan dokter untuk karakter dokter.
Namun, kalau nggak bisa, ya, bisa simak Tiktok, Youtube, Reels dari dokter-dokter yang kerap berbagi insight. Ambil yang sesuai sama novel kita.
Baca jurnal, buku, dan sumber terpercaya. Hindari hanya mengandalkan Wikipedia. Kalau bisa datengin sih, alhamdulillah. Namun, udah banyak koik review-review kota.
Salah satu cara Shirei untuk menjelaskan rasa makanan yang belum pernah Shirei makan ya juga begitu. Dari 5 Tips Riset Menulis Novel yang Hemat Waktu ini yang memang agak sulit. Soalnya di era internet, memilah mana sumber terpercaya dan tidak itu semakin sulit. Apalagi banyak AI. Dan jangan lupa, AI nggak sepenuhnya tepat, ya!
Pernah kan kita menyelidiki dua website ternyata hasilnya nggak sama bahkan bertolak belakang. Nah, tujuan kita untuk mengiji dan memvalidasi tulisan ya itu. Agar riset yang kita ambil tidak salah.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita tidak hanya memperkaya cerita, tetapi juga memberikan pengalaman membaca yang autentik dan menyenangkan bagi audiens. Selamat menulis!
Pengin tahu 5 Alasan Blog Sepi Pengunjung? Shirei punya solusi cerdas masalah ini. Yuk, disimak…
Nggak berasa, tahun 2025 tinggal hitungan hari. Perasaan Shirei, tahun 2024 tuh kayak wuzz banget,…
Sampai sekarang, Shirei masih terus belajar soal menulis novel. Ada kebiasaan-kebiasaan yang harus Shirei akui,…
Jumpa lagi postingan tahunan Shirei yakni Aliran Rasa Klip 2024! Alhamdulillah tahun ini Shirei juga…
Agak kaget pas Shirei di Wattpad, beli paid story, tapi isinya kayak belum diedit. Vibe…
Pernah nggak sih kita tuh ngefans banget sama tokoh fiksi? kayak Shirei yang nggak bisa…
This website uses cookies.